Serba Salah

34 4 0
                                        

Keesokkan harinya, Sore berkunjung ke rumah Kirasuma.
Tak biasanya dia datang berkunjung ke rumah Kirasuma pada pagi hari.
'Ting Tong'
“Ya, sebentar!!!”
'cekrek'
“Sore!”
“Assalamualaikum, Lalah~”
“Wa alaikum salam, tumben datang pagi-pagi, ada apa?”



“Ehm… ehehe, aku mau curhat…”
balas Sore pelan.
“Hah!? Pagi-pagi curhat…?”
Kirasuma memegang dahi Sore, dan Sore hanya tersenyum.
“Ngga panas. Kamu ngga sakit 'kan, iya 'kan? Kamu ngga lagi tidur 'kan?”
“Engga. Salah ya, aku mau curhat? Curhat 'kan ngga kenal waktu”



“Iya sih, tapi kamu mau curhat apa?” “Ngga disuruh masuk dulu, nih?”
“Oh iya lupa! Ayo masuk!”
seru Kirasuma.
“Mau curhat apa?”
ujar Kirasuma membuka pembicaraan sembari duduk.
“Emh… langsung to the point ya. Sebenarnya aku itu………… suka sama Pagi…”
jawab Sore gugup.



“Kenapa ngga langsung ngomong aja sama Pagi?”
“Aku malu”
“Kenapa harus malu? Nanti dia diambil orang lain, lho”
“Tapi yakali cewe yang nembak cowo? Aku ngga kayak gitu”
“Sejak kapan kamu suka sama dia?”



“Sebenarnya waktu kita pertama kali ketemu, aku sudah suka sama dia karena dia berani mengajak ku bermain dengan kalian. Dan saat aku pergi dengan ayah ku keluar negeri, aku takut kalau aku tak bisa bertemu kalian lagi terutama Pagi karena dia orang pertama yang mengajak ku bermain. Ketika kita kembali bertemu, aku melihat Pagi semakin berubah tampangnya berbeda dengan yang dulu. Namun aku berharap sikapnya yang baik tak berubah. Dan lagi kamu ingat chat group yang dia bosan? Dia mau ke rumah ku 'kan? Dan aku bilang ada ayah ku. Lalu dia balas ngga apa-apa sekalian dia mau lamar aku. Meskipun aku tau that just kidding, tapi aku ngga berhenti ngeblush di rumah. Sudah gitu aku duduk disamping ayah ku lagi. Belum lagi dia lihat muka ku merah, apa ngga keringat dingin?”
jelas Sore panjang lebar.



“Ini gawat. Tapi nanti aku coba bicara sama Pagi.”
“Iya. Tolong sampaikan ya.”
“Baiklah-”
'Drrttt Drrttt'
tiba-tiba ponsel Kirasuma berdering.
"Halo, assalamualaikum, Lah"
“Ya, wa alaikum salam. Ada apa Gi?”
"Lah, kamu bisa ke taman ngga?"
“Mau ngapain?”
"Ada deh. Aku mau kasih kejutan"



“Emm… bisa aja sih. Kapan?”
"Sekarang!"
“Ok, bentar lagi aku kesana”
'Tut'
“Re, ini aku mau ketemuan sama Pagi, kamu pulang aja dulu, nanti aku kasih tau dia”
“Lah, aku percaya pada mu”
“Terima kasih”
balas Kirasuma memasang senyum.



Sore akhirnya pulang ke rumahnya.



'Drrttt Drrttt'
panggilan masuk ke ponselnya lagi.
"Halo, assalamualaikum"
“Wa alaikum salam, ada apa, Ja?”
"Lah, kamu bisa ke taman sebentar ngga? Ada yang perlu ku bicarakan sama kamu"
“Bisa, sih. Kapan?”
"Sekarang!"
“Ok aku siap-siap dulu”
'Tut'
Sementara itu.



Pagi dan Senja tengah mempersiapkan diri untuk menemui Kirasuma di rumah mereka masing-masing.
“Ok, sudah siap! Saatnya beraksi!”
ujar mereka bersamaan.



***



Kirasuma kini berada di taman sedang menunggu mereka berdua.
“Kemana sih, mereka berdua? Katanya disuruh ke taman. Kok ngga ada?”
gumamnya sembari duduk di kursi taman.
“KIRASUMA!!!”
tiba-tiba beberapa orang memanggil namanya.



Dia menengok ke gerbang taman dan terlihat mereka sedang berlarian menghampiri Kirasuma.
“Datang juga akhirnya. Ada apa sih, kalian pagi-pagi minta ketemu sama aku? Kangen ya~”
“Kirasuma aku mau bicara dengan mu!”
pinta mereka bersamaan.



Kirasuma terkejut.



Mereka berdua saling menatap.



“Bicaralah. Toh, kalian setiap hari bicara.”
“Ada sesuatu yang penting yang ingin ku sampaikan!”
ujar mereka bersamaan lagi.
“I-iya, apa yang ingin kalian sampaikan? Sebelumnya, apakah kalian bisa bicara satu per satu? Aku jadi bingung”



“Aku suka sama kamu! Jadilah milik ku!”
pinta mereka bersamaan.
'Deg'
Kirasuma sangat terkejut mendengar peryataan mereka.



‘A-apa ini? Kenapa mereka minta aku jadi milik mereka? Senja nembak aku, tapi aku ngga mau kehilangan sahabat. Dan Pagi juga nembak aku! Aku harus bilang apa sama Pagi? Atas dasar apa dia suka sama aku? Sedangkan aku ngga ada rasa sama dia, dia juga sahabat ku… Sore! Ya! Sore suka sama Pagi, dan aku sudah berjanji dengan nya kalau aku akan menyampaikan perasaan nya ke Pagi’
batin Kirasuma.



“Emh… kenapa kalian tiba-tiba begini? Bukankah kita sahabat?”
wajah Kirasuma memerah.
“Jadi apa jawaban nya?”
mereka berdua mengharap jawaban Kirasuma.
“Oke, oke aku akan jawab, dan jawaban ku……… aku bingung!”
Kirasuma tertunduk.
“Kenapa harus bingung?”
tanya Pagi.



“Kau hanya perlu jujur dan mengatakan nya”
kata Senja.



“Senja, aku tak ingin kehilangan sahabat lagi. Cukup kalian pergi namun kalian tetap jadi sahabat ku ketika kembali. So, can you leave me in here? Aku ingin bicara dengan Pagi. Tapi jangan salahpaham! Aku ingin bicara dengan nya bukan berarti aku mau menerimanya.”



“Tapi-”
“Aku menolak mu dengan alasan karena tak ingin kehilangan sahabat ku”
Kirasuma memotong pembicaraan Senja.
Alright, I'am sorry…
Senja langsung pergi.
“Kau dengar tadi? Aku ingin bicara dengan mu bukan karena aku ingin menerima mu.”
“Lalu karena apa?”



“Ada sesuatu yang harus ku sampaikan pada mu”
“Apa itu?”
“Sore suka sama kamu”
jelas Kirasuma.




Pagi terkejut.



“Dia suka sama kamu sejak kecil saat kau mengajaknya bermain dengan kita, karena kamu orang pertama yang mau berteman dengan nya. Lalu saat kalian pergi, Sore sedih mendengar kau pergi walaupun dia juga akan pergi, dia takut kalau kita takan pernah bertemu lagi. Dan ketika kita kembali bersama, dia jadi semakin suka karena penampilan mu berubah. Tapi dia berharap hati mu masih seperti yang dulu. Dan lagi kamu ingat group chat yang kamu bosan? Kamu bilang kamu mau ke rumahnya, 'kan? Dan Sore bilang ada ayah-nya. Lalu kamu balas ngga apa-apa sekalian kamu mau lamar dia. Meskipun dia tau that just kidding, tapi itu berhasil membuatnya ngga bisa berhenti ngeblush di rumah. Sudah gitu katanya dia duduk disamping ayah nya. Belum lagi ayahnya lihat muka Sore merah, apa dia ngga keringat dingin?”
jelas Kirasuma berusaha menyampaikan semuanya.



“Dia… bilang begitu?”



“Ya. Sebenarnya dia mau kasih tau kamu sendiri, tapi dia tau diri, dia cewe, dan dia ngga pantas ngomong duluan sama cowo. Aku mengerti perasaan nya karena aku sendiri seorang wanita, dan aku juga berada diposisinya saat ini. Aku menyukai Senja, namun aku tau diri, aku seorang wanita, dan aku lebih memilih memendam perasaan ku daripada memberitahu duluan. Tapi memendam juga akan menuai suatu saat. Jangan sampai dia yang ngomong duluan. Hanya itu yang ingin ku sampaikan, dan itu semua dari Sore yang cerita kepada ku dan meminta ku untuk menyampaikan nya. Aku hanya memenuhi permintaan nya.”



“…”
Pagi terdiam.
“Kalau kau sudah selesai dengan urusan mu, aku ingin pulang karena urusan ku sudah selesai…”
Kirasuma melangkah satu langkah lebih jauh dari Pagi.
“Dan maaf, kata-kata ku agak menyakiti mu”
lalu Kirasuma pergi.




Tinggalah Pagi di taman.



To be continue

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang