21. Ada yang aneh

225 24 1
                                    

Bahkan dalam setiap waktu hatiku selalu menyadari bahwa kamu selalu menjadi yang paling berarti

Arka Fernandito

"Ar....ka?"

Arka membelalak, ia melihat Keyfa dengan wajah yang penuh terbasahi oleh air mata, mata gadis itu menatap wajah Arka sambil tersenyum diiringi air mata yang masih saja jatuh dari pipinya, entah kenapa Arka merasa sakit ketika melihat sorot mata Keyfa yang menyimpan kesedihan dan ketakutan, disertai dengan butiran air mata yang telah siap jatuh pada pipinya, wajah Keyfa pucat pasi, dapat Arka rasakan bahwa Keyfa sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja sekarang. Arka menghampiri Keyfa, memeluk tubuh gadis itu dengan erat, mengusap-ngusap belakang kepalanya pelan, Arka merasakan sesuatu yang sangat sakit di hatinya, sepertinya ia dapat merasakan sakit yang di alami oleh kekasihnya.

"Arka aku takut" lirih Keyfa pelan dalam nafasnya yang terburu dan juga dengan wajah yang masih bersandar di dada bidang cowok itu.

Arka melepaskan pelukannya, ia menatap Keyfa lekat, kedua tangannya menangkup pipi Keyfa lalu mengusap air matanya secara perlahan.

"Sekarang jangan takut lagi, udah ada aku kan?" ucapnya meyakinkan Keyfa dan mengeluarkan senyum manisnya untuk memberikan ketenangan pada diri Keyfa, meskipun dalam hatinya ada amarah yang masih terpendam rapi melihat kekasihnya di perlakukan seperti ini.

Keyfa mengangguk pelan, ia bergerak memeluk Arka kembali, menyenderkan kembali kepalanya di dada bidang cowok itu, berusaha untuk mendapatkan ketenangan lagi seperti sebelumnya ia berada di dalam pelukan cowok itu.

Kepalanya sakit, Keyfa semakin tidak berdaya menahan lagi tubuhnya untuk tetap berdiri tegak dalam pelukan Arka, tubuhnya sangat lemas sama sekali tidak bertenaga. Keyfa tidak sadarkan diri, tubuhnya hampir saja jatuh ke bawah jika saja Arka tidak sigap menahannya.

***

Nando, Rangga, Dinda dan juga Rani bergegas menuju Rumah Sakit setelah diberitahukan mengenai kondisi Keyfa oleh Arka, mereka sangat khawatir akan kondisi Keyfa, apalagi Dinda dan Rani, kedua gadis itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.

"aduuhh gue gak bisa tenang mikirin Key, Din" keluh Rani pada Dinda

"Lo pikir gue engga? Siapapun yang udah ngelakuin itu sama Keyfa pasti bakal gue bales" Ujar Dinda menahan kekesalannya sedari tadi. Tentu saja Dinda tidak terima Keyfa di kurung di tempat sepi seperti itu, bahkan sampai Keyfa tidak sadarkan diri, demi apapun Dinda akan memberikan pelajaran pada orang yang sudah membuat Keyfa celaka.

"Udah kalian berdua tenang dulu, lebih baik kita sama-sama berdo'a buat Keyfa" Ujar Rangga mencoba menenangkan Rani dan Dinda.

"gue gak habis pikir, apa coba maksud tuh orang buat ngurung Keyfa kayak tadi?" timpal Nando dengan raut wajah bingungnya, "emang Keyfa pernah punya musuh?"

Dinda dan Rani mengernyitkan dahinya secara bersamaan, "Setau gue engga deh, Keyfa kan anak baik-baik" ujar Dinda.

"Aneh aja gitu sampe ada orang yang berbuat gini sama Keyfa, dia pasti syok banget kalo sampe pingsan gitu" ujar Rangga menanggapi.

"kita harus cari tau siapa yang ngelakuin ini sama Keyfa, Ran" usul Dinda.

"ya gue sih gimana lo aja, emang lo yakin tu pelaku bakal ketemu?"

"udah-udah nanti kita pikirin itu lagi, sekarang kita udah nyampe Rumah Sakit, sebaiknya kita liat keadaan Keyfa sekarang" ujar Rangga memberikan usul terbaiknya.

Rangga, Nando, Dinda dan juga Rani keluar dari mobil Nando setelah mobil itu terparkir di parkiran Rumah sakit yang cukup besar, Mereka berjalan memasuki Rumah Sakit dengan langkah cepat, karena tentunya mereka sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana kondisi Keyfa saat ini.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang