022

48.4K 1.9K 13
                                    

Gue terbangun dan gak mendapati om Rey disamping gue.

Kemana dia?

Gue langsung keluar dan terkejut karena dia ada di dapur lagi masak. Gue langsung berinisiatif menghampirinya.

"Pagi,om. Ada yang bisa saya bantu?" tanya gue dengan tampang orang khas bangun tidur.

"Gimana kamu mau bantu saya? Mata aja belum kebuka sempurna. Sana cuci muka dan benerin penampilan kamu ini" katanya dengan tatapan sinisnya.

"Ish dasar nyebelin" dumel gue sambil pergi.

"Saya denger" sautnya dari belakang.

"Tau" jawab gue.

🌂

Gue udah selesai mandi dan berpenampilan lebih baik dan segar dari sebelumnya.

Pas gue keluar, makanan udah jadi dan om Rey lagi duduk di meja makan.

"Ih om curang, ngerjain semuanya gak nunggu saya" omel gue sambil duduk dihadapannya.

"Saya udah laper. Abisnya kamu kelamaan" katanya sambil menyantap makanannya.

"Au ah" kata gue sambil mengambil nasi dan makan.

"Oh iya, tadi mama telpon katanya hari ini mau fitting kebaya" katanya.

"Udah tau" kata gue sambil terus makan.

"Tapi mama gak bisa, jadi kamu fitting sama saya. Sekalian mau fitting jas"

Pernyataannya membuat gue tersedak.

"Kenapa? Nih minum" katanya sambil menyodorkan segelas air yang langsung gue terima dan minum.

"Gak apa-apa" kata gue.

"Yaudah habis ini kita langsung ke tempatnya aja ya, saya ada kelas kalau siang" katanya. Yaudah gue ngangguk aja.

Sejujurnya gue malu fitting sama om Rey, au ah jantung gue gak mau tenang gugup terus.

🌂

Setelah memanaskan mobil, gue dan om Rey pergi ke tempat fitting baju.

Jaraknya gak jauh-jauh amat sih dari apartment cuman sekitar 30 menit kita udah sampai.

"Selamat pagi" sapa mba-mba yang ada disana.

"Oh iya mba, saya mau fitting kebaya sama jas yang dipesan disini bulan lalu" kata gue seramah mungkin.

"Oh iya. Atas nama Ibu Dewi?" tanya mba-mba itu.

"Iya betul"

"Baik, sebentar ya saya siapkan dulu ruangan dan bajunya" mba-mba itu melenggang dari hadapan kami.

"Duduk situ yuk" kata om Rey.

"Om aja yang duduk" kata gue sambil memperseilahkan dia duduk.

Gue cuman mondar-mandir sambil gigitin kuku jempol. Gini nih kalau udah gugup gak bisa diem gue.

"Kamu kenapa kayak setrikaan gitu? Mau nyetrika lantai?" tanya om Reg yang mungkin heran dengan kegiatan gue ini. Sama, gue juga heran dengan diri gue sendiri.

"Gak apa-apa om, lagi pengen capek aja" ya.. Itu alasan yang sangat aneh. Alasan teraneh yang pernah gue lontarkan.

"Ada-ada aja kamu" katanya lalu beralih ke ponselnya.

"Boleh silahkan" mba-mba yang tadi akhirnya datang.

Dia menyuruh gue ke ruang ganti wanita dan menyuruh om Rey ke tempat pria.

Gue dibantu sama beberapa mba-mba lainnya.

Gue memilih kebaya sabrinya dan rok batik span biar anggun, tapi tetep bisa jalan.

Setelah si mba-mba itu beres mereka keluar.

Sumpah gue deg-degan.. Kalau sama mama sih sans aja :( ini sama om Rey.

"Huhhh... Okey gue keluar" kata gue sambil perlahan keluar.

Gue ngintip dulu dan disana udah ada om Rey tapi dia lagi liat ke kaca jadi membelakangi gue.

"Om" kata gue.

ANNJJIIIRRR DIA MAU MADEP SINI...
911 911 911

And... Dia menghadap ke gue.

Sempurna.

Itu satu kata yang bisa mendeskripsikan penampakan om Rey saat ini. Dia terlalu sempurna :')

Gue kan yang malah bengong liatin dia sampai gak sadar dia udah ada di hadapan gue.

"Jangan melamun, kesurupan nanti" katanya sambil mengipaskan tangannya di depan mata gue.

"I-iya" jawan gue Kikuk.

"Itu baju apaan, bahu kemana-mana dada kemana-mana?" tanyanya sinis.

Gue langsung melindungi kedua dada gue dengan tangan gue.

"Apaan sih om, ini namanya model sabrina ya wajar lah kayak gini" kata gue bela diri.

"Tapi itu gak usah di expose kemana-mana juga kali" katanya.

"Mba-mba ini kainnya bisa ditambahin gak?!" teriakannya membuat gue langsung reflek nutup mulutnya.

"Ih apa-apaan sih, udah H-1 juga masih mikir mau nambahin kain?!" kata gue kesal.

Gue melepaskan tangan gue dan dia malah terkekeh setelahnya.

"Saya cuman gak mau orang lain salah fokus. Yang boleh salah fokus cuman saya" katanya dengan smirk.

DADAH DUNIA...





Om. ✔[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang