12. Pengabaian

314 43 9
                                    

Pengabaian yang mendewasakan

Alan Adrian Renando

Bel istirahat di SMA Kartini telah berbunyi, banyak siswa berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar, Keyfa pun melakukan hal demikian bersama kedua sahabat setianya, Dinda dan Rani.

Keyfa bersana Dinda dan Rani berjalan berbarengan menuju kantin dengan sesekali mengeluarkan candaan mereka yang khas, di perjalanan menuju kantin Keyfa berpapasan dengan Alan yang tak lupa menyapanya.

"Hai Keyfa Andrea." tanya Alan dengan senyum mempesona.

"Ha..halo Alan." jawab Keyfa gugup dan tersenyum kaku. Kecanggungan masih ada diantara mereka karena hubungan mereka di masa lalu sangatlah buruk.

"Mau ke kantin?" tanya Alan menduga-duga.

"I..iya"

"Yaudah bareng gue aja." ucap Alan menawari Keyfa.

"Gue sama temen-temen kok. Oh iya kenalin ini Dinda dan Rani" ujar Keyfa memperkenalkan kedua sahabatnya itu, Dinda dan Rani tersenyum canggung kearah Alan yang menatap keduanya dengan senyum yang mempesona.

"Kalian ke kantin bareng Keyfa?" tanya Alan dengan pesona kuat nya membuat Dinda dan Rani sontak membulatkan matanya seketika karena kaget Alan bertanya pada mereka berdua.

"Eng..enggak kok." jawab Rani cepat. "Lo ke kantin bareng Keyfa aja gue sama Dinda ada urusan mau balik ke kelas dulu" lanjutnya.

Mendengar pernyataan Rani barusan Keyfa dan Dinda membulatkan matanya seketika karena kaget dengan ucapan sahabatnya itu. Dinda dengan ekspresi yang tak percaya menatap Rani dengan memberi kode meminta penjelasan apa yang telah ia katakan barusan. Tanpa merasa bersalah Rani memberi kode balik pada Dinda agar membiarkan Keyfa dan Alan memiliki waktu untuk berdua saja.

Keyfa hanya tersenyum kikuk didepan teman lamanya itu melihat kelakuan Dinda dan Rani yang sepertinya sengaja melakukan itu untuk mengerjai Keyfa.

"Yaudah ya Key, Al kita ke kelas dulu, bye." pamit Rani sambil menarik tangan Dinda yang belum bersiap untuk pergi.

***

Sesampainya di kantin Alan dan Keyfa segera mencari tempat duduk untuk memakan makanannya nanti, mata Keyfa berputar kesegala penjuru kantin memperhatikan detail setiap orang yang ada di ruangan ini hanya untuk mencari Arka.

"Lo kenapa sih?" tanya Alan bingung melihat Keyfa dengan mata yang tak bisa diam karena terus menatap kesana kemari untuk mencari sosok yang sedari tadi ingin ia temui.

"Dimana ya Arka," ujar Keyfa pelan.

"Hah apa key?" tanya Alan karena telah mendengar suara Keyfa tadi secara samar. "Lo lagi nyariin seseorang?" tanya nya lagi.

"Hehe Iya Al, gue lagi nyari Arka, entah kenapa gue pengen banget liat dia hari ini."

"Ar..ka ? Tanya Alan menekankan suara di setiap ejaan suku katanya.

" iya Arka" jawab Keyfa santai, kini giliran Keyfa menatap Alan dengan senyum manisnya dan hendak berbicara, "dia orang yang gue suka Al"

Nafas Alan seakan berhenti seketika mendengar pernyataan Keyfa barusan. Dadanya terasa panas hatinya terasa sakit, apa ia pantas diperlakukan seperti ini kedua kalinya oleh gadis yang ia sukai? Ekspresi Alan sendiri tiba-tiba berubah menjadi datar dan tak menyenangkan, hal itu membuat Keyfa mengernyitkan dahinya karena kebingungan dengan tingkah Alan yang menurutnya aneh.

"Al, lo Kenapa?" tanya Keyfa hati-hati.

"Gue gak kenapa-napa" jawab Alan sambil tersenyum.

Setelah sekian lama mereka berada di kantin terlihat Arka yang baru memasuki Kantin bersama Elisya, entah kenapa mereka bisa berbarengan, mungkin Elisya yang sengaja menemui Arka ke kelasnya atau mereka secara kebetulan bertemu di jalan, karena jika Arka yang datang menghampiri Elisya untuk mengajak pergi ke kantin bersama rasanya itu tidak mungkin.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang