051

49.5K 1.6K 42
                                    

Mylea sedang menggonta-ganti chanel tv. Sepertinya dia belum menemukan acara televisi yang membuatnya tertarik.

Dia melirik jam yang bertengger di tembok. Benda bundar itu menunjukkan pukul sembilan malam.

Matanya ingin tertutup namun dia menahannya agar tak demikian.

Dia sedang menunggu suaminya, Rey.

Semakin dia menahan matanya agar tak tertutup, rasa kantuknya semakin merajalela akhirnya dia memilih untuk mengalah. Matanya terpejam, dia tertidur.

🌂

"Le, bangun pindah ke kamar yuk" Rey mengguncang badan gadis itu pelan guna membangunkannya.

Gadis itu hanya bergumam namun belum membuka matanya.

"Le, gempa!" Rey teriak panik.

"GEMPA ANJING GEMPA!!!" Mylea langsung panik.

Rey hanya tertawa melihat wajah kaget dan panik milik Mylea.

"Heh, itu mulut" Rey menyentil pelan bibir Mylea.

"Om apa-apaan sih?! Saya kira gempa beneran" Mylea memasang ekspresi sebalnya.

"Ya abisnya kamu saya bangunin gak bangun, terpaksa pake cara itu"

"Au ah gelap" Mylea melangkahkan kaki menuju kamar.

"Gelap apanya? Terang gini" Rey tak mengerti dan menyusul Mylea ke kamar.

Gadis itu sudah kembali merebahkan badannya di kasur dan ingin kembali memejamkan matanya.

Tiba-tiba, gadis itu merasakan sebuah tangan yang melingkar di perutnya, dia tahu siapa pelakunya jadi gadis itu membiarkannya.

"Sana om mandi dulu" gadis itu mengucapkannya dengan tetap memejamkan matanya.

Tapi Rey bukannya menurut dan bangkit, dia malah mempererat pelukannya.

"Kangen" kata Rey yang terkesan manja.

Mata Mylea langsung terbuka lebar.

Dunia pasti sudah mau kiamat, karena seorang Reynard Mahendra telah berubah menjadi manusia yang manja.

Mylea tak kuasa untuk tidak menyembunyikan senyumannya, dia menjadi gemas sendiri dengan kelakuan suaminya yang tidak biasa ini.

Gadis itu memutar badannya sehingga menghadap Rey.

Pria itu memandangi gadis itu.

Cup

Satu kecupan mendarat di bibir Rey.

"Mandi, bau" Mylea mengerucutkan bibirnya.

Dia menyeringai.

Sekejap dia mengubah posisinya, menjadikan dirinya diatas Mylea.

"Yakin saya bau?"

Sepertinya, Mylea sudah salah berbuat.

Dia mulai mencium gadis itu dengan lembut, sangat lembut sampai kedua manusia itu benar-benar menikmatinya.

Tapi tidak lama, hati Mylea berdenyut nyeri bertepatan dengan Rey yang melepas pangutannya.

Bukan karena gadis itu marah karena pria diatasnya ini berhenti, namun karena dia teringat kembali bahwa dia hanyalah 'bekas' orang.

Rey kemudian ingin kembali melakukan aktivitas yang tertuda tadi.

Namun, Mylea membuang muka.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

Bukannya menjawab, air mata gadis itu justru mengalir deras membuat Rey bingung.

"kamu kenapa?" Rey mengarahkan wajah Mylea supaya menghadapnya.

"S-saya gak mau, om dapet bekas" air mata gadis itu kembali mengalir.

Rey tersenyum lembut sambil menyeka air matanya.

"Saya gak pernah nganggep kamu kayak gtu, jadi jangan pernah berpikir kayak gitu" Rey mengecup kening Mylea lama.

Gadis itu memejamkan matanya.

"You're mine, and always be mine" bisiknya di telinga Mylea.

Seketika tubuh gadis itu merinding.

Perlahan Rey kembali melumat lembut bibir gadis itu. Mylea hanya bisa membalasnya.

Rey kemudan mengarahkan tangan Mylea menuju tengkuknya guna melingkarkan tangan gadis itu. Si pemilik tangan hanya mengikuti alurnya saja.

Dan malam itu.. Mereka menjadi satu.


Om. ✔[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang