19. Semuanya Cemas

244 26 8
                                    

Bel pulang sekolah kini telah berbunyi, satu persatu siswa di SMA Kartini telah berlalu untuk pulang, Arka, Nando dan Rangga berjalan bersama keluar dari kelasnya, Nando dan Rangga mengernyit melihat langkah Arka yang lebih cepat dari mereka, dan terlihat bahwa Arka sedang terburu-buru.

"Njirr kayak yang ketakutan banget ditinggalin angkot lo," komentar Nando melihat tingkah Arka. "santai napa jalannya"

"Ar kenapa sih, lo mau kemana?" tanya Rangga mencoba mengimbangi langkah Arka yang cepat, heran juga dengan tingkah sahabatnya itu, Rangga yakin ada yang tidak beres dengan Arka.

"Gue mau ke kelas Keyfa, tadi pas istirahat dia ngilang, gue harap dia udah balik, karena gue rasa Keyfa gak mungkin sengaja bolos" ujar Arka memberi penjelasan pada kedua sahabatnya itu.

Nando dan Rangga hanya mengangguk-nganggukan kepalanya sebagai respon.

"itu kan temen-temennya keyfa, si Dinda sama Rani kan tuh?" tanya Nando meyakinkan dengan mata yang menyipit menerawang memastikan bahwa kedua wanita yang tengah berlari ke arah mereka itu adalah sahabat Keyfa.

"ngapain mereka lari-lari?" komentar Rangga.

Langkah Dinda dan Rani semakin dekat menuju ke arah tempat Arka berdiri, Arka merasakan ada sesuatu yang tidak beres disana.

"Ar-arkaa, Arka ga-ga-gawat, pokoknya gawat" ujar Rani berbicara terbatah-batah ditambah dengan nafasnya yang tidak teratur, karena efek telah berlari-lari untuk menemui Arka.

Arka bingung bahkan semakin dibuat bingung, tiba-tiba ia teringat akan Keyfa, "Dimana Keyfa?"

"itu dia, Keyfa belum balik ke kelas sampai sekarang" ujar Dinda.

"sial" Arka mengumpat menahan amarah, "gue harus cari dia"

"kita semua cari Keyfa" ujar Nando menimpali.

Mereka berpencar mencari keberadaan Keyfa, kekhawatiran tiba-tiba menyelimuti perasaan mereka semua terutama Arka, ia sangat tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia berlari memasuki satu persatu ruang kelas yang sudah terlihat sepi, tidak ada kehidupan disana, SMA Kartini sangat luas, ruang kelas per angkatannya pun sangat banyak, ditambah ruangan masing-masing organisasi di SMA Kartini, tidak akan ada yang menyadari keberadaan Keyfa dimana, atau mungkin belum.

***

Saat ini Revan sedang duduk di ruangan pribadinya di Rumah Sakit, pikirannya masih tertuju pada seoarang gadis yang menjadi pasiennya tadi, ia jelas masih mengingat bagaimana senyumannya yang sangat manis, Revan justru merasa senang karena mungkin ia akan lebih sering bertemu dengannya, karena Revan lah dokter yang akan menangani gadis itu sejak hari ini.

Revan tersenyum miris mengingat gadis itu tidak bisa menggerakkan kedua kakinya dengan baik, Revan membayangkan pasti begitu sulit ia menjalani hari-harinya ketika melakukan segala aktivitasnya yang harus menggunakan kursi roda,

Ponsel Revan berdering menunjukan ada panggilan masuk dari seseorang yang sangat sangat sangat ia hormati.

Ayah sang TNI is calling...

Revan menghela nafas panjang lalu memposisikan tubuhnya yang sedari tadi bersender pada kursi menjadi tegak ketika akan mengangkat panggilan dari ayahnya itu.

Hallo yah.. udah kangen lagi ya sama Revan, wajar deh Revan kan emang ngangenin..

Ujar Revan dengan berani dan tanpa rasa malu berkata seperti itu pada ayahnya yang katanya galak, (bukan katanya lagi sih tapi emang galak)

Di seberang sana Nattan mendengus pelan mendengar ucapan Revan, heran kenapa anaknya yang satu itu sangat memiliki tingkat kepercayaan diri yang tingggi.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang