"Ini sih parah lucu banget" Irene menunjuk foto seorang gadis bergaun pink yang sedang menunjukkan ekspresi jengkelnya.
"Parah lo mah" Mylea memberi tatapan kesal.
"Ih anjir porno!!" Mark langsung menutup album foto yang dipegangnya dan menjatuhkannya, membuat seisi ruangan kaget dibuatnya.
"Apaan sih?! Gue kira apaan. Itu mah lonya aja yang otaknya gak bener" Jackson memungut album tersebut kemudian meletakkannya kembali ke lemari.
Hari ini ketiga teman Mylea sedang meramaikan rumahnya. Kehadiran mereka tentu saja mengisi kekosongan Mylea yang sehari-harinya hanya sendiri di rumah mengingat Rey yang selalu kerja di hari biasa.
"Kalian mau gue buatin apa?" Tanya Mylea sembari berniat berdiri dari sofa.
"Eits, lo duduk aja. Gue yang buat minuman." Irene menahan tangangan Mylea.
"Tapi kan gue tuan rumahnya." Protes Myela.
"Liat perut lo yang segede gaban itu gue jadi ragu lo bisa kesana kemari dengan mudah" Irene memasang wajah tidk yakin.
"Bener,Le. Sans aja kali sama kita mah kayak kita orang penting aja" Mark menambahi.
"Kalian kan sahabat gue, ya penting lah" Mylea mengerucutkan bibirnya.
"Iya deh iya. Tapi tetep aja lo duduk dan gue yang buat minuman." Irene bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju dapur.
"Gila sih calon istri gue." Mark memasang wajah bangga.
"Gila sih kenapa juga Irene mau sama manusia modelan, lo?" Sambung Mylea kemudian di mendapatkan tatapan garang dari Mark.
Jackson ,si manusia paling kalem hanya bisa ikut tertawa.
🌂
"Tadi temen-temen kamu pada kesini,ya?" Rey bertanya pada Mylea yang asik melipat baju namun tetap fokus pada pekerjaannya.
"Iya, Lea seneng deh mereka dateng. Udah lama gak ngumpul soalnya." Gadis itu tersenyum.
"Hmm, bagus lah" kata Rey tanpa memalingkan wajah dari laptopnya.
Suasana hening.
Tiba-tiba Rey merasakan ada tangan yang melingkar di lehernya. Dia membiarkannya karena sudah tahu ulah siapa itu.
Mylea menaruh dagunya di bahu kanan Rey.
"Sampai kapan mau liat laptop? Gak berniat liat Lea aja gitu?" goda Mylea.
"Sabar,ya.. Bentar lagi" Rey tetap fokus pada pekerjaannya.
"Bentar aja terus! Dari tadi asik sama laptop, sekalian aja nikah sama laptop, tidur sama laptop!" Mylea melepas pelukannya kasar. Ketika hendak menuju kamar, Rey segera menahan langkah gadis itu.
Mylea menatap Rey kesal. Rey hanya menatap gadis itu datar kemudian memberikan ciuman panas pada Mylea.
Gadis itu terbelalak.
Dia tak menyangka akan mendapat serangan Rey yang tiba-tiba. Dia hanya bisa membalasnya. Tak bisa bohong kalau dia menikmati serangan itu.
"Udah ya, jangan ngambek lagi. Saya kerja juga untuk kamu"
Mylea hanya terdiam, wajahnya panas dan pipinya memerah dengan sempurna.
Dia malu, tapi menyukainya juga.
Gadis itu hanya mengangguk agar cepat. Mylea kemudian kembali melanjutkan altivitasnya yanh ingin menuju kamar, namun langkahnya lagi-lagi tertahan.
Dia menatap Rey yang sedang menatapnya intens.
"Ke-Kenapa,om?" Tanya Myela gugup.
"Muka kamu kenapa merah banget?" Rey tersenyum licik.
"Ah.. Hmm.. Anu om, terpapar sinar lampu jadi panas gitu loh." Mylea berusaha membuat argumennya supaya dapat diterima oleh Rey.
Rey hanya mengangguk, seolah percaya kemudian melepaskan Mylea.
Dia melihat Mylea berjalan perlahan menuju kamar. Tentu gadis itu tidak bisa menahan malunya, dia sudah pernah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman. Namun mengapa jantungnya bertindak seolah itu pertama kalinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Om. ✔[COMPLETED]
General FictionMylea Dewangga, gadis 16 tahun yang secara tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orang tuanya diusianya yang masih belia. Hal itu tentu menjadi kesulitan dan pergumulan tersendiri bagi Mylea. Disaat teman-temannya memikirkan tentang pelajaran, dia harus m...