Ku kira ini hanya mimpi buruk, tapi nyata nya aku memang berada pada kenyataan yang paling buruk
Keyfa Andrea
Revan keluar dari mobilnya, memasuki gerbang sekolah SMA Kartini, langkahnya yang terburu serta wajahnya yang terlihat tidak tenang, menunjukan sangat jelas raut kekhawatiran di wajah cowok itu.
"Keyfaa lo dimana sih? Lo mau buat gue dibunuh sama ayah hah?" ujar Revan pada dirinya sendiri.
Revan mendengus pelan, semakin khawatir, ia mengambil ponsel yang sedari tadi ada di saku celana belakang nya, hendak akan menghubungi Arka.
"Lo dimana?"
***
Raut wajah kecewa sangat jelas terterta di wajah Arka, ia pikir akan menemukan gadisnya itu di Roof Top, tetapi ia sama sekali tidak menemukan Keyfa disana.
Ponsel Arka berdering, menunjukan ada panggilan masuk, Arka mengambil ponselnya dari saku celana belakang kemudian melihat siapa yang memanggilnya, Arka menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia mengangkat panggilan itu.
"Gue di Roof Top" ujarnya pada seseorang di seberang sana.
Arka tidak bisa diam saja, hatinya menjadi semakin tidak tenang, ia memutuskan untuk kembali mencari Keyfa di tempat lain, cowok itu yakin, bahkan sangat yakin jika Keyfa masih ada di sekitar sekolah ini.
Arka menuruni setiap anak tangga dengan langkah cepat, entah kenapa ia semakin ingin menyusuri setiap ruangan dilantai ini, ia yakin bahwa Keyfa nya ada disini.
"Arka!!"
Terdengar suara dari belakang yang memanggil nama Arka, Arka mengernyit karena jelas ia mengenali suara yang memanggilnya itu, cowok itu berbalik ke arah belakang lalu sebuah pukulan keras tiba-tiba mendarat di pipinya, Arka mendongkak melihat Revan dengan wajahnya yang masih emosi.
"seharusnya gue gak percayain adek gue ke orang yang gak bisa jagain dia kayak lo!!"
Arka membelalak, emosinya sedikit terpancing, ia tidak takut melihat sisi lain dalam diri Revan ketika cowok itu sedang marah, "bang, gue rasa Keyfa gak akan ketemu kalo lo cuma bisa mukulin gue."
Revan tertawa sinis, "Adek gue gak akan ilang kalo lo sebagai pacarnya bisa jagain dia"
Sebuah hantaman keras kembali mendarat di wajah Arka, cairan berwarna merah kini mengalir lambat dari sudut bibirnya, pukulan Revan sangat keras.
"Kalo sampai adek gue kenapa-napa, gue gak akan maafin lo!" Ucap Revan penuh penekanan bahkan terdengar seperti sebuah ancaman.
Arka sebenarnya cukup terbawa emosi, namun sebisa mungkin ia selalu meredamnya, karena jika dia membalas apa yang di lakukan Revan padanya itu akan membuat keadaan lebih buruk, Arka juga tidak ingin Keyfa sampai sedih jika cewek itu mendengar pacar dan kakaknya berkelahi.
"Gue gak mau beran...."
Tok.....
Tok........
Ucapan Arka tiba-tiba terpotong, cowok itu mempertajam pendengarannya, memastikan apa yang di dengarnya barusan.
Revan mengernyitkan dahinya, heran dengan tingkah cowok dihadapannya itu.
"Kenapa lo?" tanya Revan sedikit melupakan tentang perkelahiannya barusan.
"lo denger?"
"Hah?"
"lo denger?"
"Hah?"
Arka berdecak pelan, "lo budeg?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From The Past
Teen FictionKeyfa tersenyum mengingatnya, masa kecilnya ia lewati dengan penuh warna. Arka selalu membawa kebahagiaan untuk Keyfa, namun Arka pergi ketika Keyfa menganggap Arka tidak akan pernah pergi meninggalkannya seperti yang lain. Satu hal yang Keyfa sadar...