Kejadian

47 4 0
                                    

!! Warning!!
Episode ini mengandung unsur kekerasan dan ucapan kasar!
⚠️⚠️⚠️

Mereka berdua berjalan melewati gerbang sekolah untuk pulang. Saat tinggal selangkah lagi keluar sekolah, tiba-tiba seseorang berlari ke arah mereka dari belakang.

“Kirasuma!!” tegurnya.

Kirasuma lantas menoleh ke belakang memastikan orang yang memanggil namanya.

Kira-kira siapa yang memanggil Kirasuma? Senja mendapatkan sepotong ingatan tentang seseorang yang memanggil Kirasuma. Dia yang selalu bareng sama Caca.

“Apa?! Kenapa ngga di bawa ke UKS?” pekik Kirasuma panik.

“Ngh, ngga tau! Pokonya kamu ikut aja deh! Kasian Caca! Ayo!” serunya sambil menarik tangan Kirasuma pelan.

Senja merasa ada yang ngga beres dengan gerak-gerik anak buah Caca. Kenapa felling-ku ngga enak ya?

“Aku ikut ya!” pinta Senja.

“E-anu, Anak baru disini aja, jaga-jaga kalau ada orang tuanya Caca!” katanya terburu-buru dan langsung membawa Kirasuma pergi meninggalkan Senja.

“Tapi- Agh!” Senja mengerang kesal.

‘Dia ngga mikir apa? Aku 'kan ngga tahu orang tuanya Caca!? Tapi kok perasaanku ngga enak, ya?!’ batin Senja.

***

Kirasuma langsung menyodorkan pertanyaan panik setelah matanya menyisir sekitarnya dan tak ditemukan kecelakaan apapun pada Caca bahkan orang yang katanya 'pingsan' itupun tak ada. Namun kenyataannya tak seperti yang ia pikirkan. Bukannya menjawab, mereka malah menyeringai dan tertawa keras bak psikopat.


“Kok malah ketawa, sih? Caca itu teman kalian loh! Tadi bilangnya pingsan? Dimana? Kalian ngga nolongin malah ketawa! Ayo tolongin!” sungut Kirasuma semakin dipeluk rasa panik sambil menatap mereka satu-satu dengan tatapan marah.

Sesaat kemudian terdengar suara tepukan tangan dengan ketukan tiga kali dan tempo yang pelan namun nyaring. Suara itu muncul di antara empat cewek The Queen dari belakang.

“Bagus semuanya.”

Betapa terkejutnya Kirasuma melihat perempuan itu. Apa-apaan ini? Mereka mempermainkan ku?

“Sebenarnya ini ada apa? Ca, kamu ngga papa? Tadi Mamel bilang kamu pingsan. Tapi kok sekarang kamu ada di sini? Ini sebenarnya ada apa?”

Aku bingung. Padahal aku berusaha peduli dengan semua orang. Tapi kenapa aku dibohongi kayak gini? geramnya.

“Ngga usah kebanyakan BACOT KAMU! Mel! Pit! Tahan dia biar ngga kabur!” perintah Caca ke Mamel dan Pitri yang berada di kiri-kanannya dan langsung dibalas "Oke" sama mereka berdua.

Mereka mengunci kedua lengan Kirasuma.

“Hei lepasin! Ini apa-apaan sih? Caca! Apa maksudnya ini? Aku salah apa sama kamu?” Kirasuma meronta berusaha melepaskan diri dan kabur dari mereka.

Sangat disayangkan usahanya gagal karena semakin Kirasuma bergerak, semakin kencang kuncian mereka. Sakit sekali begitu rintihan Kirasuma dalam hati.

“Ah bacot lo! Bisa diem ngga sih? Berisik tau nggak!" bentaknya.

Kirasuma bungkam. Sementara mundur untuk mencari perlawanan. Garis bawahi! 'Sementara'.

"Eh denger ya!" Caca melangkah mendekati Kirasuma.

"Asal kamu tahu, kesalahanmu adalah kamu tuh ember. Kenapa kamu kasih tau ke Pak Suharji kalau ada PR? Kami itu belum selesai!” bentak Caca dengan penuh penekanan setelah sampai tepat di depan Kirasuma.

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang