In the School

39 4 0
                                    

Normal POV

Bel sekolah pun kembali berbunyi. Menandakan bahwa kelas akan dimulai kembali dan membuat seluruh siswa terpaksa harus menjeda pertemuan mereka dengan hidangan lezat ala kantin. Lain halnya dua orang ini. Si penggila pelajaran, dan si haus ilmu. Mereka rela menghentikan acara makan mereka demi mewujudkan tujuan mereka bersekolah.

"Oh iya! Habis ini pelajaran Bahasa Indonesia!" pekik Kirasuma sembari menepuk keningnya.

"Ayo cepat! Nanti kita terlambat masuk, trus nilai kita terancam!"
ujar Senja pura-pura panik sambil sedikit melorotkan matanya.

"Lebay, Ja" balas Kirasuma sembari berdiri.

Mereka pun langsung bergegas menuju kelas mereka.

Sesampainya mereka berhenti sejenak di depan pintu setelah Kirasuma mengejar Senja yang berniat menjahilinya.

"Siapa ya tadi yang bilang ada guru?" sindir Kirasuma menatap Senja dengan senyum tersungging di bibir tipisnya.

Yang ditatap cengengesan tanpa dosa.

"Yaudah. Yok masu- eeh!" Belum sempat Kirasuma menyelesaikan seruannya, seseorang dengan sengaja menjoroknya ke lantai.

Senja ikut terjerembab. Tapi karena refleks Senja sangat bagus dia berhasil menahan tubuhnya untuk memeluk dinding.

"

Duuhh ngapain sih di tengah jalan?! Caca mau lewat jadi kehalang tauk!" protesnya menyindir Kirasuma.

Senja langsung membantu Kirasuma untuk bangkit.

"Iih Caca! bisa ngga sih, jalan tuh liat-liat!?" Emosi Kirasuma kini meluap.

Rasanya Kirasuma ingin membuat cap telapak tangan di pipi cewek cempreng itu jika Senja tak menahannya untuk melakukan itu.

"Dih, suka-suka Caca dong! Lagian ngapain sih di tengah jalan? Kayak ni jalan punya situ aja," sindir Caca sekali lagi sambil menatap Kirasuma sinis.

"Iih-"

"Sudah sudah, ngga usah dilawan. Lebih baik kita duduk. Tuh, gurunya sudah datang!" tahan Senja berusaha meredam emosi Kirasuma yang kalau dibiarkan jadi runyam.

"Ada apa ini?" tanya Pak Suharji --guru Bahasa Indonesia-- ketika melihat anak muridnya masih di luar.

"Ngh, ngga ada apa-apa kok, Pak"
jelas Senja mewakili.


"Ohh, ya sudah. Ayo masuk!"

"Baik, Pak" balas mereka bersamaan.



Pak Suharji berjalan ke meja guru bersamaan dengan seluruh siswa yang ada di kelas itu dan memulai pelajaran.

"Baiklah anak-anak, kita mulai pelajaran nya. Ada PR kemarin?"

"Ada Pak!" jawab Kirasuma antusias.

Raut wajah murid yang tidak mengerjakan PR yang diberi Pak Suharji seketika berubah pucat termasuk Caca.

"Duhh, tu anak pake acara kasih tau lagi!" desis Selvy, siswi yang mejanya bersebelahan dengan mereka.

"Kirasumaaa" kali ini Lutfi yang bersuara --siswa yang duduk di barisan paling pojok belakang tepat di barisan Caca.

"Pulang lewat mana?" kembali siswi yang mengambil alih, kali ini Radha yang duduknya di barisan deret kedua salah satu anggota The Queen.


"Sudah! Sudah! Bagus Kirasuma kasi tau. Berarti kalian yang protes belum selesai, ya?" oceh Pak Suharji membuat keheningan berhasil menyelimuti ruangan itu.

"Baiklah. Untuk yang belum mengerjakan, kerjakan sekarang! Hari ini bapak lepaskan kalian dari hukuman karena bapak tau hari ini ada anak baru di kelas ini. Karena anak baru belum tau tugasnya yang mana, kalian kerjakan dulu sambil menunggu anak baru selesai. Kirasuma tolong di bantu ya anak barunya" titah beliau yang langsung di-iya-kan oleh Kirasuma.

***

Bel pulang sudah berbunyi. Kirasuma bergegas membereskan buku-bukunya di meja.

"Lah, rumah kamu di mana? Searah ngga sama rumahku di Jalan Langit sebelah Jalan Bukit Barisan? Kalau searah, pulang bareng ya," oceh Senja pura-pura bego.

"Ni anak kenapa sih?" Kirasuma memasang raut datar di sela aktivitasnya.

"Canda sayang~" goda Senja.

Entah dapat dari mana ucapan itu, yang jelas panggilan yang seratus persen gurauan itu berhasil membuat pipi Kirasuma bersemu merah dan sempat menghentikan beres-beresnya.

"Ya sudah, yuk! Ntar keburu sore" suara Senja berhasil membuyarkan lamunan Kirasuma.

Cepat-cepat Kirasuma menyembunyikan rona merahnya.

"Lho, kalian satu arah?" tanya Vina yang tiba-tiba datang dengan Ria di sebelahnya.


"O jelas. Senja tinggal di sebelah rumahku," sahut Kirasuma menyudahi aksi bebersihnya.

"Ooh, rumah kosong yang itu, ya? Itu rumah mu, Ja?" tanya Vina menatap Kirasuma dan Senja bergantian yang langsung di-iya-kan Senja.

"Ya sudah kita duluan ya. Jumpa esok kalian~" pamit Senja tersenyum manis.

"Eh Senja, jangan lupa ya! Kamu, 'kan mau ajarin aku matematika. Jadi, 'kan?"

"Iya. Makanya kita pulang sekarang supaya ngga kesorean" oceh Senja.

To be continue

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang