Bel sekolah berbunyi. Jam pelajaran pertama akan dimulai. Semua murid duduk di tempat duduknya masing-masing. Caca memperhatikan Senja seakan-akan dia adalah buronan yang paling ia incar. Senja balas menatapnya sinis. Cowok itu sadar sejak tadi Caca menatapnya dan itu membuatnya risih.
Dia pasti nunggu jawaban dariku. Aku harus jawab apa? Apa aku tolak aja ya? Tapi nanti Lalah diganggu lagi. Sedetik kemudian lirikannya kembali terfokus ke arah Pak Ridwan.
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi paaak" balas semua murid serempak.
"Sebelum memulai pelajaran, ada yang harus bapak sampaikan" papar beliau.
Semua murid terlihat siap mendengarkan dan menyimak ucapan Pak Ridwan.
"Sebentar lagi kalian akan menghadapi ulangan sekolah dan ulangan nasional. Jadi bapak harap kalian belajar dengan serius supaya mendapatkan nilai yang memuaskan" jelasnya.
Semua siswa meng-amin-kan doa beliau. Lalu pelajaran pun dimulai. Hmm, ulangan ya? Apa aku harus pakai alasan ini aja ya supaya bisa nolak Caca? Tapi apa yang akan terjadi setelahnya? Nggak! Nggak! Nanti kalau ada apa-apa sama Kirasuma gimana? Nggak boleh! Aku ngga boleh mengambil langkah yang salah! Tapi gimana caranya?
***
Istirahat telah tiba. Kirasuma dan teman-teman SMP-nya berkumpul di kantin dengan sahabat-sahabat kecilnya.
"Ja, fokus belajar sekarang. Jangan mikirin yang lain. Sebentar lagi ulangan" tegur Kirasuma mengejutkan Senja yang masih memikirkan solusi untuk masalahnya.
"Iya, Ja!" sambung Pagi.
Sore yang saat ini berada di samping Pagi mengangguk menyetujui perkataan Kirasuma. Sejak tadi mereka sadar di antara mereka hanya Senja yang paling diam. Diamnya Senja bukan berarti dia yang paling pendiam di antara mereka. Senja ngomongnya juga ngirit banget hari ini. Cuma: ya, he em, sama oh doang. Tumben sangat.
Maka dari itu, sejak tadi mereka berusaha memancing Senja untuk bergabung dengan obrolan mereka.
"Nggak kerasa ya Senja udah beberapa bulan di sekolah ini" ucap Vina.
"Iya. Sudah dua bulan, lho!" sambung Dhiva yang di-iya-kan Ria.
Senja tersenyum malu. Bener kata Kirasuma. Aku harus fokus belajar dulu supaya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan batin Senja berusaha meyakinkan diri.
Kini pikirannya mulai tenang. Kirasuma telah berhasil membuat Senja kembali tersenyum.
***
“Waah hari ini menyenangkan sekali, ya?” ungkap Pagi sembari tersenyum riang.
“It's always dah” desis Sore.
"Apa?"
"You always think if all is funny" gumam Sore sambil memasang raut wajah mencibir.
“Salah?” Pertanyaan Pagi tak dijawab oleh Sore.
“Ingat! Sebentar lagi ulangan! Harus serius! Jangan menganggap semuanya gampang, dan jangan menganggap semuanya susah” nasehat Kirasuma.
“Iya Lalah, Iya” balas Senja sembari mengacak rambut hitam legam Kirasuma.
***
Bruk. Kirasuma menghempaskan ranselnya ketempat tidur dan merebahkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melukis Senja {Revisi}
Fiksi RemajaMenceritakan seorang gadis cantik bernama Kirasuma Nura Fadillah dan seorang pemuda tampan bernama Senja Wira Atmaja yang telah bersahabat sejak kecil. Tak hanya Senja. Kirasuma juga memiliki banyak teman lainnya. Namun suatu ketika mereka berpen...