005 (2)

68.3K 2.8K 73
                                    

Mobil udah melaju kira-kira 10 menit. Sumpah ini om Rey bawa mobil udah kayak mobil balap.

Dia sekesal itu apa sama gue?

Disaat-saat kayak gini, ada satu hal yang selalu pengen gue tanyain ke om Rey.

Gue harus tanyain ini, gue gak mau mati penasaran.

Gue liatin dia yang lagi fokus ke jalanan dan buang pandangan gue lagi.

Gue manrik napas panjang.

"Om pedo,ya?"

Dia langsung ngerem mendadak mobilnya membuat badan gue terhempas kedepan, untung ketahan sama sabuk pengaman.

"OM MAU BUNUH SAYA??!!" bentak gue karena kaget.

Dia gak bergeming, dia hanya menatap gue dengan tatapan ngerinya.

Gue hanya menelan ludah.

Wajah dia makin dekat..

Dekat..

Dekatt...

Membuat gue memejamkan mata dan menyatukan kedua tangan gue di depan hidung setelah merasakan napasnya.

"Maafin saya, om.. Saya gak bermaksud, ma-maafin saya,om" kata gue panik.

Setelah itu gue mendengar dia tertawa kecil.

"Buka aja matanya" kata dia membuat gue membuka mata gue pelan-pelan.

Dia udah kembali ke posisinya dan kembali menjalankan mobilnya.

Gue masih panik, dan memukul kepala gue.

Pengen rasanya ngutuk diri sendiri karena kebodohan yang gue lakukan tadi.

Gue membuang muka dan memilih melihat jalanan.

🌂

10 menit kemudian kita sampai di depan toko cincin.

"Kamu mau diam disana terus? Mau saya kunci didalam?" kata dia.

Gue langsung lepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil.

Setelah mendengar bunyi mobil terkunci gue langsung mengikuti langkahnya masuk kedalam toko.

"Kamu pilih mau yang mana?" kata dia setelah kita masuk.

Gue melihat ke arahnya.

"Saya? Om aja deh, saya gak tau mana yang cocok. Saya lebih suka cincin plastik gratisan kalo beli makanan di warung" kata gue yang mendapat tatapan heran dari dia.

"Kenapa,om?" tanya gue.

"Terserah kamu aja deh!" kata dia sambil.meninggalkan gue deket pintu.

Gue menghampiri dia yang lagi milih-milih cincin.

"Ini bagus om, ini juga, itu juga.. Beli semua aja om" kata gue sambil senyum ke arah dia.

"Kenapa kamu ikut milih? Bukannya gamau?" tanya dia.

"Iya deh,iya. Saya diem" kata gue sambil terus ngeliatin cincin yang ada disana.

Ada cincin yang bagus banget buat gue tercyduk.

Bentuknya yang simple buat gue pengen beli, tapi mengingat hal tadi gue cuman menggerutu kesal dalam hati aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentuknya yang simple buat gue pengen beli, tapi mengingat hal tadi gue cuman menggerutu kesal dalam hati aja.

"Ada yang bisa saya bantu,mba?" tanya pelayan ramah di depan gue.

"Eh, nggak mba.. Saya cuman liat cincin yang itu bagus banget" kata gue sambil tersenyum.

"Sampai kapan kamu mau disitu terus? Saya mau bayar" kata om Rey membuat gue meninggalkan mba-mba disana dan berjalan menuju om Rey untuk ke kasir.

Setelah dia bayar semuanya, kita keluar dari tempat itu.

Gue cumpan bsa menyesal dan menyesal.

🌂

Gue terbangun dari tidur gue karena om Rey lemparin kresek putih ke paha gue.

"Ini apaan,om?" tanya gue dengan muka ngantuk.

"Buka aja"

Gue langsung buka kreseknya.

Isinya kotak cincin.

Pas gue buka...

Ada cincin yang gue pengen tadii..

Terhura saya huhu...

"Kok om bi-"

"Makanya kalau saya suruh pilih itu nurut aja, gak usah sok-sokan nolak" katanya sambil senyum.

Gue cumam bisa liatin wajah dia yang lagi asik merhatiin jalanan.

Om. ✔[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang