43

12K 593 22
                                    

Pagi ini Ilham sarapan lalu meminum obatnya, setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk istrahat. Saat ia berada di lantai atas, depan pintu kamar, ia berbalik ke arah tangga yang menampilkan seluruh lantai bawah.

Ia melihat bayangan-bayangan Zahra. Ilham melirik kearah sofa di mana waktu itu ia sedang tidur di luar karena Zahra ngambek.

Zahra memeluk Ilham dengan posisi duduk.

"Ra?" suara Ilham dengan serak. Sepertinya ia terbangun.

"Mas, tahajjud yuk"ucap Zahra. Ilham mengangguk sambil mengucek matanya.

"Mas, maaf ya Zahra usir Mas dari kamar"ucap Zahra pelan sambil memainkan jarinya di atas dada Ilham. Ilham tersenyum.

"Engga apa-apa, aku tahu bumil kan moodnya sering ubah-ubah"jawab Ilham. Zahra tersenyum.

"Jadi tahajjud ga nih?"tanya Ilham. "Yaudah ayok"jawab Zahra.

Ilham menghembuskan nafasnya pelan. Saat ia akan memutar balik badannya, ia mendengar suara Zahra.

"Mas?"

Zahra siap menyerbu Ilham dengan sikap manjanya.

"Iya, Ra?"

"Aku laper"

"Aku bikinin mi instan sebentar ya?"

Zahra menggeleng lalu mendongakkan kepalanya. Menatap Ilham tepat di manik mata Ilham.

"Ikan asin?"tanya Ilham.

Zahra menggeleng. "Aku udah kayak ikan buntal yang diasinin"

Ilham terkekeh. "Lalu apa?"

"Rujak, Mas"

Ilham menelan ludahnya. Istrinya mengidam. Ia melirik jam dinding. Sudah menunjukkan pukul 09.00 malam. Apakah masih ada yang buka?

Zahra tersadar respon Ilham. "Masih, Mas. Kita cari. Pasti masih ada yang buka. Ayo, Mas"manja Zahra.

"Iya. Yaudah yuk!"

Ilham meremas kepalanya, rasanya kepalanya akan pecah.

Sepertinya obat yang barusan aku minum bukan untuk menyembuhkan.
Apa obat itu mempunyai efek menambahkan penyakit? Ya, penyakit rindu.

***

"Pagi sayang" ucap Farel langsung memeluk Siska dari belakang. Hampir saja pisau yang dipegang Siska melayang ke belakang, akibat jurus-jurus dasar yang diberikan saat pembekalan bersama Ilham.

"Kamu sadis deh Yang"ucap Farel yang agak kaget

Siska cekikikan. "Habisnya Mas sih, aku lagi masak, lagi motong-motong bawang eh Mas datang, ga pake suara lagi, langsung meluk aja"

"Hehe..iyadeh iya. Ga apa-apa kalo pisaunya ke arah Mas, asal jangan lukai tangan kamu"

Maaaasss!!! Rasanya aku masukkan bawang ini ke mulutmu supaya tidak bicara manis terus!!! Apa tidak lihat pipiku yang seperti warna tomat?!

Farel mendekatkan wajahnya perlahan dengan wajah Siska. Ia akan mencium pipi Siska yang merah itu. Siska kebingungan apa yang akan dilakukan Farel. Ia pun berbalik ke arah wajah Farel.

Cup!

Mata Siska membulat dengan cepat ia melepaskan ciuman yang tidak disengaja itu.

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang