"Kak, dosbing kakak kapan aja kesininya?" tanya gue sambil mengambilkan Kak Ferdi sarapan.
"Hmmm, gak nentu tapi kayaknya bakal agak sering. Kenapa?" tanyanya.
"Nggak, biar nanti bisa Lea masakin soalnya gak enak dia sampe malem disini cuman disuguhin kue" jelas gue.
"Udah gak apa-apa,le. Dosbing aku gak sensian"
Gue mengangguk sebagai jawaban.
Dia udah menolak ya udah gue gak bisa maksa.
Dosbingnya Kak Ferdi hampir tiap hari kesini.
Gue bingung, emang ada ya dosen se-bebas dia yang bisa luangin waktunya hampir tiap hari?
Gue lama-lama capek sembunyi di kamar terus.
Kerjaan gue cuman main game, baca novel, kadang bikin-bikin quotes gak jelas.
Lelah gue.
🌂
Kak Ferdi baru pulang bertepatan sama gue yang mau pergi.
"Kamu mau kemana?" tanya dia sambil lepas sepatu.
"Hari ini aku mau belanja bahan makanan dan yang lainnya"
"Kapan? Sekarang?"
"Iya kak, aku usahain pulangnya cepet"
"Oh ya udah hati-hati, ini pake kartu aku aja" dia merogoh kantungntya kemudian mengambil dompet dan memberikan kartu atmnya.
Gue mengambilnya kemudian bergegas pergi.
🌂
Ferdi's POV
Gue baru selesai mandi, kemudian hp gue berbunyi.
Ada sebuah pesan yang masuk disana.
Pak Rey
Hari ini saya ke rumah kamu.Ferdi
Ok pak.Gak lama setelahnya Pak Rey datang.
Gue langsung menyuruhnya masuk dan mulai mengerjakan yang seharusnya gue kerjakan.
🌂
Mylea's POV
Gue udah selesai berbelanja.
"Waktunya pulang" gue menenteng dua kresek besar kemudian menaiki taksi online.
Setelah sampai, gue segera menaiki lift dan menekan angka tujuh.
🌂
Author's POV
Mylea dengan belanjaannya telah tiba di depan pintu.
Gadis itu membuka pintu bertuliskan '0719' yang ada di hadapannya.
"Kak Ferdi" gadis itu dengan riang sambil membuka sepatunya.
"Eh, Le" Ferdi melangkahkan kakinya menuju Mylea guna membantu gadis itu.
Gadis itu melihat ke arah ruang tamu. Masih dengan senyuman lebarnya.
Deg.
Senyuman gadis itu memudar, ketika sadar akan adanya sosok lain disana.
Om Rey
Hanya itu yang terpikir olehnya sekarang.
Pikirannya kosong, jantungnya seakan lupa bagaimana caranya untuk kembali berdetak.
Matanya tak lepas dari sosok berjas hitam disana.
Itu dia!
Orang yang selama ini Mylea harapkan untuk mencarinya.
Orang yang selama ini dirindukannya.
Orang yang selama ini dihidarinya.
Orang yang selama ini Mylea harapkan untuk dapat mencintainya."Le?"
Suara itu seakan menyadarkannya.
"Hah?" Mylea meyahut panggilan Ferdi tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kenapa bengong? Sini belanjaannya" Ferdi mengambil alih kresek belanjaan itu.
Gadis itu hanya termenung disana sambil menatap sosok disana.
Mata mereka bertemu.
Sejujurnya sedari tadi mata mereka tak lepas dari kegiatan saling menatap itu.
Saat itu untuk pertama kalinya dari sekian lama, mereka bisa saling bertatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om. ✔[COMPLETED]
General FictionMylea Dewangga, gadis 16 tahun yang secara tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orang tuanya diusianya yang masih belia. Hal itu tentu menjadi kesulitan dan pergumulan tersendiri bagi Mylea. Disaat teman-temannya memikirkan tentang pelajaran, dia harus m...