Ekstra Chapter
"Bahagia itu sederhana. Melepaskan apa yang harus dilepaskan dan mengejar apa yang ingin dikejar."
-Feel Real-
PAGI hari ketika matahari perlahan mulai menjunjung tinggi sinarnya, membuat suasana menjadi lebih ceria hari itu.
Parkiran SMA persada bahkan terlihat penuh hari ini, tawa gembira terdengar disetiap sudut bangunan sekolah yang penuh dengan setiap kenangan bagi setiap muridnya.
Hari ini, pengumuman hasil UJian Nasional bagi kelas dua belas dan wisuda kelulusan mereka.
Maka tak heran melihat hampir semua menggenakan pakaian adat, kebaya dan jas bagi yang laki-laki. Banyak sekali warna yang menghiasi suasana kali itu.
"Gimana, berdebar ngga?"
Seorang gadis manis dengan kebaya berwarna peach ditambah dengan rambutnya yang dibiarkan manis tergerai sebahu menoleh. Mengulas senyum manisnya.
"Papa ish," dumelnya sembari terkekeh pelan. "Kalau ngga berdebar nanti Papa yang kalang kabut."
Efran, laki-laki tampan dengan setelan jas rapi itu tertawa, mengusap lembut kepala putrinya yang ternyata sudah bertambah jangkung dan sudah bersiap lulus sekolah menengah atasnya.
"Hush, Cessa." Nesya menggelengkan kepalanya pelan.
"Habis, Papa yang mulai, Ma. Marahin aja."
Efran terkekeh melihat bagaimana cara putrinya itu mengadu pada Bundanya seperti itu. "Halah, orang kamu duluan yang baperan."
"CESS!"
Mendengar namanya diserukan oleh beberapa orang lantas membuat ketiganya menoleh, walaupun yang dipanggil hanya Cessa saja.
Sahabat-sahabatnya itu nampak melambaikan tangan sembari tersenyum lalu melangkah menghampirinya dengan segera.
"Pagi, Om, pagi Tante!" Naura menyapa dengan semangatnya sembari mencium tangan Nesya dan Efran diikuti yang lainnya.
"Loh, kalian udah dari tadi?" Nesya bertanya sembari mengulas senyum manisnya.
Devia balas tersenyum. "Ah, engga juga, Tan. Barusan aja, kok."
"Oh, iya, Om, Tan. Boleh pinjem Cessanya ngga? Mau foto-foto satu kelas dulu soalnya, Om, Tan." Balas Resha sembari tersenyum lebar.
"Boleh kok boleh, pinjem aja yang penting nanti kembaliin dan ngga usah dinamain." Efran membalas dengan nada bercandanya. Cessa sampai heran, kok mau ya Mamanya itu sama Papanya? Kan heran.
Mendengar celetukan Efran barusan membuat Nesya berdecak pelan lalu mengamit lengan suaminya itu. "Pa, udah ah ayo, Cess have fun ya. Kalian juga," ujarnya sembari tersenyum.
"Papa lo antik ya, Cess?" Naura masih saja menatap punggung tegap Efran yang dengan jahilnya menertawakan Nesya entah karena hal apa.
Cessa memutar bola matanya malas. "Untung gue ngga nurun Papa."
-Feel Real-
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Real
Fiksi RemajaFeel Real "Ketika cinta itu hadir." a teenfiction by natchadiary Remaja, pasti erat kaitannya dengan persahabatan dan cinta. Seperti halnya yang dialami oleh Cessa. Dimulai dari hari pertama masa putih abu-abunya yang langsung di hadapkan dengan c...