054

38.6K 1.4K 12
                                    

Kandungan Mylea makin lama semakin besar, jadi mereka memutuskan untuk pindah ke rumah yang ternyata sudah disiapkan oleh Rey.

Rumah itu tak kalah mewah dari apartment mereka.

Rey memutuskan untuk membawa istri dan calon anaknya pindah supaya anak mereka punya lahan untuk bermain dan belajar.

Sungguh teoritis.

🌂

Hari sudah menjelang sore dan Rey baru saja bangun dari tidurnya.

Dia kelelahan setelah memindahkan banyak barang ke rumah ini.

Dia melihat keseliling dan tidak menemukan Mylea.

Dimana anak itu? Batinnya.

Dia sangat khawatir karena ketika ia turun ke lantai bawah , gadis itu tidak disana. Ditambah lagi, hujan sedang turun dengan lebatnya.

"Mylea!" Rey berteriak.

Namun tak ada jawaban.

Dia mencari ke teras depan rumah dan Mylea tidak ada disana.

Kemudian dia berjalan ke arah dapur dan menemukan pintu belakang terbuka.

Dia menghembuskan napas lega karena menemukan Mylea disana. Dia sedang berdiri dibawah hujan.

Dengan cepat Rey menarik Mylea untuk kembali masuk.

"Kenapa om?" jawab Mylea dengan wajah polosnya.

"Kamu ngapain hujan-hujanan? Kalau kamu sakit gimana?" Rey memandang gadis yang basah kuyup itu dengan khawatir.

Gadis itu menunjuk perutnya yang sudah membesar.

"Dia yang mau, bukan Lea" jawabnya polos dengan wajah menyesal namun sangat menggemaskan.

Pipi chubby dan puppy eyes milik Mylea membuat Rey tidak sanggup menahan kegemasannya kepada istrinya ini.

Rey kemudian mencubit kedua pipi chubby milik gadis itu.

Yang dicubit menunjukkan ekspresi sedihnya.

"Kok jadi Lea yang di cubit, sih? Kan yang maksa dia"

Gadis ini sudah berubah jadi anak kecil dalam sekejap.

Rey terkekeh kemudian berlutut, mensejajarkan wajahnya dengan perut Mylea.

"Anak papa, jangan minta yang aneh-aneh ya. Hujan-hujanannya nanti aja kalau udah gede, kasian mama kamu kalo sakit" kata Rey sanbil mengelus perut Mylea lembut.

Mylea hanya bisa menggulum senyum melihat kelakuan Rey.

Dia merasa senang dan bahagia.

"Ya udah sekarang kita ke atas ya, kamu ganti baju" Rey kembali berdiri dan menggandeng tangan Mylea.

Gadis itu hanya mengangguk dan ikut melngkah bersama Rey.

🌂

"Om, bacain Lea cerita dong" rengek Mylea ketika mereka baru merebahkan diri di kasur.

Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu milik Rey.

"Cerita apa?" tanya Rey bingung.

"Apa aja, aslkan Om Rey yang cerita" Mylea tersenyum persis anak kecil.

"Saya gak bisa cerita" Rey menggaruk tengkuknya yang gak gatal.

Dia adalah pria dingin, tak mungkin menjadi seorang pencerita yang aktif seperti pendongeng untuk anak-anak. Tidak, itu bukan keahliannya.

Kalau menceritakan soal bagaimana sebuah asam dan basa bercampur menjadi garam dan air, dia bisa.

Gadis itu sudah hampir menangis karena mendengar penolkan Rey.

Benar-benar seperti anak kecil tapi itu membuat Rey selalu ingin menggigit pipi gadis itu.

"Iya-iya saya bakal bacain cerita" katanya.

"Asikk, denger kan? Kita mau dibacain cerita sama papa" Lea berbicara pada perutnya.

Rey hanya bisa menggeleng-geleng kepala, mencoba memaklumi segala perbuatan yang dilakukan oleh wanita hamil disebelahnya ini.

Dia akhrinya menceritakan tentang kisah Cinderella, sebuh kisah tentang seorang wanita yang menjadi putri dalam semalam.

Sudah biasa memang, mungkin semua orang pernah membaca atau menontonnya lebih dari satu kali. Tapi gadis ini sangat menikmatinya dan sangat antusias seperti baru pertama kali mendengar ceritanya.

Padahal kalau kita bisa mendengar, Rey bukanlah pendongeng yang baik bahkan penuturannya sama seperti saat menjelaskan materi pada murid-muridnya. Tapi di telinga gadis itu, suara Rey sempurna membuatnya tak bisa untuk tidak mendengarkan.

Lucu.

Om. ✔[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang