Happy Birthday KIrasuma #2

9 1 0
                                    

Normal POV

Senja memasang muka datar dan Pagi mulai takut Senja mengamuk karena kesalahannya. Disaat Pagi sudah siap dengan kemarahan Senja, cowok itu malah mengendurkan otot mukanya dan tersenyum. Pagi yang melihat perubahan itu menjadi lega dan mereka berdua tertawa receh.

Buon compleanno Lalah” ucap sore.

"Hah?" Kirasuma tak paham dengan apa yang Sore ucapkan.

"Happy birthday Lalah"

“Ooow thank you” balas Kirasuma.

“Gantian dong! Giliran kita!” protes Malam di antara Bintang dan Bulan yang membuat mereka semua menoleh kearahnya.

“Ya iya,” balas Senja malas.

Mereka bertiga berjalan sejajar dan lagi-lagi Kirasuma dipeluk.

Bedanya, kali ini yang peluk orangnya lebih tinggi daripada dia. Mungkin mereka bertiga diharuskan untuk menunduk sedikit. Bukannya Kirasuma pendek. Tapi rata-rata tinggi badan mereka bertiga dua puluh atau tiga puluh senti lebih tinggi daripada Kirasuma. Sedangkan tinggi Kirasuma hanya 155 cm. Bayangkan!

“Kalian tinggi banget. Lalah kegencet di tengah, nih” keluh Kirasuma dengan suara teredam.

“Elah nggak ada rasanya meluk elu, Lah.” Bintang bersuara.

“Halah, mentang-mentang situ paling tinggi” sahut Malam.

Sementara mereka saling sahut-menyahut, Bulan hanya bisa tertawa.

“Kak Malam.”

“Ya?”

“Adeknya Kak Malam nakal” Kirasuma mengadu seperti anak kecil.

“Kenapa?” Malam meladeni dengan nada manja.

“Masa dia bilang kalian mau pergi ke London lagi?”

“Emang iya” timpal Malam santai dan ringan.

Senja menghampiri kakaknya. Raut wajahnya menjadi sedih.

“Canda.” Malam tersenyum jahil.

Lalu kedua kakak beradik itu tertawa ngakak.

“Kakak sama adek sama aja” gumam Kirasuma.

Sedetik kemudian, tiga orang wanita memanggil Kirasuma. Pemilik nama itu langsung menoleh ke sumber suara dan lagi-lagi dia mendapatkan pelukan hangat dari sahabat-sahabatnya.

“Selamat ulang tahun Lalaah!”

“Uuu terima kasih”

Mereka melepaskan pelukan bak teletabis itu.

“Kalian kok tau aku disini?”

“Kalau kami dikasih tau … tuuhh” balas Vina mewakili Ria sambil menunjuk Senja dengan dagunya.

Kirasuma melirik ke arah Senja. Yang dilirik jadi malu-malu.

“Kalau aku dikasih tau Pagi” timpal Dhiva setelah Kirasuma mengedepankan wajahnya.

“Makasih Pagi~” lagi-lagi Kirasuma menoleh namun kali ini hanya sekilas.

“Cih, aku nggak diucapin makasih” protes Senja tak terima.

Kirasuma terkekeh dan balik badan.

“Iya, makasih ya Senjaaaaa!” suaranya melengking setelah dia didorong oleh ketiga sahabatnya.

Dan, bugh. Kirasuma memejamkan mata untuk mengurangi rasa takut akan jatuh. Namun, dia merasa tidak menyentuh tanah. Rasanya …hangat. Dan saat Kirasuma membuka matanya, ternyata dia mendarat tepat di dada Senja lalu pria itu mendekap Kirasuma erat.

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang