Pagi ini Zahra sedang membantu ibunya memasak di dapur. Mereka kompak memasak sayur dan ikan dengan rasa yang pedas.
Zahra tersenyum kecil. Ia sangat menikmati kebersamaan dengan ibunya ini. Setelah sekian lama ia tidak pernah memasak bersama ibunya dan akhirnya saat itu pun datang.
"Bu, kapan-kapan kita masak kayak gini lagi ya Bu"ucap Zahra.
Ibu menatapnya "Loh? Kok kamu ngomongnya gitu?"
"Zahra ga tau Bu. Zahra ngerasa akan pergi sementara dari kalian"
Ibu tertunduk sedih. Zahra menyadari itu langsung memeluk ibunya dari belakang.
"Bu, jangan sedih. Apa pun yang terjadi Zahra tetap sayang ibu"ucap Zahra.
Ibu tersenyum dalam tangisannya. Ia masih merasa putri kecilnya itu tidak akan pernah dewasa.
Ibu berbalik dan mengusap wajah Zahra.
"Ibu juga saaayang Zahra. Kalo misalnya kamu memang ingin lanjut kuliah ke luar negeri, ibu dukung. Tapi nanti siapa yang jagain kamu, Ra?"
"Aku bisa jaga diri, Bu"
"Kalo misalnya kamu lapar gimana? Kamu kan juga punya penyakit riwayat maag"
"Nanti Zahra siapin obat"
"Kalo ada yang niat jahat sama kamu?"
"Kan ada Allah"
Ibu terdiam tidak bergeming. Sebenarnya dalam hatinya ingin sekali ia menyuruh Zahra menikah dengan Ilham.
Entah mengapa nalurinya mengatakan Ilham adalah pilihan yang tepat. Apalagi dia mengenal tingkah laku Ilham dari dulu.
"Bu, ibu kenapa?"tanya Zahra melihat ibunya melamun.
Tiba-tiba datanglah Ayah.
"Kalian ngobrolin apa sih?"tanya Ayah sambil menghampiri mereka.
"Ayah kepo!"ucap Ibu jutek sambil melihat sayur yang sudah matang.
Ayah mengunyah apel sambil melirik Zahra. "Ra, ibu kamu kok jutek amat sih? Apa kamu punya adek baru?"
"AYAH!!!!"
Ibu manyun melihat Ayah yang berlari karena teriakannya.
Zahra hanya tertawa.
"Apa kamu tertawa???"ucap ibu sambil berkacak pinggang pada Zahra. Zahra langsung menaikkan dua jarinya membentuk huruf V.
***
Ilham termenung memandangi pemandangan di luar sana hanya terhalangi kaca.
Di luar sana rintikan hujan mulai turun. Pikirannya kalut. Ia menggambar gambaran abstrak di kaca itu.
Gue kenapa sih? Apa karena Zahra menolakku?
"Ham"
Ilham berbalik pada ayahnya.
"Kamu kenapa? Galau?"tanya Ayah.
Ilham menghembuskan nafasnya lalu mengangguk.
"Kamu ga gentle berarti Ham"
Ilham menatap ayahnya.
"Dulu, waktu ayah melamar ibumu juga ayah ditolak dulu. Bahkan dulu ayah diusir sama ibumu karena katanya ayah malu-maluin"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate