[13] Perasaan Rumit

1.7K 95 2
                                    

13 :: Perasaan Rumit

"Hal sederhana yang paling sulit di lakukan itu memang jujur pada perasaan sendiri." - Davin Aksara

"Kadang jatuh cinta sendirian itu lebih sakit ketimbang jatuh dari tangga." - Gefano

F E E L R E A L

Sore ini hujan. Tepat hari kelima di bulan Oktober.

Padahal waktu baru menunjukan pukul empat sore waktu Indonesia barat. Awan yang semula secerah kapas langsung menggumpal menyuarakan seruannya dengan tetesan yang berjatuhan.

Enggan di terjang guyuran hujan yang lebih deras membuat Cessa dan Dimas memutuskan untuk berteduh sembari menunggu hujan reda di sebuah cafe yang terletak di dekat sebuah danau buatan.

Keduanya sama-sama memandang lurus ke arah air danau yang tengah bergurau dengan rinai hujan yang menggelitiknya membuat tarian indah di atas air. Kebetulan juga Dimas dan Cessa sengaja memilih untuk duduk di lantai dua cafe itu yang langsung mengarah ke danau buatan itu.

Dimas berdeham sejenak. Mengurangi kesunyian diantara keduanya. "Ehkm..dingin-dingin gini kayaknya enak ya pegangan tangan."

Mendengar kalimat yang di lontarakan oleh Dimas barusan membuat Cessa refleks menoleh. Tatapan datar cewek itu lantas menghunus manik mata pekat milik cowok itu. "Apanya yang pegang apa?!"

Cowok berlesung pipi itu lantas terkekeh. Apalagi melihat raut wajah kesal yang anehnya malah terlihat menggemaskan di matanya. "Galak banget sih, Cess?"

Cessa memutar bola matanya malas. "Udah tau gue galak, ngapain masih di ajak jalan juga?"

Dimas tidak kehabisan kata-kata mendengar kalimat balasan Cessa barusan. Cowok itu malah menggumbar senyumannya yang membuat Cessa mendengus. Ternyata Dimas ini sadar pesona juga. Sadar kalau kadar ketampanan cowok itu akan meningkat drastis saat lesung di kedua pipinya itu menampakan diri mereka. Manis apalagi di tambah wajah baby face cowok itu.

Gimana mau masang tampang galak kalau dianya malah masang tampang gemay minta di unyel-unyel gini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana mau masang tampang galak kalau dianya malah masang tampang gemay minta di unyel-unyel gini?

"Kan kalau gue sudah nyaman. Lo bisa apa?" Tegas dan lugas itu penyampaian nada bicara Dimas barusan.

Rasanya darah Cessa berdesir hebat mendengar kalimat santai dari seorang Gefano Adimas barusan. Sialnya lagi kenapa juga jantungnya harus ikutan berkolaborasi dengan berdetak cepat begini. Heuh, Dimas kampret.

Enggan meresapi salah tingkahnya membuat cewek itu memasang tampang judesnya. "Receh amat lo, Dim." balasnya dengan nada datarnya.

Heuh, emang dasarnya cewek. Apa yang di ucapin di mulut emang kadang bertolak belakang sama yang ada di hati. Gengsinya ketinggian. Iya Cessa itu gengsi mengakui kalau kupu-kupu seras berterbangan di perutnya saat itu juga.

Feel RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang