Will Go Home

111 9 0
                                    

Hari perlahan mulai berganti malam, namun mereka masih asik mengobrol. Keceriaan mereka tak dapat dihentikan saat ini.

“Masa kecil kita indah, ya?” kata Kirasuma.

“Iya. Rasanya mau kembali ke masa lalu lagi.”

“Oh ya? Lalah sih nggak terlalu mau kembali ke masa lalu lagi. Tapi kalau mengingatnya, Lalah mau. Coba deh Jaja pikir, mana bisa kita kembali ke masa lalu, kecuali kita kenang. Tapi ingat, mengenang masa lalu boleh, terlalu hanyut ke masa lalu jangan. Apapun yang kita hadapi, itu yang harus kita jalankan. Dan apa yang sudah terjadi, itu yang kita ambil hikmahnya. The Time is The Gold. Waktu adalah Emas. Jadi jangan sia-siakan kesempatan dan waktu mu.” Kirasuma berceloteh bijak.

“Iya, Nyai Lalah,” cibir Senja.

“Iiih, apaan sih Ja, kan bener kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya!” Rona merah muncul di pipi Kirasuma.

“Iya. Cielah, merah pipinya. By the way about time, ini sudah hampir menjelang malam. Gimana kalau kita pulang sekarang?”

“Oh iya Ja, Lalah jadi lupa waktu. Gara-gara Jaja, kan!” kata Kirasuma sambil tersenyum canda.

“Jadi Jaja yang di salahkan?”

“Iyalah, kalau Jaja ngga datang, kan nggak sampai jam segini!”

“Ohh, kalau gitu Jaja balik lagi nih, ke London!” ancam Senja bercanda.

“Ihh Jaja kok gitu sih? Ngambekan! Yaudah kalau Jaja ngambek Lalah juga ngambek!” Kirasuma mendengus kesal.

Gadis itu berdiri meninggalkan Senja perlahan dan diiringi senyuman jahilnya.

“Loh, kok gitu sih? Main ngambek-ngambek aja! Siapa yang nyalahin siapa yang marah?” omel Senja sambil berdiri.

“Jaja tau kan, kalau cewe lagi ngambek minta apa?” jerit Kirasuma menoleh ke belakang sambil berlari.

Sudah ku duga, batin Senja sembari memasang senyum seringainya.

“Mau mengulang masa lalu, ya? hehe.” gumam Senja pelan dan mulai berlari.

“Tunggu dong! Jaja mau ikut juga!” lanjutnya.

To be continue

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang