047

39.1K 1.4K 41
                                    

Rey menggendong Mylea di punggungnya karena kondisi gadis itu yang sangat lemas.

Rey sangat marah pada dirinya dan tentu pada si pria brengsek bernama Ferdi.

Dia marah akan dirinya karena dia tak bisa mempertahankan hal yang seharusnya ia jaga dan pertahankan.

Akibatnya?

Hal itu justru hampir direnggut oleh orang lain atau lebih tepatnya sebagiannya sudah direnggut oleh orang lain.

🌂

Rey menidurkan Mylea di ranjang apartment mereka.

Iya, apartment yang menjadi tempat mereka berlindung sebelum ada badai besar menghantam dan menghancurkan tempat itu.

Gadis itu masih tak sadarkan diri, ia pingsan tepat saat mereka mau meninggalkan kediaman Ferdi.

Rey mengambil baju daster putih bercorak polkadot kemudian dia memakaikan baju itu pada Mylea.

Gadis itu kondisinya memprihatinkan, mata sembab, bibir penuh luka dan ada beberapa luka goresan dan memar lainnya.

Setelahnya, Rey pergi ke ruang tengah untuk mengambil kotak P3K.

Tak lama, dia kembali. Dia duduk di samping Mylea yang tak sadarkan diri dan membuka kotak P3Knya, dia mengambil kapas dan obat merah kemudian mulai mengobati bagian yang luka.

Dia mulai dari mengobati bibir gadis itu perlahan. Dia takut gadis itu akan kesakitan karenanya.

Perlahan dia beralih ke bagian di sekitar leher. Dia seperti ingin membunuh Ferdi karena telah memberi tanda di tubuh istrinya.

Dia menatap setiap tanda di leher gadis itu dan hatinya seperti di tusuk-tusuk. Perih, sakit dia tidak kuat.

Air mata Rey perlahan jatuh.

Dia merasa gagal.

Dia gagal jadi suami untuk Mylea, gadis yang ia cintai.

🌂

Mylea's PoV

Gue membuka mata gue yang rasanya kayak di lem.

Hal pertama yang gue lihat adalah langit-langit sebuah ruangan yang berwarna putih.

Gue mulai melihat sekitar gue.

Disini cuman ada gue sendiri dan di kanan gue ada sebuah nakas yang diatasnya ada kotak P3K.

Mata gue menjelajahi ruangan ini.

Gue terlalu kenal tempat ini.

Ini apartment gue dan Om Rey.

Gue berusaha duduk tapi rasanya badan gue kayak mau patah.

Gue mulai merasakan bibir gue sakit dibarengi dengan rasa sakit yang lainnya.

Ceklek.

"Kamu udah bangun?"

Gue menoleh.

Om Rey.

Iya disana ada Om Rey, dia berjalan ke arah gue dengan kaos putih dan celana tidur khasnya.

Dia duduk di pinggir kasur sambil menatap gue.

"Badan kamu masih sakit?" tanya dia lagi.

Gue gak menjawab.

Jiwa gue masih harus mencerna semua kejadian ini.

Gue masih menatap dia datar.

Entah kenapa di satu sisi gue bersyukur gue bisa kembali dan sisi lainnya gue merasa gak pantas ada disini.

Tanpa gue izinkan air mata gue perlahan turun dan gue mulai terisak.

"Le?" Om Rey langsung memeluk gue.

Dipeluk dia isakan gue justru semakin hebat.

Gue jadi merasa sangat kotor, sangat gak pantas ada disini.

Karena gue udah jadi bekas orang.

Om. ✔[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang