25

13.4K 621 5
                                    

Sudah tiga hari ini Ilham mendiamkan Zahra. Zahra sangat sedih. Setiap kali Zahra ingin berbicara atau membuka obrolan di antara mereka berdua, pasti ada saja alasan yang keluar dari mulut manis suaminya itu.

Ilham pun tidak sanggup jika harus mendiamkan istrinya terus menerus, namun kecemburuan melanda hatinya.

Apalagi seseorang mengirimkan foto tentang Zahra dan Farel yang bertemu tidak sengaja. Itu membuat Ilham semakin naik pitam, tapi ia tidak bisa memarahi Zahra, hanya bisa mendiamkannya.

"Mas, makan dulu"ucap Zahra pada Ilham yang sedang menonton TV.

"Hm"jawab Ilham.

"Nanti makanannya dingin loh mas, kayak mas sekarang"ucap Zahra. Ia berharap Ilham akan peka atas ucapannya.

Ilham menatap dingin ke arah Zahra. Membuat hati Zahra semakin kikuk.

"Mas, aku mau bicara"ucap Zahra.

"Aku mau makan"ucap Ilham sambil meninggalkan Zahra.

Lihat?? Dia mencoba menghindar dari Zahra. Zahra segera menyusul Ilham dan menarik tangan pergelangan suaminya itu.

"Mas, jangan diemin Zahra"rengek Zahra. Ia langsung memeluk Ilham.

"Ra, aku mau makan"ucap Ilham dingin.

Zahra menggeleng dalam pelukan Ilham. "Mas cemburu aku sama Farel?"

"Ga ada yang perlu dicemburuin"

Tidak ada yang perlu dicemburui? Lalu kenapa Ilham mendiami Zahra? Ayolah! Kenapa tidak katakan yang sejujurnya??

Air mata Zahra sudah turun dari tadi namun tangannya masih memeluk punggung Ilham kuat. Ia tidak akan melepaskan Ilham lagi. Ia tidak sanggup.

Ya Allah, Ra? Kamu nangis? Maafkan aku - Ilham.

Zahra mengusap air matanya lalu melepaskan pelukan yang membuat Ilham nyaman.

"Yasudah, mas makan ya. Zahra mau tidur dulu"ucap Zahra lalu pergi menuju kamar.

Aku mohon Mas, segera tarik tanganku dan masukkan aku dalam pelukanmu! Aku tidak sanggup seperti ini - Zahra.

Berbaliklah, Ra. Aku ingin mengatakan semuanya. Aku mohon berbaliklah - Ilham.

Ilham tertunduk lesu saat punggung Zahra tak lagi terlihat. Ia pun segera mengambil makan malamnya.

***

Krek!!

Ilham memasuki kamarnya. Ia mendapati Zahra yang sudah tidur dengan posisi menyamping. Ia segera duduk di samping Zahra. Menatap lekat wajah Zahra, mata Zahra terlihat sembab dan hidungnya terlihat merah.

Jari jemarinya mulai menari di atas wajah Zahra, memindahkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Zahra.

Ra, kamu sakit banget ya? Pasti, kan? Karena aku juga begitu

Ilham menghembuskan nafasnya kasar.  Ia berhasil membuat istrinya merasakan sakit hati oleh perbuatannya.

Ilham berdiri dan akan menuju tempat tidurnya di sebelah Zahra. Namun tangan mungil itu berhasil menjerat jemarinya. Membuat sang empu tangan menoleh kearahnya.

Zahra tersenyum. Ia masih punya harapan pada Ilham, setidaknya perlakuan Ilham tadi menunjukkan bahwa ia tidak tega memperlakukan Zahra seperti itu.

Ilham langsung memeluk Zahra. Zahra membalas pelukan Ilham dengan sesegukkan, ia kembali menangis. "Mas, hiks!!! Jangan bikin Zahra seperti ini"

"Maaf Ra, maaf kalau aku udah nyakitin kamu"

Zahra mengangguk. Ilham melepaskan pelukannya dan menatap Zahra.

"Ayo kita selesaikan masalah kita, Ra. Aku ga mau kita terlibat pertengkaran seperti ini"

Zahra mengangguk.

***

"Astagfirullah, Ra.  Maafin aku. Seharusnya aku nanya sama kamu"ucap Ilham merasa bersalah.

Ia baru tahu bahwa foto itu adalah kebohongan. Benar memang ia bertemu dengan Farel, namun tidak menunjukkan bahwa ia selingkuh bersama Farel. Malah di sana, Farel mengajaknya bertemu karena Farel menceritakan seorang gadis yang akan ia khitbah. Zahra tersenyum mendengarnya.

Dan baru Ilham tahu bahwa bukan Farel yang mengurung Zahra di rumah tua itu, melainkan seseorang yang sangat mencintai Ilham.

"Aku yakin, Ra. Wanita itu pasti Eca"ucap Ilham.

Zahra terdiam. Ia takut bahwa yang sebenarnya terjadi malah salah sangka.

"Kita ga boleh suudzon dulu, Mas"

"Iya, ya. Astagfirullah"

Zahra terkekeh melihat Ilham yang khilaf.

Alhamdulillah, Mas. Aku bisa memeluk hatimu lagi.

  ***

"Kalian berdua itu ga becus!!!!"teriak seorang wanita geram pada kedua lelaki yang sedang menunduk.

"Ngurung satu orang wanita saja kalian ga becus!!! Ergh!!!"

"Maaf, bos"ucap salah satu di antara mereka.

Wanita itu mengepalkan tangannya. "Liat aja, Ra. Gue bakal ngelakuin hal yang bikin lo bakal bunuh diri tanpa diminta"pekik wanita itu. Di matanya terpancar rasa dendam yang menyala-nyala.

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang