Ceritanya hari ini mau full day sama Om Rey.. Ehehehhehehee
Katanya dia mau ngajak gue jalan-jalan sebagai hadiah kelulusan. Mayan lahhh itung-itung rekreasi.
"Mau kemana om?" tanya gue.
"Udah kamu sebagai penumpang diem aja gak usah banyak tanya" kata om Rey sambil fokus nyetir.
Karena terlalu lama di perjalanan, gue jadi ketiduran.
🌂
"Le, kita udah sampai"
Suara om Rey membuat gue membuka mata.
"Ini dimana?" tanya gue.
"Dusun bambu" jawabnya.
"Hah? Kita mau liat bambu?" tanya gue heran.
"Ini tempat rekreasi, udah ayo turun jangan banyak komentar" kata om Rey sambil turun dari mobil.
Disini dingin dan gue baru sadar ternyata ini di daerah Bandung Barat.
Udah tau gini gak pake celana pendek
Penyesalan selalu datang terakhir.
Om Rey beli tiket dan kita langsung disurug masuk buat nunggu mobil katanya.
Setelah beberapa saat, mobilnya datang dan langsung membawa kita ke lokasi utama.
"Wah om, tempatnya bagus ya" kata gue mengagumi tempatnya yang asik ini.
"Suka?" tanya dia.
Gue mengangguk.
"Ih Om itu ada permainan?" tanya gue semangat karena melihat papan berisi keterangan permainan yang ada disini.
"Ada kali" jawabnya gak pasti.
"Ih, kesana yuk.. Main tembak-tembakkan" mohon gue.
"Kayak anak kecil aja kamu main gituan" katanya.
"Emang masih kecil kan. Hehe" kata gue sambil ketawa membuat dia terkekeh.
"Iya deh" akhirnyaaaaa..
Keputusan sudah dibuat, kita kembali harus menaiki mobil menuju arena main karena lumayan jauh lah kalau jalan kaki.
Gue sangat bersemangat, pengen main.
🌂
Setelah sampai kita langsung menukar uang dengan kupon untuk bermain.
Permainannya banyak banget ternyata.
Gak sabar nyoba semuanya ehehehe.
Pertama gue memilih main tembak-tembakkan udah gitu gue memutuskan main panahan.
Emang ini yang pertama buat gue jadi gue semangat, om Rey juga ikutan.
Cetak.
Tangan gue kena tali panahnya :( perih.. Wajar sih pertama kali pasti kayak gini katanya padahal udah pake pengaman :(
"Aw" gue meringis.
"Kenapa?" tanya dia.
"Kena talinya" jawab gue.
"Hati-hati, udah gak usah main lagi nanti tambah parah" pintanya.
"Ih apa-apaan! Saya gak apa-apa" kata gue kemudian melanjutkan permainan.
Cetak
Mantap, 2 kali di tempat yang sama.
"Kan.. Dibilangin" katanya.
Dia kemudian melepaskan pengaman yang ada di lengan gue dan menyuruh gue duduk sambil nunggu dia selesai.
Gue memandangi dia dengan wajah menganga tidak percaya.
Bagaimana mungkin dia bisa membidik ke arah bulatan berwarna kuning secara akurat? Wahhh.. Dia memang sesuatu.
Gak lama dia udah beres.
"Ayo kita balik lagi ke tempat awal sekalian makan sama obatin tangan kamu" katanya sambil menggenggam tangan gue.
🌂
"Aww" gue meringis pas om Rey mengoleskan minyak tawon ke memar yang ada di lengan gue.
"Terakhir ya kamu main panahan!" ancamnya.
"Tapi om, saya gak apa-apa padahal. Sayang banget tadi padahal harga tiketnya lumayan mahal" kata gue sedih.
"Lebih baik rugi daripada liat tangan kamu kayak gini"
Perkataannya membuat hati gue berdesir pelan.
🌂
Hari semakin malam, makin dingin tapi beda dengan suasana dan pemandangan yang semakin hangat dan nyaman.
Gue sama Om Rey lagi duduk berdua di sebuah kursi panjang tempatnya agak sepi cuman ada beberapa orang yang lalu-lalang.
"Suka?" tanyanya.
"Banget, makasih loh om. Ini jadi hadiah kelulusan yang spesial buat saya" gue menatap matanya dengan senyuman.
"Saya melakukan ini karena kita gak pernah ngedate sebagai pasangan, kita bahkan gak pernah pacaran" jelasnya.
"Iya sih om. Tiba-tiba dijodohin dan tunangan tanpa alasan yang jelas, buat saya shock dan gak bisa terima"
"Tapi, lama-lama saya jadi bersyukur karena orangnya itu adalah om" lanjut gue yang membuat kedua sudut bibir om Rey melengkung.
Dia kemudian mengambil tangan kanan gue dan seperti memberikan sesuatu.
Begitu gue membuka tangan gue, disana ada kalung berbentuk hati.
"Ini apa?"
"Hadiah buat kamu. Saya gak pernah ngasih hadiah buat kamu,kan?" katanya lalu memandang gue dengan senyumnya.
Gue membalasnya dengan senyuman kemudian gue menangkup pipi om Rey dan mencium bibirnya singkat.
Kalian pasti ngira gue gila? Iya gue udah kehilangan akal.
Gue menatapnya dan menggulum senyum.
"Udah berani ya sekarang" katanya sambil menunjukkan smirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om. ✔[COMPLETED]
General FictionMylea Dewangga, gadis 16 tahun yang secara tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orang tuanya diusianya yang masih belia. Hal itu tentu menjadi kesulitan dan pergumulan tersendiri bagi Mylea. Disaat teman-temannya memikirkan tentang pelajaran, dia harus m...