Ya mungkin kalian bisa bilang gue aneh. Selama kehamilan, gue gak pernah ngidam seperti orang lain. Gue gak mengidamkan makanan, gue malah mengidamkan hal yang lain kayak kemarin yang gue ngidamin hujan, ngidam naik pesawat, ngidam berenang di kolam ikan dan sebagainya.
Gue aja sampai bingung menghadapi keinginan gue yang ngga-ngga ini. Gue bahkan sempat ragu kalau anak yang gue kandung ini beneran anak mausia apa bukan.
Nggak deng, beneran anak manusia. Orang bikinnya aja sama manusia. Tapi gue gak tau masuk ke golongan manusia mana anak gue ini karena mintanya aneh-aneh.
Entahlah,tapi intinya gue bahagia dengan kehadiran bayi yang lusa berumur delapam bulan ini. Gue selalu merasa bersyukur karena diercaya sama Tuhan untuk menjadi seorang ibu.
🌂
"Om liat deh Lea bikinin apa?" gue membawa sepiring nasi kuning lengkap dengan segala macam pelengkapnya.
"Kapan kamu masak ini?" dia terlihat heran sambil mengambil alih piring yang gue pegang.
"Tadi, Lea buatnya dari subuh loh gak berniat dimakan?"
Dia kemudian naruh mangkuknya di meja makan.
"Loh, kok gak dimakan? Om gak suka?" gue kecewa sih, dia kayak gak menghargai usaha gue bangun jam empat pagi hanya untuk bikinin di nasi kuning.
Dia kemudian menatap dalam mata gue.
"Iya saya gak suka kalau kamu kecapean bikin makanan untuk saya dari pagi. Saya gak suka"
Hhh..
Gue baper tapi kesel, gimana dong?
"Yaelah. Tugas istri emang gitu kali, masakin buat suaminya" gue berdecak malas.
"Iya, tugas sih tugas tapi kamu harus perhatiin kondisi kamu. Kalau kamu sakit gimana? saya yang susah" dia menangkup pipi gue dengan wajah khawatir.
Gajadi ngambek gue, malah ambyar kalau diginiin.
"Yaudah sekarang kita makan sama-sama,ya. Biar hasil kerja kamu ga sia-sia"
Dan akhirnya kita makan.
🌂
Author's PoV
Rey tersentak kaget karena saat dia membuka pintu rumah, Mylea sudah menampakkan dirinya.
"Kamu ini, saya kira setan" Rey mengatur napasnya.
Mylea memandangi pria yang baru pulang itu dengan tatapan sebal didukung dengan tangannya yang melipat sempurna di depan dadanya.
"Katanya tadi pulang jam delapan, ini udah jam delapan lewat lima. Om telat lima menit, om tidur di luar!" Gadis itu langsung melangkahkan kakinya menuju kamar dan mengunci pintu kamarnya tanpa membiarkan Rey membuka mulutnya.
Rey hanya menghembuskan napas keras.
Dia tidak bisa marah dengan perlakuan Mylea yang selalu tiba-tiba dan juga penurunan moodnya. Semenjak perutnya sudah semakin besar, hal-hal seperti ini sudah masuk kategori 'wajar' baginya.
Akhirnya, Rey hanya mepelas jasnya kemudian membaringkan dirinya di sofa ruang tamu sambil menerima udara malam yang dingin.
🌂
Mylea membuka matanya kemudian menemukan Rey tidak ada disampingnya.
Gadis itu mendudukkan dirinya perlahan mengingat dirinya tengah hamil besar.Dia mengerutkan dahinya.
Om Rey udah berangkat kerja gitu?, batinnya.
Dia kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar. Betapa terkejutnya dia melihat suaminya tengah memeluk dirinya sendiri sembari berbaring di sofa.
"Om Rey" Mylea mengguncang tubuh suaminya itu guna membangunkannya.
"Hmmm?" Rey bergumam sebagai jawaban.
"Om kenapa tidur disini,sih?" Mylea bertanya dengan kesal.
"Kamu yang gak bukain pintu" suara Rey terdengar seperti orang yang sedang terkena flu. Mylea membantu Rey untuk terduduk.
Wajah gadis itu tertekuk sedih. Dia sedih melihat suaminya ini terserang flu.
"Maafin Lea ya,Om. Lea nyusahin ya? Lea gagal jadi istri yang baik." dia menyesal.
Iya, dia menyesal telah membuat suaminya susah.
Rey berdiri kemudian menangkup kedua pipi chubby milik istrinya itu dengan gemas.
"Pertanyaan saya, gimana mungkin kamu nyusahin saya,hmm?"
"Apapun yang kamu lakukan, gak ada yang bikin saya susah atau membenci kamu" Rey tersenyum.
Jantung gadis itu berdebar hebat. Entah mengapa,perkataan Rey seperti mengguncang jantungnya tak karuan. Sehingga membuatnya lupa bagaimana cara menata degupan demi degupan yang dihasilkan oleh jantungnya itu.
-----
Sorry karena ngilang sangat teramat lama. I have my own reason for doing this..
So... Please don't hate me and enjoy reading 💓💓

KAMU SEDANG MEMBACA
Om. ✔[COMPLETED]
General FictionMylea Dewangga, gadis 16 tahun yang secara tiba-tiba dijodohkan oleh kedua orang tuanya diusianya yang masih belia. Hal itu tentu menjadi kesulitan dan pergumulan tersendiri bagi Mylea. Disaat teman-temannya memikirkan tentang pelajaran, dia harus m...