17

15.9K 799 12
                                    

Zahra memilin-milin jarinya. Ia gugup saat keluarganya bertemu dengan ayah Ilham dan Ilham. Mereka sedang membicarakan untuk acara besok. Yaitu hari pernikahan Zahra dan Ilham.

"Gimana, Ham? Kamu setuju kan kalo Om pengennya ramai?"ucap Ayah Zahra.

"Kalo menurut Ilham sih sebenarnya pengennya yang sederhana saja Om. Kerabat dekat kita saja yang menghadiri. Yang penting untuk menjadikan suatu hubungan resmi, ga harus ramai kan? Sederhana malah lebih Allah sukai"ucap Ilham.

"Subhanallah. Itu! Om tadi hanya nguji kamu. Ternyata Om ga salah mikir milih mantu kayak kamu"

Ilham tersenyum malu. Sedikit-sedikit ia melirik Zahra yang dari tadi menunduk.

"Gimana menurut kamu calon kekasih halalku?"tanya Ilham.

Pipi Zahra merona. Ia menggigit bibirnya pelan.

"Ham, jangan digodain anak ibu. Nanti yang ada sebentar di kamar senyum-senyum sendiri"ucap ibu.

"Ibu!"ucap Zahra sambil manyun.

Mereka tertawa melihat ekspresi Zahra.

Ilham berdehem sedikit. "Jadi gimana, Ra? Kamu setuju sama pendapatku atau punya pendapat sendiri?"

"Zahra setuju sama pendapatnya kak Ilham"ucap Zahra.

"Alhamdulillah"ucap Ayah Zahra dan Ayah Ilham.

***

"Kamu sukanya yang putih atau yang biru, Ra?"tanya Ibu sambil memperhatikan dua baju pengantin di tangannya.

"Terserah ibu deh"jawab Zahra. Ibu menatapnya.

"Loh? Yang menikah kan kamu bukan ibu"

"Apa pun yang ibu pilihkan itu yang terbaik buat Zahra"

Ibu tersenyum "Paling bisa deh alasannya"

Zahra terkekeh.

"Ra"

Zahra berbalik.

"Gimana? Udah dapat gaun pengantinnya?"tanya Ilham.

Zahra menggeleng.

"Dia aja bingung, Ham. Nih ada dua yang putih sama yang biru"ucap ibu.

"Pilih aja, Ra. Kamu cantik kok pake apa aja"

Lagi-lagi pipi Zahra merona.

"Astagfirullah kak! Kita belum halal jadi jangan godain Zahra"ucap Zahra.

"Iya ya? Huh! Makanya aku pengennya cepet-cepet biar puas godain kamu mulu"

Zahra menunduk menutupi muka merahnya.

"Iya kan kekasih halalku?"lanjut Ilham berbisik.

Zahra langsung memukul lengan Ilham. Berani-beraninya Ilham mendekati Zahra padahal belum halal.

"Ih kak belum halal"ucap Zahra.

"Lah, itu kamu tau kita belum halal. Kok malah nyentuh aku sih?"goda Ilham.

"Ya kak Ilham yang duluan"ucap Zahra.

"Ssst!!! Kalian tuh ya, besok nikah jangan berantem sekarang. Sekarang kalian pilih warna apa yang Zahra pakai nih?"ucap ibu. Ia kesal sendiri melihat Zahra dan Ilham.

"Sebenarnya Ilham udah punya gaun buat Zahra sih, Bu"ucap Ilham.

Zahra dan ibu kompak menatap Ilham tajam.

"Kenapa ga bilang dari tadi?!"

***

"Wah!!! Gaunnya bagus banget.  Cocok buat Zahra"ucap Ibu saat Zahra keluar dari ruang ganti.

Balutan gaun putih dengan beberapa taburan mutiara di bagian roknya membuat Zahra terlihat anggun.

Zahra tersenyum.

"Selera Ilham bagus juga ya buat kamu"ucap ibu memuji pilihan Ilham.
"Wah cantik sekali"ucap seorang pelayan butik melihat Zahra. Lalu ia menghampiri Zahra dan ibunya.

"Terima kasih"ucap Zahra sambil tersenyum.

"Pasti suaminya ganteng"celetuk wanita itu.

Ibu tersenyum penuh makna kearah Zahra.

"Bu, Zahra lepasin ya? Soalnya kan masih mau cari cincin"ucap Zahra. Ibu mengangguk.

My Senior My Husband (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang