038

36.5K 1.4K 21
                                    

"Pak Rey" gue menghampirinya dan duduk dihadapannya.

"Kamu mau saya pesankan apa?" tanya Pak Rey.

"Gak usah pak, langsung mulai aja" gue mengeluarkan laptop.

"Ini pak, kemarin saya sudah bikin pendahuluan" gue menunjukkan laptop gue.

"Ini sudah tepat, hanya saja masih ada yang typo" koreksinya.

Setelahnya kami melanjutkan beberapa diskusi lainnya.

🌂

Mylea pasti nungguin.

Gue jadi ingin cepat pulang ketika melihat jam yang menunjukkan pukul delapan malam.

"Kamu kaliatannya sudah lelah. Kita akhiri saja untuk hari ini, nanti besok atau kalau ada waktu kita lanjutkan" kata Pak Rey sengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

"Oh iya, pak. Terima kasih untuk bimbinganya hari ini" gue membungkukkan badan gue sedikit.

"Iya. Tapi lain kali kita bimbingan di rumah kamu aja ya? Disini gak bisa terlalu konsen" katanya.

"Oh, boleh pak" gue mengangguk.

🌂

Mylea's POV

Gue dari tadi duduk nonton tv karena gak tau mau ngelakuin apa lagi.

Kak Ferdi pulangnya lama banget dah..

Ini gue nungguin kayak lagi nunggu jodoh, eh emang jodoh kan,ya? Hehe.

Ceklek

Panjang umur.

Orang yang gue tunggu akhirnya dateng.

"Dari tadi kamu disini?" tanyanya.

"Iya, nungguin kakak pulang. Yakali aku tidur duluan" gue menghampirinya kemudian mengambil tas yang bertengger di bahu kanannya, dan menaruhnya di sofa.

Ya, kegiatan itu udah menjadi kebiasaan gue entah sejak kapan.

"Aduh, padahal gak usah repot-repot" dia mengacak rambut gue, gue cuman senyum aja.

"Yaudah sekarang kamu tidur, aku udah pulang. Aku mau mandi dulu abis itu langsung tidur" katanya sambil senyum tipis.

Gue mengangguk kemudian berjalan menuju kamar. Belum ada lima langkah, dia nahan gue.

Dia membalikkan badan gue dan memeluk gue erat.

"Aku kangen sama kamu" katanya sambil beberapa kali mengecup puncuk kepala gue.

Gue gak jawab dan membalas pelukannya.

Hangat.

🌂

"Le, nanti sore dosbing aku kesini. Kamu nanti bukain aja tuh persediaan kue-kue yang ada di lemari dapur terus udahnya kamu main aja di kamar. Gak enak sama dosbing aku" jelasnya.

"Lah kenapa? Aku juga pengen liat dosbingnya" rengek gue.

"Nggak sopan, nanti mikir apa dia liat kamu ada disini padahal dia tau aku gak punya adik atau sepupu di sini. Ntar dia kira aku orang jahat yang ngumpetin anak gadis di rumah" jelasnya.

"Iya juga sih. Ya udah deh" kata gue akhirnya.

Yah, ngapain juga nungguin kak Ferdi ngerjain skripsi mending main superstar SMtown di kamar hehe.

🌂

Sesuai permintaan Kak Ferdi tercinta /eh/ gue menyiapkan beberapa kue kering yang ada di dapur dan menaruhnya di ruang tamu, tak lupa gue bersih-bersih ruang tamu dikit biar enak lah nanti.

Gue mendengar bunyi sesorang memencet kode pintu. Gue segera bergegas ke kamar karena gue tau itu Kak Ferdi dan dosbingnya.

Baru mau nutup pintu kamar, gue denger suara.

"Apartment kamu nyaman juga ya"

Suaranya kayak kenal..

Gue ngeliat dari sela-sela pintu.

Orang itu berjas hitam, membelakangi gue.

Sekilas dia mirip Om Rey.

Gue termenung menatap punggung dosbingnya Kak Ferdi yang mirip Om Rey itu.

Gue tersenyum tipis.

Semakin gue tatap itu punggung semakin gue tenggelam dalam kerinduan gue sama Om Rey.

Gue kangen pelukan hangatnya,
Gue kangen baunya,
Gue kangen senyumnya,
Gue kangen semuanya.

Gue menggeleng cepat untuk menghentikan pikiran gue yang udah mulai mengorek masa lalu.

Gue udah janji sama diri gue sendiri untuk melupakannya.

Kayaknya harus gue tanamkan juga di hati gue, biar dia gak lupa.

Om. ✔[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang