Zahra berada di taman. Ia kebingungan sendiri karena melihat tidak ada orang, tempat itu sangat sepi.
Zahra ketakutan. Ia berteriak meminta pertolongan pada Allah.
"Ra"
Zahra berbalik dan menemukan Ilham sedang tersenyum kepadanya. Zahra langsung memeluk Ilham erat.
"Astaghfirullah!" Zahra masih terengah-engah.
"Kenapa aku mimpiin kak Ilham?"tanya Zahra pada dirinya sendiri.
"Apa ini jawaban Allah atas shalat istikharahku tadi?"
Zahra akhirnya tersenyum.
Ya Allah, terima kasih Engkau memberikanku jawaban di saat yang tepat.
Mengingat sisa 5 hari lagi ia akan mengetahui kelulusannya di Perguruan Tinggi luar negeri.
***
Ilham mengawali paginya dengan secangkir kopi manis di Markasnya.
"Ham, gimana? Lo diterima?"tanya Aril.
Ilham hanya mengedikkan bahunya.
Drrt!!!!
Ilham merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.
"Halo"
"...."
"Enggak, Om"
"...."
"Baik Om. Waalaikumsalam"
Ilham segera meraih kunci mogenya dan berlalu dari hadapan Aril.
"Woy Ham!!! Kopi lo belum bayar!!!"teriak Aril.
"Gue nitip ya!!! Entar gue ganti!!!"balas Ilham.
Aril berdecak kasar.
"Gue lagi. Ujung-ujungnya gue lagi"
***
Ilham memasuki rumahnya tergesa-gesa. Ia menghampiri Ayahnya dan Ayah Zahra
"Om datang kapan?"tanya Ilham.
"Dari tadi, mau pulang sekarang"jawab Ayah Zahra.
"Zahra punya titipan buat kamu, Ham"
Ilham menatap Ayah Zahra.
"Tapi titipan om lebih penting"
"Apa itu Om?"
"Saya nitip Zahra, jaga dia baik-baik. Kalo begitu saya permisi dulu. Handoko, gue pulang duluan yah. Assalamualaikum"
Ilham masih mematung. Mencoba mencerna ucapan Ayah Zahra.
"Kamu kenapa, Ham?"tanya Ayahnya.
"A-ayah Zahra—apa Zahra menerimaku?"
***
"Lo nyari mati, Ra. Liat aja. Lo bakal gue bikin sengsara!"
***
"Aaaa! Udah lama ya kita ga ketemu?"ucap Ayu tersenyum sambil duduk di samping Zahra.
Mereka janjian untuk ketemu sebelum Zahra akan melanjutkan kuliahnya.
Apa aku harus beritahu Ayu kalo kak Ilham mengkhitbahku? Tidak-tidak.
"Ra?"
"Hm?"
"Kamu mau pesan apa??"tanya Ayu sambil berdiri.
"Cappuccino aja satu"ucap Zahra. Ayu pun pergi untuk memesan minuman.
Zahra memperhatikan Ayu yang memegang dua gelas plastik.
"Nih"
Zahra mengambil minumannya. Ayu pun duduk kembali.
"Gimana kabar kamu, Ra?"tanya Ayu.
"Seperti yang kamu lihat, Yu"jawab Zahra. Ayu mengangguk.
"Lanjut kuliah, Ra?"tanya Ayu lagi. Zahra mengangguk.
"Di mana?"
"Pengennya luar negeri sih Yu, insya Allah kalau lulus"
"Ako doain"
"Makasih. Kalo kamu lanjut, Yu?"
"Ga tau nih masih mikir"
Zahra mengangguk. Ayu menyesap coklat panas yang dipesannya.
"Ra, udah punya calon?"
Zahra terbatuk.
"Eh, hati-hati Ra"ucap Ayu sambil mengusap punggung Zahra pelan.
Zahra mengangguk pelan. Ia menatap Ayu sendu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate