Happy Birthday Pagi #1

42 5 0
                                    

Kirasuma POV


Aku saat ini berada di taman. Jika kalian tanya apa yang ku butuhkan saat ini, hanya satu.
Aku hanya butuh waktu sendiri. Mereka benar. Aku seharusnya ngga boleh bohong. Aku paling benci sama orang bohong, tapi aku sendiri ngga bisa membuktikan apa yang ku benci. Itu yang sedari tadi kupikirkan.


Entah kenapa mataku tertuju pada bukit yang biasanya ku tempati. Aku terkejut saat melihat anak perempuan yang duduk di atas bukit itu dengan seorang pria yang gerak-geriknya mencurigakan. Sepertinya pria itu akan melecehkan anak perempuan itu! Anak itu dalam bahaya!


Tanpa berpikir panjang, aku langsung bangkit dari tempat dudukku dan langsung menghampiri anak perempuan yang kini tengah menangis dengan bahasa tubuh yang mengatakan 'Tolong aku'.


"Hei, jangan ganggu dia!" seruku lantang.

Aku perhatikan pria itu lebih teliti. Sepertinya dia orang gila.

"Kak tolong aku! Aku diganggu orang gila, Kak! Tolong aku!" rintih anak itu di tengah tangisnya.

"Iya dek. Tenang aja, kakak bakal nolong kamu kok! Sekarang adek sembunyi di belakang kakak, ya," titahku yang langsung dituruti.


Aku mengusir orang gila itu agar tak mengganggu adik ini.

"Naah, sekarang adek boleh ke depan kakak. Orang gilanya sudah pergi, kok" ucapku setelah berhasil mengusirnya.

Anak itu langsung keluar dari belakang tubuhku dengan sisa rasa takut.

"Mm, uwaah beneran ngga ada. Makasih ya, Kak" ucapnya gembira.


Aku ikut senang melihat anak itu tersenyum. Aku mengajaknya untuk mengobrol denganku. Tak jarang anak itu bercerita banyak tentang kehidupannya kepadaku. Aku lebih sering menjadi pendengar.


Melihat semangat anak itu menceritakan kisahnya, beban yang ku panggul perlahan hilang dan kini senyuman manis dan tulus tanpa beban terlukis bebas di wajahku. Bahkan, terkadang aku tertawa lepas mendengar kisah lucu anak itu. Ah, aku kangen masa kecilku.


***


Paginya, aku terbangun seperti biasa. Aku bergegas pergi ke sekolah dengan yang lainnya. Mood-ku sedang bagus hari ini. Aku tak sabar menemui mereka. Saat semua sudah beres, aku memeriksa hpku. Mulai pulang sekolah kemarin aku tak menyentuh hp sama sekali sampai sekarang.


Bayangkan berapa banyak notifikasi dari grup dan beberapa chat yang menghiasi WhatsApp-ku.

Kak Bintang- "Tumben sepi"
"Biasanya ribut"
"Pda kmna?"

Kak Malam- "Napas"

Kak Bintang- "😑😑"
"Kmu dmna Sya?"

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang