Zahra masih tertegun sambil melihat Ilham yang menatapnya. Ayah Zahra tersenyum.
"Sepertinya ayah mau beres-beres perlengkapan kerja besok deh"ucap Ayah Zahra sambil pergi menuju kamar.
"Ibu bantuin Yah"ucap ibu menyusul ayah.
"Oh, Ardan mau ngerjain tugas kuliah dulu"ucap Ardan lalu menuju kamarnya.
Zahra terheran melihat keluarganya satu persatu meninggalkannya bertiga.
"Ayah juga harus pergi, Ham, Ra om pamit ya?"ucap ayah Ilham lalu pergi.
Sekarang Zahra tinggal berdua dengan Ilham di meja makan. Suasana hening.Mereka semua pergi, trus makanan semua ini siapa yang mau habisin?-Zahra.
Zahra menggeleng-geleng saat ia membayangkan dirinya dan Ilham yang menghabiskan makanan banyak itu. Jika satu sendok nasi saja Zahra sudah kenyang, apalagi ini satu dandang?
Ilham memperhatikan Zahra yang melamun.
"Ra?"
"Ah iya?"Zahra tersadar sambil menengok kearah Ilham. Tatapan mereka menyatu.
Untuk sementara mereka membiarkan jantung mereka berloncatan seperti ingin bertukar tempat.
Zahra menyadari kelakuannya itu segera menunduk sambil beristighfar. Ilham tersenyum.
"Kenapa kak Ilham datang ke sini?"tanya Zahra sambil mendongak menatap Ilham.
"Aku rasa kamu tahu, Ra"
"Kak Ilham yang mengkhitbahku?"
"Iya"
Zahra terdiam sesaat. "Jika Zahra menolak bagaimana?"
Ilham menatap lurus ke depan "Saya ga akan mencari kamu lagi"
"Mencariku?"
Ilham menatap Zahra. "Iya, selama ini saya selalu mencarimu. Dari dulu, saat saya sudah sampai di Indonesia. Tapi saya tidak pernah melihat kamu keluar rumah, untuk sekedar di depan rumahmu"
Zahra terdiam.
Ilham merubah posisinya menjadi menghadap Zahra.
"Jika Zahra menerima lalu bagaimana juga?"tanya Zahra tanpa melirik Ilham yang menatapnya.
"Saya akan menikahimu 3 hari setelah itu"
"Hah?!"
Ilham mengangguk. Raut wajahnya menunjukkan serius.
Lalu bagaimana dengan kuliahku? Itu adalah impianku sejak dulu- Zahra.
"Kenapa harus secepat ini?"tanya Zahra protes.
"Biar cepat halal, jadi ga ada zina di antara kita"
"Sepertinya Zahra harus...."
Ilham menatapnya. Membuat Zahra bimbang dengan keputusannya.
"Maaf Kak, Zahra harus menolak kak Ilham"
***
"Kenapa ditolak, Ra?"tanya Ayah menghampiri Zahra yang berada di dalam kamarnya.
"Maaf Yah. Seharusnya Zahra beritahu Ayah dan ibu sejak dulu"
Ayah duduk di samping Zahra "Ada apa?"
"Sebenarnya Zahra dapat promosi kuliah ke luar negeri, Yah. Dan itu impian Zahra dari dulu"
Ayah terdiam sambil menatap Zahra. Mata Zahra sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate