Bertemu Pagi dan Siang

25 4 0
                                    

Flashback start

Di rumah Kirasuma, Senja berdiri di depan pagar berencana mengajak sahabatnya bermain. Berkali-kali dia memanggil Kirasuma sejak tadi. Namun kesabaran dan janji lah yang menguasai dirinya.

Tiba-tiba sepasang kakak-beradik dengan gender yang berbeda mendekatinya.

"Kak lihat! Ada seseorang di sana," kata anak perempuan berambut sepundak itu.

"Iya kamu benar. Kita datangi dia yuk!" ajak anak laki-laki bermanik hazel itu yang dipanggil 'kakak'.

Senja kaget melihat mereka yang tiba-tiba muncul di sebelahnya.

"Kalian siapa?"

"Aku Pagi, dan ini adikku, Siang."

"Halo, Kak!" sapa Siang tersenyum sumringah.

"Oh iya, nama kamu siapa?"

"Namaku Senja."

"Hei Senja, apa yang kau lakukan di sini? Ini rumahmu?" tanya Pagi.

"Bukan. Ini bukan rumahku. Aku lagi nungguin temanku"

"Bu, Lalah mau main sama Senja dulu, ya. Dia sudah nungguin" pamit Kirasuma di ambang pintu dapur dengan suara imutnya.

"Iya. Mau main dimana?" tanya Yuni sambil asik berkutat dengan piring berbalut busa sabun.

"Di taman."

"Ya sudah. Cepat pulang, ya. Jangan main jauh-jauh!" Yuni menatap anak tunggalnya sesaat lalu melanjutkan aktivitasnya.

Kirasuma melesat pergi ke arah pintu utama.

Gadis mungil itu keluar dan melihat Senja dengan beberapa anak bersamanya. Buru-buru Kirasuma menghampiri Senja. Setelah berhasil membuka pagar, Kirasuma menganalisa dua anak yang sejak tadi bersama sahabatnya.

"Kenalin, Lah. Dia Pagi, dan yang cewek adiknya, namanya Siang" ujarnya sambil menunjuk mereka satu-satu.

"Hai, salam kenal" sapa mereka berdua.

"Iya. Aku Kirasuma. Oh ya, kalian mau ikut kami nggak?" Kirasuma tersenyum ramah.

"Kemana?" tanya mereka kompak.

"Main di taman. Mau ikut?"

"Boleh" balas mereka dengan senang hati.

Dengan ceria, mereka mengayunkan langkah pergi ke taman.

***


Sesampainya, Pagi mempertanyakan apa yang akan mereka mainkan. Kirasuma mengusulkan permainan petak umpet dengan pohon sebagai pos jaganya. Mereka setuju dan melakukan undian jaga yang dinamakan 'hompimpa'. Setelah berkali-kali membolak-balikan telapak tangan, ditemukan lah siapa penjaganya.

"Lalah yang jaga!"  Senja mengumumkan.

"Mau hitung sampai berapa?"

"Sampai 10 aja!" Pagi ikut bersuara.

Kirasuma berlari menaiki bukit taman dan langsung menelungkupkan kepalanya. Kirasuma mulai menghitung sedang mereka berlarian kesana-kemari mencari tempat persembunyian yang aman.

Wilayah taman sangat luas. Banyak spot-spot terbaik untuk bersembunyi. Tak hanya petak umpet. Asin/gerobak sodor, kelereng/gundu, dan masih banyak permainan lain yang bisa dimainkan di taman ini. Sayangnya, banyak anak-anak yang sudah tak tertarik lagi. Akibatnya, taman ini hampir terbengkalai dan terancam digusur.

Melukis Senja {Revisi} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang