Cling! Cling!
Zahra menatap layar ponselnya.
0823xxxx
Itu karena lo ngerebut Ilham dari gue. Liat aja lo bakal gue bikin sengsara. Kalo sampai lo kasi tau Ilham tentang ini, liat aja cepat atau lambat lo akan mati.
Mata Zahra membulat. Nafanya tercekat.
Sebenarnya siapa yang mengirimiku pesan ini? -Zahra.
"Ra, ada apa?"
Ilham menghampiri Zahra. Ia meraih lengan Zahra yang dingin. Dalam hati Ilham ia sangat khawatir.
"Ra? Kamu kenapa sayang?"
Ilham langsung merengkuh sebab Zahra tidak merespon dari tadi.
"Aku takut"
Ilham melepaskan pelukannya dan menatap Zahra. "Takut kenapa? Jangan takut ya, ada aku dan Allah untuk kamu"
Zahra merasa lega sedikit. Ia hampir lupa bahwa ia masih memiliki Allah, jika si pengirim pesan tidak membiarkan Ilham tau, tetapi tidak dengan Allah bukan? Allah Maha Tahu segalanya.
Ilham menatap kotak yang berisi kain dengan noda merah.
"Apa itu?"tanya Ilham.
"Enggak tau"jawab Zahra.
"Jujur sama aku, Ra"
"Tadi ada yang ngirimin itu"
"Siapa?"
"Zahra ga tau, Mas"
Ilham memeluk Zahra lagi. "Kamu jangan takut ya"
Zahra mengangguk.
***
"Mas mau makan apa?"
Zahra sedang memegang dua sayur segar di kedua tangannya.
"Mas pengin makan kangkung pedas"jawab Ilham.
Zahra tersenyum. Ia langsung meletakkan Sayur kangkung di trolli.
"Yuk Mas"
Ilham mendorong trolli mengikuti Zahra.
"Ra"
"Hm?"
"Kamu cantik"
"Mas juga"
"Makasih"
"maksudnya mas cantik"
Zahra langsung tertawa pelan melihat ekspresi Ilham.
"Ga lucu!"
"Hahahha"
"Sampe rumah, kamu ga bakal mas lepasin"
"Masa? Ga percaya. Wleee"
Zahra pun berlari meninggalkan Ilham.
***
"Mas lepasin dulu, gimana Zahra mau masak kalo dari tadi dipeluk terus?"
Ilham mengeratkan pelukannya pada perut Zahra. Ia tersenyum melihat Zahra yang masih menikmati kegiatan masakannya. Namun karena adanya Ilham, Zahra jadi agak terganggu.
"Jadi ga mau di peluk nih?"tanya Ilham sambil agak meregangkan pelukannya. Dengan cepat Zahra menarik kembali tangan Ilham lalu meletakkan pada pinggangnya kembali.
Ilham tersenyum.
"Aku cuma bercanda Mas"ucap Zahra pelan.
"Makasih sayangku"
***"Ini Mas, ayo dicicipi"ucap Zahra sambil meletakkan piring di atas meja. Ilham memandangnya antusias.
Ilham segera menggeser kursi dan mendudukinya. Ia mengambil garpu dan segera melahap sayur buatan Zahra.
Zahra tersenyum sambil menaik turunkan alisnya. Dalam hati, Ilham tertawa keras melihat ekspresi Zahra. Ilham merubah ekspresinya menjadi datar.
Seketika raut muka Zahra jadi cemberut. "Ga enak ya Mas?"
"Kurang sih, Ra"
Zahra tambah cemberut.
"Kurang banyak maksudnya"ucap Ilham sambil terkekeh.
Senyum Zahra pun mengembang. "Beneran enak??"
"Iya, ini cobain"ucap Ilham sambil menyuapi Zahra.
Emang enak-Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Husband (✔)
SpiritualMenceritakan kisah cinta islami Sebagian part diprivate