48 :: Bertahan atau Menyerah?
"Kalau aku menyerah. Kamu jangan lupa bahagia ya..soalnya aku pengen lihat kamu bahagia, walaupun dari jauh." - Levin
"Aku masih menyimpan baik tawa canda dan celoteh hangatmu ketika jarak diantara kita benar-benar terbentang tanpa kata dan tanpa aba." - Natcahdiary.
Jangan lupa follow ig @officialnatchadiary yaa
Maaf ya ngaret apdetnya. Masuk sekolah tugas udah seabrek soalnya. Curhatcurhat yaa.
Makanya biar semangat yang jadi sider muncul dong main bareng sini aku pengen liat kalian 💜
Yaudah enjoy sama mereka yaa...
-Feel Real-
HUJAN. Lagi kembali mengulas tawa pecahnya bersama langit yang bergumpal dengan kelabu, menyapa bumi dengan gembiranya, mengulas semangat daun yang menguning, meluruh layu dalam panas.
Sore, ditengah bulan Maret, hujan masiy saja senantiasa mengguyur bersama guratan semangatnya yang tertuang dalam tari air yang menampar-nampar jalanan dengan senangnya.
Ditengah hujan yang begitu deras mengguyur, Levin masih saja terus memacu motor sportnya, membiarkan tubuhnya diguyur oleh hujan dengan senangnya.
Karena bersama hujan dia bebas menumpahkan emosinya, air mata yang tanpa kata selalu ditahannya selama ini. Dadanya rasanya sesak menyimpan semuanya sendirian dalam dekap perih yang begitu tajam menghujam hatinya selama ini.
Levin lelah rasanya berteman dengan perih yang selalu menghadangnya begini.
Hatinya ingin menjerit sekuat tenaga mengulas semua sepinya kali ini. Menjerit ditengah ramainya guyuran hujan yang membelengunya dalam sepi perasaan.
Jalanan begitu licin kelihatannya, Levin tidak peduli kali ini. Emosi dan egonya lebih menang ketimbang pemikirannya. Rasanya begitu lelah, sakit dan sesak disaat bersamaan.
Tamparan air hujan yang menerjangnya mengingatkannya bahwa luka itu memang nyata dan ada, perih dibawah tawa langit yang begitu mengejek hatinya sekarang.
Awan yang begitu ceria menumpahkan perasaannya dan dia yang sibuk bergumul dengan hatinya yang terasa sesak dalam perih.
Mengingat bagaimana sabetan oerih tadi menampar tubuhnya, mengulas jejak perih pada punggung dan dadanya yang terasa sesak. Tubuhnya rasanya lelah menerima itu semua, belum lagi rasa sakit yang mrmintanya menjerit pada rasa nyeri diperutnya yang kian membuatnya terhimpit dalam sesak.
Hatinya juga berseru luka karenanya. Tanpa aba dan tanpa kata dia ingin mengutarakan sakitnya semua. Perih dalam sesak yang mendekapnya begitu erat. Melihat dia tertawa bersama dengan yang lain begitu senangnya.
Dia terlihat begitu bahagia mengulas tawa manisnya bersama dengan dia yang lain yang begitu menerimanya dengan baik.
Levin hanya merasa takut jika selama ini dia menghambat bahagia mereka karena berada ditengah jalan mereka yang seharusnya sudah bersatu dalam ikatan bahagia bersama.
Iya, rasanya kehadirannya begitu salah selama ini diantara mereka.
Kehadirannya yang membuat mereka tak pernah bersatu dalam ikatan bahagia dan hanya berpisah dalam jarak perih yang membatasi keduanya dalam riak yang sebenarnya berseru ingin bersama dalam bahagianya.
![](https://img.wattpad.com/cover/116900574-288-k897729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Real
Teen FictionFeel Real "Ketika cinta itu hadir." a teenfiction by natchadiary Remaja, pasti erat kaitannya dengan persahabatan dan cinta. Seperti halnya yang dialami oleh Cessa. Dimulai dari hari pertama masa putih abu-abunya yang langsung di hadapkan dengan c...