24

12.5K 612 2
                                    

Seminggu kemudian...

Ilham telah keluar dari Rumah Sakit kemarin. Sekarang ia bersama Ardan memantau polisi yang mencari Zahra di mana.

"Pak, saya punya kabar baik"ucap seorang polisi sambil tersenyum.

"Kabar apa itu?"tanya Ardan. "Lokasi terakhir GPS Ibu Zahra sudah ditemukan"

Alhamdulillah

"Segera kita kesana, Pak"ucap Ardan. Ilham mengekorinya.

***


Zahra menatap sendu ke arah pintu yang tertutup rapat. Pintu itu tidak pernah ia lewati untuk keluar. Tapi ia takut keluarganya akan pusing mencarinya.

Sebenarnya, mengapa mereka menculikku?? Sedangkan mereka sangat perhatian terhadapku. Makanan dan perlengkapan lain yang ku minta sering kali mereka penuhi. Sebenarnya ada apa ini? Siapa dalang dibalik semua ini?

"Ssttt!!!!!"

"Astagfirullah!!!"Zahra berteriak keras sambil memegang dadanya. Ia baru saja mendengar sebuah suara. Sumbernya seperti dekat dengannya. Tapi yang ia lihat, ruangan itu kosong. Hanya ada dirinya.

Apa itu hanya hayalannya? Apa karena sudah terlalu lama dia sendirian di sini dan selalu berharap Ilham akan datang menyelamatkannya?? Ya, mungkin itu hanya hayalan.

"Zahra"

Zahra menelan salivanya pahit. Ia menggigit bibirnya sambil beristigfar terus menerus.

"Ra, ini aku Farel. Aku ada di belakang kamu"

Zahra membelalakkan matanya dan segera membalikkan badannya. Ya, benar itu Farel namun hanya wajahnya yang kelihatan.

Zahra baru tahu saat ini bahwa di ruangan itu ada jalan keluar. Ada jendela lama yang ditutup namun bisa untuk mengeluarkan diri.

"Ra, kamu mundur. Aku mau buka jendela ini. Usahakan jarak kamu jauh ya?"

Zahra segera menuruti perkataan Farel.

Ya Allah, terima kasih Engkau memberikan sahabat yang baik untukku.  Mas, aku kangen - Zahra.

Dengan dua kali hentakkan jendela itu terbuka. Zahra segera keluar dan dibantu oleh Farel. Namun, kakinya terkena goresan paku dan cukup dalam.

Farel khawatir. Ia langsung menggendong Zahra ala bridal style.

"Rel, aku ga apa-apa. Kamu turunin aja"ucap Zahra.

Farel menggeleng.  "Selain aku udah bawa ke rumah sakit baru semuanya baik-baik saja, Ra"

Zahra merasakan sakit pada kakinya. Ia merasakan perih yang berdenyut. Darah terus mengalir dan sampai kena celana Farel.

Ya Allah, ternyata tempat ini berada di tengah hutan. Pantas saja Mas Ilham tidak pernah menemuiku selama ini - Zahra.

Ra, Alhamdulillah kamu udah baik-baik saja. Aku khawatir kamu terjadi apa-apa. Karena sakitmu adalah sakitku. - Farel.

Farel tersenyum memandangi Zahra. Tiba-tiba ia dikagetkan oleh teriakan seseorang.

"Jangan bergerak!!!"ucap polisi sambil mengarahkan pistol ke arah Farel. Zahra rupanya tertidur di dalam pelukan Farel.

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang