20A

16.3K 750 1
                                    

Zahra tersenyum memandangi Ardan mencium kening istri sahnya, Rista. Walau ada rasa ragu di hatinya. Ia bingung apakah itu benar pilihan Ardan atau terpaksa. Yang ia takutkan adalah pernikahan itu terpaksa.

Ilham memandangi Zahra yang terdiam. Ilham melirik ke seluruh ruangan. Hanya tersisa keluarga Zahra dan Rista. Ia pun mendekati Zahra.

Ilham menggenggam tangan Zahra, membuat gadisnya menoleh ke arahnya. Ilham tersenyum tipis "Pengen deh ngulang hari, kamu yang aku cium kening lagi di depan penghulu"

Zahra tersenyum. Suaminya itu seperti biasa, selalu mengeluarkan kata-kata yang mampu membuatnya tersenyum.

Cup!

Zahra mengecup pipi kanan Ilham. Ilham tersenyum. "Ra, jangan godain aku lagi deh"

Zahra terkekeh.

"Yeee kalian berdua ini. Dipanggil-panggil dari tadi ngga nyaut-nyaut"ucap Ayah sambil mendekati Zahra dan Ilham.

"Ada apa Ayah?"tanya Zahra.

"Ardan nyuruh ngumpul tuh, kalian malah sibuk pacaran di sini. Ayo"ucap Ayah sambil berjalan menuju Ardan, Rista, Ibu dan keluarga Rista.

Dengan cepat Zahra mengalungkan lengannya pada lengan ayahnya. "Heheh yaudah yuk Ayahku tersayang"

Ilham membuang mukanya. Ia tahu Zahra adalah anak ayahnya. Tapi melihat itu membuat Ilham sakit hati.
Tiba-tiba Ilham merasakan tangannya digenggam. Ia berbalik dan menatap Zahra yang sedang nyengir.

"Ayo atuh masku sayang"ucap Zahra pelan.

Jantung Ilham sudah tidak karuan. Kata-kata Zahra begitu menghipnotisnya.

Mereka pun duduk bersebelahan. Kini kedua keluarga itu hening.

Ardan berdehem.

"Ardan.... Ardan memutuskan untuk pergi bersama istri Ardan"ucap Ardan.

Seorang wanita berhijab di ujung sana meremas jarinya. Ia cemas. Dia adalah Riska.

Ayah Zahra terkejut. Bukan hanya ayahnya, semua terkejut terkecuali keluarga Rista yang sudah mengetahui semuanya.

"Loh? Kemana dan kenapa, Ardan?"tanya Ibu.

"Ardan hanya ga mau ngumpul sama keluarga. Ardan pengen membangun keluarga hanya dengan istri Ardan"jawab Ardan.

"Kemana kak?"tanya Zahra.

"Kemana aja"

Zahra mengernyitkan keningnya lalu ia menatap Ilham yang tiba-tiba menggenggam tangannya. Ilham memberi kode pada Zahra.

"Mungkin luar kota"lanjut Ardan.

***

"Ada apa dengan kak Ardan?"Zahra bergumam agak keras. Ilham melepaskan jas hitamnya sambil berbalik ke arah Zahra.

"Maksud kamu, Ra?"

"Hmm.. Zahra bingung kok kak Ardan tiba-tiba pengen pergi gitu aja"

Ilham berjalan dan duduk di samping Zahra. "Kan dia udah bilang kalo dia pengen membangun keluarga yang mandiri dan ga ngumpul sama keluarga"

"Tapi ga harus ke luar kota, Mas"

Ilham terdiam sejenak. "Kalo memang itu keputusan dia sebagai kepala keluarga untuk rumah tangganya, lantas kenapa kita harus bingung dan curiga?"

"Zahra ga curiga, Mas.  Hanya heran"

"Aku rasa ada yang kamu sembunyiin dari aku, Ra"

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang