Happen Again

57 7 0
                                    

Kirasuma POV

Terulang lagi. Potongan-potongan memori itu kembali tersusun.

“Hey kamu mau berdiri disini? Lukamu bakal terinfeksi kalau ngga di obati!” suara Senja berhasil membuyarkan lamunanku.

Aku seperti orang linglung merespon Senja. Pria itu mengoceh marah. Aku tau dia khawatir.

“Iya iya mau, tapi duduk dulu ya.”

“Dari tadi dong.”

Senja memapahku berjalan menuju sofa. Rasa nyeri saat aku bergerak secara tiba-tiba membuatku spontan merintih. Dengan sigap Senja bertanya “Apa masih sakit?” dan aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

“Dimana kotak obatnya?” tanya Senja di sebelahku.

“Ada di dinding, di sebelah kiri pintu dapur"

Senja pergi mengambilnya.

Tiba-tiba Risma, adik perempuanku menghampiri.

“Kak, dia siapa?”

“Dia Kak Senja, teman kecil kakak” bisikku kepada Risma.

Senja mendekati adikku setelah mengambil obat merah dan beberapa kapas serta pembalut luka di genggamannya.

“Hai~ namanya siapa? Imut banget" tanya Senja sambil tersenyum dan mencubit pipi kanan lawan bicaranya.

“Nama aku Karisma Putri Kakak”

"Oh Karisma. Lucunya kamu!" ucap Senja sambil mengelus rambut Risma.

“Tunggu sebentar ya, Kak Senja mau obati kaki kakakmu dulu”

“Memangnya kakak kenapa?”

Senja tak menjawab pertanyaan Risma. Aku menahan geli.

“Gulung celanamu sampai ke atas lutut! Aku mau lihat separah apa lukamu,” suruh Senja.

Aku pun menuruti perkataan Senja. Sambil mengoleskan obat, Senja menganalisa layaknya seorang dokter. Katanya, dua atau tiga hari lagi aku akan demam.

“Aduh, aduh! Senja pelan-pelan dong! Sakit tau!”

“Iya iya, ini pelan-pelan kok, kamunya aja yang banyak gerak.”

Dih, jadi balik nyalahin. Ngga tau aja lecet di lutut lebih perih daripada di telapak tangan.

“Nah, sudah! Tinggal di perban, selesai deh…"

"Nah, gimana? Sudah enakan belum?” Senja bertanya sembari merapikan alat P3K.

“Emm, agak enakan sih. Terima kasih ya, Ja”

“Iya, sama-sama. Lagian Jaja 'kan sudah janji sama Lalah untuk jagain Lalah”
ucap Senja sembari menaruh alat-alat P3K.

“Iya iya. Eh, Senja kamu mau datang ngga ke acara ulang tahun adikku besok? Besoknya ulang tahun temanku. Mau ikut?”

“Siapa? Karisma?" tanya Senja sembari melangkah ke arahku.

“Yup”

“Oh, ulang tahun yang keberapa?”
tanya Senja kepada Risma.

“Yang keenam, Kak”

“Wiih, sudah gede ternyata. Ya sudah, berhubung ini mau malam, Kak Senja mau pulang dulu, ya. Jaga Kakakmu baik-baik, jangan suruh dia keluyuran” ucap Senja sembari mengelus rambut Risma.

“Iya, hati-hati ya, Kak!”

“Iya. Ya sudah, Jaja pulang ya, Lah”
Senja berdiri.

“Aku antar, ya”

“Ngga usah. Kaki kamu masih sakit, di situ aja, ya”

“Tapi 'kan-”

“Hey hey, ada apa ini? Senja, kamu mau kemana? Duduk dulu sini. Makan camilannya”

“Emm, Bu, Senja mau pamit pulang dulu, sudah mau malam soalnya”

“Yah, Padahal ibu sudah siapin camilan” suara ibu terdengar sedih.

Tanpa sadar, Senja mengambil sedikit kue dan meneguk sedikit jus jeruk yang disiapkan ibu di nampan yang ia bawa.

“Enak banget kuenya Bu, terima kasih ya, Bu” ucap Senja sambil mengunyah camilannya.

“Iya, sama-sama”

“Senja pulang ya, Bu” pamit Senja setelah mencium ibu.

Manisnya.

Ibu terlihat membatu setelah mendapat kecupan hangat dari Senja. Yaelah Bu, kayak ngga pernah dicium sama orang ganteng aja. Ayah marah ntar kalau tau, hihi.

“Iya”

“Eh, iya lupa! Kirasuma, aku boleh minta nomor hp kamu ngga?”

“Boleh dong~”

“Yang aktif, ya” kata Senja.

“Ya iyalah”

Ada ada aja orang ini. Aku pun mengeluarkan ponselku dari saku celana, dan memberikan nomor hpku.

“Ok thanks ya, nanti kalau ada apa-apa, aku jadi gampang kasi tau kamu”

“Pintar kamu”

“Ya sudah, aku pulang dulu, asalamualaikum” paamit Senja.

Wa alaikum salam.”

To be continue

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang