38. Never Leave her

216 22 23
                                    

SETELAH sampai di sekolah bersama sang kekasih keyfa langsung saja menuju ke loker nya untuk mengambil baju olah raga, karena hari ini pelajaran pertama yang akan Keyfa jalani adalah pelajaran olah raga bersama guru paling tampan di sekolah ini, siapa yang tidak akan bersemangat dengan guru olahraga yang tampan, kalau kata Dinda Pak Brian itu memiliki kadar ketampanan yang melebihi batas kewajaran dan itu tidak termaafkan.

"Sekarang kalian lari 10 keliling .. " ujar Pak Brian yang merupakan guru olahraga tertampan itu.

What the hell, pagi-pagi udah langsung lari keliling lapangan 10 kali. Di kira lapangan ini kecil apa, ganteng-ganteng tapi gak berbelas kasih. Keyfa merutuk dalam hati.

Suara keluhan terdengar dari semua siswa yang ada di sana. "Gak salah Pak? Ini lapangan gede banget." seru Ray, sang ketua kelas.

Bener Ray, protes aja tuh si bapak.

"Saya gak nyuruh kalian buat lari maraton, lari biasa aja udah cukup, pelan-pelan saja. Ini hanya untuk pemanasan." ujar Pak Brian lagi.

Pemanasan? Lari 10 keliling di lapangan super gede dibilangnya pemanasan?

Serempak mereka semua lari meski terus saja mengeluh, namun tetap di jalani. Karena mengeluh bukan pilihan terbaik, mengeluh hanya akan membuat sesuatu yang kita lakukan terasa lebih berat, lebih sulit.

Tapi dari tadi Keyfa gencar mengeluarkan keluhannya.

Setelah selesai berlari 10 keliling. Seperti yang di perintahkan Pak Brian, mereka langsung saja duduk di lapangan dengan lemas, dan juga nafas yang terengah-engah, keringat membanjiri sekujur tubuh.

Tapi Kelas Keyfa merupakan kelas beruntung yang mendapat bagian olahraga di pagi hari, tidak seperti kelas lain yang mulai olahraga saat matahari sudah berada di atas kepala. Karena jika seperti itu semuanya akan terasa semakin sulit. Semakin lelah. Semakin capek.

Ah iya Arka juga hari ini olahraga.

Keyfa mendongkak melihat kelas Arka, namun mata nya membulat sempurna ketika melihat Arka yang menatap ke arahnya. Dan... Sedang memperhatikannya.

Jadi dari tadi Arka liatin gue lari?

Oh.My.God. Mana wajah lelah gue dari tadi gak ke kontrol lagi. Astaga gue malu.

Keyfa dengen cepat segera menutupi pipi dengan kedua tangannya. Ia sangat malu.

Keyfa kembali mendongkak, melihat lagi ke arah Arka yang tengah mengeluarkan senyum mempesona untuknya.

Tentu saja Keyfa terpesona.

Apa kelas Arka lagi ada jam kosong? Kok dia gak belajar.

Keyfa membalas senyum Arka cukup manis namun ia tidak bisa mengeluarkan senyum sangat manis andalannya, karena lelah dan malu sedang menguasai dirinya saat ini.

Arka terlihat mengeluarkan ponselnya, seperti sedang mengetikkan sesuatu di sana.

Lalu Arka menatap Keyfa sambil melambaikan tangannya, lalu berbalik melangkah kembali ke kelasnya.

Ponsel Keyfa bergetar di saku celana olahraga nya, Keyfa segera melihat pesan masuk di ponselnya.

Sudut bibir Keyfa tertarik ke atas ketika membaca pesan via sms itu.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang