13 (part masa lalu Zahra)

14K 729 3
                                    

Zahra mengintip seorang anak lelaki yang sedang menatapnya. Zahra bersembunyi di balik ayahnya.

"Yah, itu siapa?"tanya anak lelaki itu.

"Itu Jani, kamu main ya sama dia. Ayah lagi ada urusan"

Anak lelaki itu mendekati Zahra.

"Hai Jani! Kenalin namaku Ilham"ucap Ilham sembari mengulurkan tangannya.

Zahra tersenyum manis lalu menjabat tangan Ilham.

"Main yuk!"

Zahra mengangguk.

"Kita main apaan yah?"ucap Ilham sambil terlihat berpikir.

"Ah aku tau! Gimana kalo kita main petak umpet aja?"ide Zahra. Ilham mengangguk.

"Kamu yang jaga, aku yang sembunyi ya?"usul Ilham. Zahra mengangguk lalu menutupi matanya dan mulai menghitung satu sampai sepuluh.

"Sepuluh!" Zahra membuka matanya. Ia celingak-celinguk di tamannya. Ia hampiri pohon mangga kecil.

"Ba!!"

Zahra cemberut saat ia mengetahui bajwa dibalik pohon itu tidak ada Ilham.

Ia menghampiri pohon-pohon lain namun lelaki itu tidak ada.

"Ilham kamu di mana?" Tidak ada jawaban.

"Ilham, ayo keluar. Aku nyerah"

"Ilham"

Zahra takut sendiri. Saat ia berbalik ke belakang.

"Ba!!!"

"Aaaa!!!"kaget Zahra. Ilham tertawa. Zahra cemberut lalu mencubiti perut Ilham. "Dasar Jahil!!!"

"Aw sakit!!! Aku bales ya??"ucap Ilham lalu mulai menggelitik perut Zahra. Zahra langsung berlari. Ilham mengejarnya.

"Sini kamu"teriak Ilham.

"Wleekkk!!! Ga dapet!!"olok Zahra.

Ilham mengejarnya. Tiba-tiba Zahra terhenti, ia merasakan sakit di kepalanya. Dan akhirnya dia pingsan.

Ilham menghampiri Zahra dengan panik. "Ra, bangun!!"

"Ayah!!!"teriak Ilham. Tidak lama Ayah, beserta orang tua Zahra datang.

"Jani!!"pekik Ibu Zahra. Zahra pun digendong oleh ayahnya.

Zahra dipakaikan minyak telon di hidungnya tidak lama ia pun tersadar. Ibu nya langsung memberikan dia obat.

"Ayah, itu obat apa?"tanya Ilham.

"Obat sakit kepala"

"Oohh"

"Jani yuk main lagi"ajak Ilham.

"Zahra nya istrahat dulu ya Ham"ucap Ayah Zahra.

"Loh? Namanya Zahra Om? Bukannya Jani ya?"

Ayah Zahra terkekeh "Namanya juga Jani. Lengkapnya Zahra Anjani"

***

"Ih kamu ambil yang ini!"ucap Zahra sambil memberikan jam tangan biru kearah Ilham. Ilham cemberut, ia maunya yang warna Hijau tapi ternyata Zahra juga menginginkan yang warna Hijau.

"Ham, kamu mengalah dong sama Jani"ucap Ayah Ilham.

Ilham mengangguk pasrah. Zahra tersenyum manis. "Nanti kalo kamu mau pake, ga apa-apa kok. Kita kan sahabat"

Ilham tersenyum lalu mencium pipi kanan Zahra. "Makasih Jani"

Ayah Ilham yang sedang menemani mereka main hanya menggeleng melihat adegan itu.

***

"Aduh! Kepalaku sakit"rengek Zahra sambil memegang kepalanya.

"Kepala kamu sakit, Ra?"

Zahra mengangguk.

"Aku panggilin ibu kamu ya?"tanya Ilham sambil berdiri.

Zahra menarik tangan Ilham. Ilham melihat wajah Zahra yang bertambah pucat.

"Aku takut sendiri, Ham"ucap Zahra.

ilham mengangguk.

Brukk!!!

Zahra pingsan. Ilham langsung berteriak memanggil orang tua Zahra.

***

"Ilham ayo cepat!!!"teriak ayahnya sambil menarik koper. Ilham berbalik melihat Zahra yang menangis di punggung ibunya.

"Aku akan kembali, Jan!!!"teriak Ilham lalu ia pun mengikuti ayahnya yang masuk ke dalam mobil.

Mobilnya pun pergi meninggalkan Zahra.

"Bu, aku gak mau Ilham pergi. Ilham sahabat aku, Bu"

Ibu mengusap pelan kepala Zahra "Ilham perginya gak lama kok, Jan. Dia pasti akan cepat pulang"

"Kan masih ada abang"ucap Ardan di samping ibunya.

"Abang nakal kalo sama Jani. Ilham yang sayang sama Jani"

***

"Ayah, Ibu akan baik-baik saja kan Yah?"tanya Ilham pada ayahnya yang sedang menopang kepalanya. Mereka berdua duduk di kursi tunggu luar UGD.

"Ham, kamu sabar ya sayang"ucap Ayahnya.

Ilham langsung menangis.

"Ibu pasti akan baik-baik saja, Yah. Ilham sayang sama ibu"

"Who is patient family?"tanya suster.

"I am"jawab Ayah Ilham lalu mengikuti langkah suster tersebut.

***

"Apa?! Ibu ga mungkin meninggal, Yah!!! Ga mungkiiin hiks hiks"

Ayah Ilham merengkuh anaknya yang menangis kencang itu. Padahal dirinya sendiri rapuh.

"Sayang, masih ada Ayah"ucap Ayahnya.

"Aku pengen ibu"

"Iya, sabar ya sayang"

"Hiks hiks!!"

***

"Bu, Ilham kapan datang? Udah seminggu dia ga dateng. Ilham ga mau main lagi ya sama Jani?"

Ayahnya tersenyum "Jani, Ilham pasti akan datang, kamu sabar ya?"

Zahra hanya cemberut.


My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang