36. Best Friend

212 25 32
                                    

Persahabatan itu menerima, mendukung, menemani dan memaafkan, bukan saling melupakan ataupun meninggalkan.

Author yang so bijak

***

Rani menegang, ketika menerima tatapan intimidasi dari Nando. Tidak, bukan hanya dari Nando tapi semua orang disana mengikuti arah pandang Nando pada Rani.

It's time for you give up, Ran.

"Bisa lo jelasin ke kita semua?" tanya Nando lagi.

Rani membalas tatapan Nando dengan tatapan datar, keringat dingin mulai membasahi pelipis, telapak tangan atau mungkin seluruh tubuhnya.

Melihat Rani menegang seperti itu membuat Keyfa jadi tidak tega sendiri. "Apa sih, Ndo? Kok lo natap Rani gitu?" tanya Keyfa, dan hanya Keyfa yang berani bertanya seperti itu. Kehilangan ingatan pada saat kejadian itu benar-benar membuat Keyfa tidak mengerti akan situasi apa yang sebenarnya terjadi.

Dan Dinda, dia mungkin sudah mengerti kemana dan bagaimana maksud dari bertanya Nando barusan, mata Dinda membulat sempurna. Tidak percaya jika Rani yang merencanakan itu semua.

Gak mungkin Rani, dia gak mungkin tega ngelakuin itu sama sahabatnya sendiri.

"Ndo, lo serius? Lo jangan asak nud-- lo punya bukti?" tanya Dinda gelagapan karena masih sangat terkejut akan fakta yang telah ia pahami.

"Gue serius. Gue, Rangga bahkan Arka kita semua udah tau bahwa pelakunya itu Rani. Kita punya bukti kalo Rani nyuruh adik kelas buat ngurung Keyfa di perpus 2."

Keyfa membulatkan matanya sempurna, pada saat itu ia masih ingat jika ada adik kelas yang memintanya untuk masuk ke perpus 2, tempat dimana waktu itu ia dikurung. Tapi jelas Keyfa tidak akan mudah percaya dengan hal ini.

"Ndo, gak mungkin Rani. Mana mungkin dia nyakitin sahabatnya sendiri. Iya kan Ran?" Keyfa menatap Rani, berharap bahwa yang di katakan Nando itu sepenuhnya salah.

Sedangkan Rani hanya memasang wajah datar, namun terlihat jelas dari tatapan mata nya bahwa ia ketakutan, keringat yang bercucuran di pelipisnya pun semakin membuktikan.

Arka menatap Keyfa sedikit tidak tega jika ia mengetahui telah di khianati oleh sahabatnya sendiri, namun Arka tetap harus memberitahukannya pada Keyfa, demi kebaikan Keyfa sendiri.

"Nando bener, Rani yang nyuruh orang buat ngurung Keyfa." ucap Arka datar, ia menatap Keyfa lekat.

Keyfa kembali membalalak, masih tidak percaya tapi itulah kenyataannya, mencoba mengelak namun tidak bisa, hati nya sakit, benar-benar sakit. Sahabat yang ia sayangi berhasil mengkhianatinya.

"Ran .. Lo bisa bilang ke kita semua ini gak bener, kan?" mata Keyfa yang mulai memanas dan berhasil menampung cairan bening di matanya memberanikan menatap Rani, meminta penjelasan dari sahabatnya itu.

Sedangkan yang di tatap hanya diam menatap Keyfa dengan perasaan yang sangat sangat merasa bersalah, tidak seharusnya ia menyakiti teman sebaik Keyfa. Tidak seharusnya ia menghilangkan kepercayaan teman setulus Keyfa.

"Benar, Key. Mereka semua benar. Gue minta maaf." cairan bening berhasil lolos dari mata Rani. "Lo boleh benci gue, lo boleh jauhin gue, gue gak pantas lagi temenan sama lo." Rani menunduk membiarkan isak tangisnya semakin jatuh.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang