1

31.8K 1.2K 16
                                    

Pagi ini aku bersiap-siap untuk hari pertamaku di SMA NUSANTARA. Hari pertama ini terkesannya sangat was was. Hatiku deg-degan kencang.

Ya Allah tenangkan hati hambaMu ini. Bismillah.

"Ra? Udah selesai? Ayo berangkat"ucap kak Ardan dari balik pintu yang sedikit terbuka.

"Iya kak"jawabku lalu meraih ranselku yang berisi perlengkapan MOS yang diminta.

Dalam perjalanan, hanya ada suara radio yang berisi tentang curhatan hati seorang istri.

Astagfirullah. Apa yang dipikirkan wanita itu? Sampai-sampai aib suaminya sendiri diumbar ke penyiar radio? Astagfirullah.

Tut!

Aku melirik kak Ardan yang mematikan radio tanpa menoleh selain ke arah jalanan.

"Ga usah dengerin itu"ucapnya. Aku mengangguk.

"Kamu udah siap mental?"tanya kak Ardan sambil melirikku sekilas.

Aku mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Mereka kan juga manusia, jadi Zahra ga perlu minta bantuan kak Ardan ngawasin Zahra terus" Kak Ardan terkekeh mendengar penuturanku.

"Oh iya ya, dulu kan waktu kamu SMP waktu MOS Kak Ardan kamu minta jagain terus karena takut digalakin temen-temen kakak kan? Hahahah waktu itu juga ga ada yang berani manggil atau jahilin kamu"

Kini aku dan kak Ardan tertawa bersama mengenang masa-masa dulu.
Kak Ardan adalah saudaraku satu-satunya. Berjarak umur 3 tahun dariku. Dia sangat menyayangiku. Aku pun begitu. Bagiku dia adalah pahlawan setelah Ayah. Lalu nanti posisi itu akan terganti oleh suamiku sendiri nantinya.

"Ra, udah sampai"ucap Kak Ardan sambil memberhentikan mobilnya di depan gerbang.

Aku membuka seatbelt lalu mencium tangan kak Ardan lalu keluar dari mobil.

"Zahra"panggil Ayu di depan gerbang sambil melambaikan tangannya. Aku menuju kearahnya.

Tanpa aku sadari ada sebuah motor yang hampir menyerempetku.

"Aaa!!!"

***

Aku berjalan masuk ke ruanganku dengan wajah murung.

"Ra, tunggu!"

Aku acuh terhadap Ayu yang berusaha menyamakan langkahnya dengan langkahku. Karena aku berjalan cepat dengan langkah besar.

"Ra!"

Aku duduk di kursi paling pojok dengan nafas tidak teratur. Antara capek jalan dan masih emosi dengan kejadian tadi.

Astaghfirullah. Istighfar Ra!!! Istighfar!!!

Aku menyebutkan terus namaNya hingga aku merasa tenang.

"Kamu ga apa-apa Ra?"tanya Ayu. Aku menggeleng.

"Syukurlah!"

Aku hanya terdiam.

"Sumpah! Kamu bikin aku panik tau ga"

Flashback

"Aaa!!!"

Ciiiitt!!!!

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang