Sebelumnya mau minta maaf lagi karena slow updatenya 😭😭😭. Aku juga punya kesibukan. Sekali lagi aku minta maaf🙏🙏
Aku usahakan kedepannya akan update lebih teratur.
Happy reading 💋
------
Sumpah, semalem gue gak bisa tidur dengan baik dan benar.
Gue masih terlalu shock.
Untung hal yang tidak diinginkan(baca: diinginkan) itu tidak terjadi.
Gue masih terbaring disini, disebelah pria yang masih tertidur pulas.
Seketika dia bergerak dan membuka matanya perlahan seolah sadar dari tadi gue memergoki dia yang sedang terlelap.
"Kamu ngapain bangun pagi banget? Mau berangkat kuliah?" tanya dia sambil mengucak pelan matanya.
Gue menggeleng cepat.
"Tadi mimpi buruk makanya bangun" gue melukiskan sebuah senyuman nahan boker kepadanya.
Mata kami bertatapan seolah asik menyelami mata yang ditatap.
Gue heran, kenapa dia bisa bersikap biasa aja sementara gue dag dig dug terus?
Udah biasa kali ya?
Gak heran sih, dia udah umur dua puluh tujuh tahun dan gak mungkin dia gak pernah nyium cewek dalam hidupnya.
"Oh ya udah, saya mau mandi" dia bangkit berdiri.
"Ya, silahkan om. Saya juga mau bikin sarapan" gue bangkit dari kasur kemudian keluar dari sana.
Bentar, gue kenapa sebel ya liat Om Rey baik-baik aja?
🌂
"Nih om sarapan dulu" gue memberikan sepiring nasi putih dengan telur mata sapi diatasnya.
Gue ikut duduk dihadapannya sambil menopang dagu dengan kedua tangan gue.
Dia mulai menyendokkan nasi dan telurnya ke dalam mulut.
"Kamu gak makan?" tanyanya yang mungkin heran kenapa gue liatin dia terus dari tadi.
"Om gak ngerasa gimana gitu?" gue mengabaikan pertanyaannya.
"Gimana apa maksudnya? Saya gak paham" dia memasang raut wajah butuh penjelasan.
"Ah udah lah gak usah dibahas" gue langsung memakan sarapan gue.
"Le, mama nyuruh kita ke rumahnya"
"Ha? Ngapain? Tumben mama nyuruh" gue memasang ekspresi bingung.
"Ada acara perusahaan. Nanti abis kuliah saya jemput" jelas Om Rey. Gue hanya mengangguk sebagai jawaban.
🌂
"Mama" gue langsung memeluk mama setelah sampai, entah kapan terkahir kali gue menginjakkan kaki di rumah ini.
"Mah" Om Rey memeluk mama.
"Kalian masuk dulu, taruh barang di kamar atas" pinta mama yang kami angguki.
🌂
Acara udah dimulai.
Semua rekan-rekan kerja papa dan mama datang termasuk keluarga Om Rey yang merupakan rekan kerja mama dan papa juga.
Gue yang gak ngerti apa-apa soal bisnis dan lain-lain cuman bisa mengamati aja. Om Rey lagi asik ngobrol bersama rekan kerja papa mertua gue.
Membosankan.
Gue pergi ke arah meja berisi minuman untuk mengambil segelas jus jeruk.
"Akhirnya ya, perusahan kita bisa nyatu"
"Ah, makasih sama Rey lah dia bisa meyakinkan Lea"
"Ah nggak juga"
Gue langsung mencari sumber suara.
Ya, disana ada mama gue dan juga tante Nadya yang sedang berbincang-bincang.
Jadi gue dijual gitu?
Kok mama tega?🌂
Acara udah selesai.
Gue berniat meminta penjelasan atas pernyataan mama barusan karena jujur, dada gue terasa sesak.Hati ini gak bisa terima soal pernyataan itu.
"Ma, Lea mau ngomong" gue menghampiri mama yang sedang mengontrol orang-orang yang membereskan sisa acara.
"Oh iya sayang, tunggu di ruang kerja papa aja mama mau ngasih tips ke orang-orang itu dulu" kata mama yang gue angguki.
Gak lama setelahnya mama udah sampai di ruang kerja papa.
"Mau ngomong apa?" mama duduk di samping gue.
"Soal perjodohan Lea. Mama ngejual Lea buat perusahaan?"
"Ngejual? Apa maksud kamu ngejual? Perjodohan kamu gak ada hubungannya sama perusahaan ini"
"Sampai kapan mama mau bohong? Lea udah denger semuanya, percakapan mama sama tante Nadya. Semuanya!" air mata gue sudah menggenang.
"Mama setega itu sama Lea? Mama segitu cintanya sama uang melebihi anak mama sendiri?" air mata gue mengalir.
"Ngomong apa kamu Lea! Ini demi kebaikan bersama! Bagaimana pun perusahaan juga penting!"
"Kebaikan bersama? Mungkin lebih tepatnya kebaikan mama bersama dengan perusahaan mama"
"Mama gak tau perasaan Lea kayak gimana? Bahkan Om Rey mungkin gak benar-benar mencintai Lea. Semuanya demi perusahaan. Disini cuman Lea yang bodoh, cuman Lea yang gak tau apa-apa bahkan cuman Lea yang betul-betul mencintai Om Rey" Gue pergi meninggalkan mama.
"Lea! Mylea!"
Gue mengabaikan panggilan mama dan berjalan menuju kamar.
"Om, Lea mau pulang sekarang" gue langsung membereskan beberapa barang gue.
"Kamu kenapa? Ini udah jam sebelas malam besok pagi aja, saya capek. Kamu habis nangis?" tanya dia dengan wajah bingung.
"Ya udah kalo gak bisa, Lea sendiri aja pake taksi online" gue bergegas menggunakan tas.
Om Rey menahan gue.
"Ya udah kita pulang sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Om. ✔[COMPLETED]
General FictionMylea Dewangga, gadis 16 tahun yang secara tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orang tuanya diusianya yang masih belia. Hal itu tentu menjadi kesulitan dan pergumulan tersendiri bagi Mylea. Disaat teman-temannya memikirkan tentang pelajaran, dia harus m...