Arahan di hari kedua adalah menemukan benda yang mempunyai tanda merah yang sudah disiapkan oleh OSIS. Katanya, benda nya sebanyak 15. Barangsiapa yang mendapat banyak akan mendapat kan tanda tangan secara cuma-cuma oleh kakak OSIS yang belum didapati tanda tangannya plus dengan namanya.
Namun, mencarinya bukan per orang melainkan berkelompok. Kelompokku yaitu kelompok 15. Dan kini kami sedang berada di belakang sekolah mencari barang itu.
"Eh itu!!"teriak Rista sambil menunjuk di pot bunga. Alif langsung mengambil benda itu.
"Huh! Udah dapat satu"ucapnya.
Alhamdulillah.
"Cari lagi yuk! Semangat"ucap Alif -ketua kelas sementara-
Kami pun mencari lagi.
Hingga tidak sadar sudah 1 jam berlalu. Kami duduk di teras depan kelas kami. Keringat bercucuran.
"Ih Dino!!! Lo bau! Jangan meluk gue!!!"teriak Rifki. Kami tertawa melihat mereka. Apalagi Dino tidak mau melepaskan pelukannya pada Rifki.
"Kalian cocok banget beneran"ucap Rista sambil menahan ketawanya. Rifki mendelik.
"Sebenarnya dari dulu kita udah cocok, tinggal nunggu restu ortu aja Ris"ucap Dino.
"Amit-amit, gue masih suka cewek. Ga nafsu sama lo. Lepas"
Aku hanya terkikik geli.
"Udah berapa Lif?"tanyaku pada Alif.
"Udah 9 Ra"jawabnya sambil melihat ulang pada kantong kresek kami.
"Alhamdulillah"ucapku. "Iya Alhamdulillah"
"Bagi peserta MOS diharapkan ke lapangan sekarang"ucap ketos lewat mikrofon.
"Yuk semua!"titah Alif. Kami pun mengekor dan membuat barisan di lapangan.
"Ketua kelompok 1 maju"ucap kak Rio selaku WAKETOS. Ku lihat lelaki itu maju sambil menenteng kreseknya.
"Berapa benda yang kamu miliki?"tanya Kak Rio. "2 kak"
Kak Rio mengangguk. Lelaki itu pun kembali ke barisannya.
"Selanjutnya?"
Begitu seterusnya.
"Kelompok 15"
Alif maju membawa kresek. "Berapa?"
"9 kak"
Kak Rio mengangguk.
"Selanjutnya?"
"1 kak"
Ku lihat Kak Rio berdehem "Jadi pemenang dari lomba ini adalah kelompok—" dia terhenti sesaat. Begitupun dengan jantung kami.
"Kelompok 15!"
Serentak teman-temanku teriak bergembira.
Alhamdulillah ya Allah. Ini semua karenaMu.
"Kalian bisa langsung meminta tanda tangan ke senior kalian"ucap kak Rio pada kami.
Alif langsung menyuruh kami mengikutinya untuk meminta tanda tangan. Satu per satu senior telah kami dapat tanda tangannya.
Dia?
Aku merasa pipiku panas dibuatnya. Astaga jangan bilang kalau pipiku memerah?
"Ini kak"ucapku seraya memberikan kertasku pada kak Ilham. Di sana sudah ada namanya Muh. Ilham. H.
"Tau dari mana nama saya?" Dia menatapku.
"Kemarin" Ku lihat dia menghela napas. "Saya tanya dari mana"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate