Hari ini adalah hari H-nya olimpiade. Olimpiade Matematika tepatnya. Zahra beristighfar dari tadi.
1 jam berlalu dan akhirnya Zahra berhasil mengerjakan soal olimpiade dengan baik dan lancar.
Alhamdulillah.
Zahra memberikan kertas jawabannya pada pengawas dan dia pun keluar.
"Udah, Ra?"tanya Alif yang menghampiri Zahra depan pintu.
"Alhamdulillah sudah, Lif. Ayo ke kelas"
"Eng-ga deh, Ra. Kayaknya aku harus ke kantin, dari tadi aku ga makan"
"Yaudah aku duluan ya"
"Kamu ga mau temani aku, Ra?"
"Maaf, Lif"
"Kita ga berdua kan, Ra? Masih ada penjaga kantin"
Memang jika sudah jam begitu pasti kantin sepi.
"Maaf, Lif aku ga bisa. Aku harus pulang sekarang. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Zahra berlalu dari hadapan Alif.
Aku tahu, Lif. Aku tahu semuanya. Aku tahu kamu punya perasaan sama aku. Tapi maaf, Lif. Aku ga bisa merespon itu. -Zahra.
***
Saat ini Zahra dan Ayu tengah bercerita tentang kakak kelas yang mereka idamkan itu. Lebih tepatnya hanya Ayu.
Tiba-tiba Ayu merasa kandung kemihnya penuh dan harus segera ke kamar kecil.
"Ra, nitip hp aku ya?"
Zahra mengangguk. Ayu segera berlari perlahan. Zahra terkekeh melihat gaya lari dari Ayu.
Cling!!! Cling!!!
Terlihat di layar hp Ayu, 1 pesan dari...kak Ilham?
Kening Zahra mengerut. Ia seperti mempunyai firasat yang tidak baik saat ini.
Tidak, aku ga boleh buka. Ini kan privasi.
Zahra merasa hatinya tidak tenang. Dia lalu beristighfar sebanyak mungkin.
"Ra"
Zahra membuka matanya dan melihat Ayu sudah duduk di hadapannya.
"Yu, tadi ada sms dari....kak Ilham"
Ayu terbelalak. Namun sedetik kemudian dia mencubit lengan Zahra gemas.
"Ish, padahal kan aku pengin buat suprise sama kamu Ra. Ish nyebelin banget sih"
Zahra terdiam.
"Nih, dia sms aku. Dia bilang aku ada waktu ga sebentar?"
Ayu berbinar. "Dia ngajakin aku jalan, Ra!!"
"Iya"jawab Zahra.
"Tapi kak Ilham yang mana ya?"tanya Zahra. "Itu ketos kita"
Zahra merasa sesak.
Astagfirullah. Kenapa hatiku sesak? Apakah benar aku memang menyukai kak Ilham? Jika memang benar rasa ini, apakah aku harus membuang segera perasaan ini? Dikala ternyata kak Ilham lebih memilih sahabatku sendiri -Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate