Dua bulan kemudian....
Zahra mengusap wajahnya setelah selesai curhat pada yang Kuasa sambil mengucap kata "Aamiin". Subuh ini masih dingin dan begitu sejuk. Tiba-tiba mikrofon Masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari kost-an Zahra berbunyi.
"Test 1 2 3..test!"
Pak Ustad mulai menyebutkan tema apa yang akan dia jadikan tema ceritanya subuh ini. Tentang seorang istri.
Suara tawa terdengar saat Pak Ustad bercerita tentang suami istri yang sama-sama selingkuh. Zahra pun menarik ujung bibirnya membentuk lengkungan. Bahkan Zahra memasang telinganya baik-baik, untuk mendengar cerita ustad itu.
Pembahasan itu berlangsung dan mengetuk pintu hati Zahra saat Pak Ustad berkata, "Wahai kaum hawa yang berstatus menikah. Jangan lah kamu menginggalkan suamimu dengan alasan apa pun, terkecuali suami kalian yang memintanya. Dan apabila itu terjadi, dosa kalian teramat sangat besar. Allah membenci itu. Apalagi keluarnya tidak pamit oleh suami. Astagfirullah . Kebayang ga sih dosa kalian udah kayak segunung? Atau enggak udah kayak semesta ini? Belum lagi dosa saat kalian belum menikah, ditambah lagi dosa sesudah menikah? Astagfirullah..."
Zahra menghapus jejak air matanya yang entah sejak kapan turun. Ya Allah, hamba berdosa..
Zahra mengingat saat dulu ia dan ayahnya bercerita bersama sehabis sholat Subuh. Saat ibu dan kakaknya menyiapkan kebutuhan pokok mereka untuk berkemah.
***
Zahra hendak berdiri dan melepaskan mukenahnya namun panggilan ayahnya membuat dia harus menoleh pada lelaki paruh baya itu.
"Iya, Ayah?"tanya Zahra. Ayah menyuruhnya duduk di samping lelaki itu. Zahra pun dengan senang hati mengikuti perintah ayahnya.
"Gimana sekolah kamu?"
"Baik, Yah"
Ayah mengangguk sebentar. "Kamu nanti mau lanjut atau enggak?"
Zahra tampak berpikir sebentar lalu mengedikkan bahunya "Entah, Zahra juga ga tau"
"Kamu akan menikah"
"Tidak, Yah. Zahra masih ingin membahagiakan kalian"
"Itu fakta loh, Ra. Kamu pasti akan menikah. Hanya tergantung waktu"
Zahra terkekeh. Begitu sangat jauh pemikirannya.
"Nanti saat kamu sudah menjadi seorang istri layani lah suami kamu, agar kamu mendapat ridho Allah"
Zahra hanya terdiam mendengarkan ayahnya.
"Saat kamu keluar rumah, harus meminta izin dulu sama suami. Kalo suami ga izinin jangan pergi karena itu adalah dosa jika kamu melanggar"
"Dan jangan pernah ninggalin suami kamu walaupun suatu saat ada masalah yang menimpa kalian. Dan ingat! Jagalah rumah tangga kamu agar tidak ada kata cerai"
Ayah mengusap pelan kepala Zahra membuat Zahra menunduk. "Ayah yakin kamu akan bisa menjaga rumah tanggamu suatu saat nanti"
Zahra mendongak "Iya, Yah. Zahra janji. Zahra akan menjadi seorang istri yang baik untuk suami Zahra. Seperti ibu yang berbakti pada ayah"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate