Gue udah sampai apartment setengah jam yang lalau dan Om Rey langsung tidur. Dia capek selama beberapa jam tadi harus meladeni rekan-rekan kerja mertua gue dan orang tua gue.
Ah tunggu, gue ralat. Gue gak punya orang tua.
Kenapa?
Karena gak ada orang tua yang ngorbanin anaknya demi perusahaan. Hanya orang-orang sinting yang ngelakuin hal itu.
Gue memandangi wajah Om Rey yang sedang terlelap.
Apa Om Rey bener-bener sayang sama gue?
Apa semuanya skenario doang? Kalo gitu dia berhasil.
Emangnya dia gak punya perasaan ke gue?
Apa disini cuman gue yang jatuh cinta, dia nggak?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul secara bergantian ke otak gue.
Gue pengen minta kejelasannya tapi bukan sekarang waktu yang tepat.
🌂
Gue melirik jam tangan dan sudah menunjukkan pukul satu siang.
Gue pulang lebih cepat karena ada dosen yang tidak masuk.
Jujur, gue males pulang. Di rumah sepi, Om Rey aja belum beres ngajar.
Akhirnya, gue memutuskan untuk pergi ke kampusnya Om Rey. Ya, sekalian lah ngomongin hal yang perlu diomongin.
Gue memesan taksi online dan menuju ke kampus Om Rey.
Sekitar satu jam gue di jalan akhirnya sampai. Ya, kalo kalian lupa jarak kampus gue dan Om Rey cukup jauh. Tadi macet jadi satu jam kalau gak macet kira-kira empat puluh lima menit juga sudah sampai.
Kampusnya besar banget, dengan banyak mahasiswa yang lalu-lalang di dalamnya.
Gue udah kayak anak ilang nyari induknya kesana-kemari.
"Ada yang bisa gue bantu?"
Suara itu mengehentikan aktifitas celingak-celinguk gue.
"Eh, iya. Masnya tau Pak Reynard Mahendra gak? Dosen disini" tanya gue kepada mas-mas yang gue yakini sebagai mahasiswa disini.
"Oh Pak Rey? Tau-tau. Tadi gue liat dia lagi di rooftop sini gue anter" dia tersenyum.
Fix dia ganteng.
Suasana hening, karena gue gak tau mau ngomong apa dan dia kayaknya juga sama.
"Em btw, Gue Ferdinand Geraldy. Ferdi for short" dia tersenyum. Manis.
"Ah, nama gue Mylea Dewangga. Panggil aja Lea" balas gue dengan senyuman lebar.
"Ferdi, di cariin dari tadi ternyata disini. Ayo itu anak-anak band udah pada nunggu" suara itu membuat gue dan dia berbalik.
"Oh iya lupa. Mylea, gak apa-apa kan gue tinggal? Dari sini tinggal lurus terus kok"
"Oh iya, gak apa-apa. Makasih bantuannya"
Setelahnya dia hilang bersama pria yang mencarinya tadi. Gue juga langsung menuju tujuan gue.
Akhirnya gue menemukan sebuah pintu terbuka dengan tulisan 'rooftop' di atas pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om. ✔[COMPLETED]
General FictionMylea Dewangga, gadis 16 tahun yang secara tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orang tuanya diusianya yang masih belia. Hal itu tentu menjadi kesulitan dan pergumulan tersendiri bagi Mylea. Disaat teman-temannya memikirkan tentang pelajaran, dia harus m...