Lega

34 5 0
                                    

Pada hari yang sama, pukul 17:00.



Kirasuma saat ini sedang menerima panggilan telepon dari Senja.
“Apa?! Ke taman kota?”
"Iya. Memangnya kenapa?"
“Ya, ngga apa-apa sih, dengan alasan apa Jaja mau ngajak Lalah?”



"Ngga ada alasan apa-apa sih, cuma Jaja pengen kesana tapi ngga ada teman nya, jadi Jaja ajak Lalah aja deh, disana juga ada eskrim, Lalah suka eskrim 'kan?"
“A- iya sih. Ya sudah jam berapa kesana?”
"Nanti malam jam delapan"
“Ok, nanti Lalah siap-siap dulu”
"Ya, Jaja tunggu, assalamualaikum"



“Wa alaikum salam”
'Tut'
kirasuma menutup telpon nya.



***



Pukul 20:00.



Kirasuma bersiap pergi ke tama kota dengan Senja.
“Bu, Lalah mau pergi jalan dulu ya”
ujarnya sembari menuruni tangga.
“Sama siapa?”
“Senja”
“Dia yang ngajak?”
“Iya”
“Perginya mau kemana?”
“Taman kota katanya”
“Ya sudah, hati-hati ya”


“Iya, assalamualaikum
pamit Kirasuma sembari mencium punggung tangan ibu nya.
Wa alaikum salam
balas ibu.
Kirasuma keluar rumah dan menunggu Senja di halaman rumahnya.
“Mana sih? Katanya dia yang tunggu, tapi kok aku yang tunggu?”
gumamnya.



Tiba-tiba sebuah mobil hitam mengkilap berhenti didepan rumahnya.
‘Siapa itu? Teman nya ayah?’
batin Kirasuma.




Seseorang turun dari mobil itu.



Dan perlahan mulai nampaklah seseorang yang menyetir mobil itu.



Kirasuma terkejut melihatnya.




Matanya terbelalak.



Rupanya seseorang yang menyetir mobil itu adalah Senja.
Dia mengedipkan mata kirinya kepada Kirasuma.
“S-Se-Sen-Senja!”
Kirasuma tergagap.
“Ya? Ada apa?”
“K-kita pakai mobil?”
“Iya.”
“Tapi-”
“Ngga ada tapi-tapian! Sekarang masuk, kita berangkat, nanti telat lho. Yuk!”
seru Senja.



“Tapi-”
“Ayo!”
Senja melangkah dan meraih tangan Kirasuma.
Kirasuma hanya terdiam tak bisa berkata-kata.
“Silahkan masuk tuan putri~”
Senja membukakan pintu mobil untuk Kirasuma.
Kirasuma pun masuk dan masih terpaku.
'Bam'
“Kita berangkat~ oh iya sabuk pengaman nya belum dipasang!”



'Cklak'
“Nah, sudah dipasang~”
Senja melirik Kirasuma.
“Lho, Lah kok belum dipasang?”
“…”
Kirasuma masih terpaku sehingga dia tak mendengar Senja berbicara dengan nya.
“Biar Jaja pasang ya…”
Senja mendekat.




Wajah mereka saling berhadapan.



Jantung Kirasuma berdetak kencang.



‘Oh tidak! Gawat! Senja dekat banget sama aku! 'Gimana nih’
batin Kirasuma tak karuan.
“A… S-Se-Sen-SENJA! Kamu ngapain?!”
Kirasuma panik.
“A-aku cuma mau pasangin sabuk pengaman”
“Biar Lalah aja!”
“Oh, ya sudah.”
'Cklak'
“Sudah?”
“Sudah,”
wajah Kirasuma memerah.



Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang