13. Arka Cemburu?

262 47 5
                                    

Hal yang paling menyakitkan buat di lakukan adalah menahan rasa cemburu

Arka Fernandito

Ekspresi Arka berubah menjadi datar dan tak bisa dijabarkan namun dapat terlihat dari sorot matanya yang tidak suka akan kehadiran Alan.

"Ciee ada yang dapat perhatian nih" ujar Rangga meledek dengan mata yang di arahkan kepada Keyfa.

"Apaan sih ga, dia cuma temen" jelas Keyfa dengan keringat dingin yang mulai membasahi tepat pada pelipisnya karena merasa tidak enak dengan Arka dan takut Arka akan menganggap bahwa Keyfa memiliki hubungan special dengan Alan.

Keyfa menatap Arka, sedangkan yang di tatap justru masih mempertahankan ekspresi datarnya. "Gue pergi dulu" ujar Arka mengubah posisi duduknya menjadi berdiri lalu kemudian pergi meninggalkan Keyfa,Elisya,Nando dan Rangga disana.

"Ka lo mau kemana?" tanya Nando yang hanya dapat pengabaian dari Arka, laki-laki itu terus berjalan dengan langkahnya yang cepat berjalan keluar dari kantin.

"Aneh banget tuh orang" ujar Nando

"Aneh banget kak Arka" ujar Elisya sedikit heran dengan tingkah Arka yang cukup aneh menurutnya.

"Aelahhh El. Kakak lo emang dari dulu juga aneh kali" ujar Rangga dengan kekehan pelannya.

"Gue juga pergi dulu. Mau nyusul Arka" pamit Keyfa dengan langkah terburu untuk menyusul Arka.

Nando mendengus pelan, "orang-orang pada kenapa ya hari ini" ucapnya berbicara sendiri, "pada aneh banget tingkahnya, kalo udah kayak gini tuh gue jadi pengen makan bengbeng tau gak"

"Apa hubungannya sama bengbeng?" tanya Elisya penasaran.

"Pengen aja, oh iya kalo kamu mau jajan bengbeng belinya yang dingin aja ya biar kita gak lantas pisah hanya gara-gara makan bengbeng" ujar Nando dengan nada bicara yang menirukan suatu iklan makanan di tv.

"Ih gaje banget sih lo kak" Elisya bergidik ngeri karena mendengar celotehan Nando barusan.

"Gue kayak gini cuma sama lo aja kok El" ujar Nando cukup serius sambil menatap mata Elisya lekat membuat wajah Elisya berubah menjadi sedikit merah seketika mendengar ucapan Nando barusan.

"Gombal" ujar Elisya sambil mencoba menetralisir hati dan pikiranya karena telah mendengar gombalan Nando yang menurutnya cukup berhasil.

***

Arka keluar dari arah kantin dengan langkah terburu menuju ke arah Roof Top sekolahnya, tempat itu merupakan tempat favorit Arka untuk sekedar melepas penat atau bahkan sebagai tempat penenang ketika ia sedih.

Dengan langkah cepat dan semakin cepat Arka menaiki beberapa anak tangga agar bisa sampai di tempat ternyamannya di SMA Kartini, Arka mengedarkan pandangannya kesegala arah di Roof top itu mencoba mencari ketenangan yang sedari tadi tidak ia temukan.

Hati dan pikirannya terasa di porak porandakan oleh seseorang, pikirannya kalut, emosi nya membuncah namun tak dapat di salurkan, rasa takut di hatinya seketika menjalar hampir ke semua bagian tubuhnya, tentu saja yang Arka takutkan adalah sesuatu yang berhubungan dengan Keyfa, Arka telah terlalu lama diam, namun sekarang Arka menyadari ketika ia diam pasti akan ada orang lain yang berjalan ke arah Keyfa untuk mendahuluinya. Bergerak? Itulah satu-satunya pilihan yang Arka punya jika ia tidak ingin kehilangan Keyfa untuk kedua kalinya.

***

Keyfa yang hendak menyusul Arka sedikit kebingungan karena tidak tau kemana Arka pergi. "Eh lo liat Arka lewat gak?" tanya nya pada salah satu siswa laki-laki yang sepertinya akan berjalan ke arah kantin.

"Tadi sih gue liat dia di lantai 4 tapi pas udah itu dia naik tangga lagi, kayaknya dia mau ke Roof Top deh" ujarnya.

"Roof Top?" tanya Keyfa lagi untuk memastikan.

"Iya Roof Top" jawabnya yang langsung di sahut cepat oleh Keyfa, "oke makasih gue duluan" ujar Keyfa setengah berlari dan dibalas dengan anggukan bingung oleh sang pemberi informasi.

Keyfa berlalu menuju Roof Top untuk menemui Arka disana, dia menaiki tangga satu persatu dengan langkah terburu.

"Arka" panggilnya setelah sampai di Roof Top, lalu kemudian Arka menoleh kearah Keyfa dengan wajah yang terlihat kelelahan dan keringat yang kian sempurna membasahi pelipis gadis itu.

"Arka lo ngapain disini?" tanya Keyfa penasaran dengan nafas yang tidak teratur.

"Seharusnya pertanyaan itu keluar dari mulut gue"

"Gue ngikutin lo makanya gue kesini"

Arka mendengus pelan lalu kemudian menjawab ucapan Keyfa, "mau apa lo ngikutin gue?" tanya Arka dengan tatapan tajam namun terlihat sendu di mata Keyfa.

"Alan itu temen masa kecil gue"

Arka terkejut seketika mendengar penjelasan Keyfa mengenai Alan barusan, "Temen masa kecil?" tanya Arka memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

"Iya dia temen masa kecil gue tapi saat masih kecil gue selalu bersikap buruk sama dia"

"Maksud lo dengan bersikap buruk?" tanya Arka hati-hati.

"Gue selalu mengabaikan dia waktu kecil, saat dia pengen main bareng sama gue dan temen gue yang satunya, tapi gue selalu aja gamau, gue terlalu menikmati saat saat gue dan temen gue sama-sama dan gue gak ingin ada yang ganggu kita, itu alesan gue masa kecil Alan jadi gak punya teman sampe dia harus pindah rumah" jelas Keyfa panjang lebar membuat Arka menyadari suatu hal.

Ya. Tentu saja Arka telah menyadari siapa Alan, Alan adalah teman masa kecilnya juga, saat mereka masih kecil Alan selalu saja ingin bermain bersamanya dan Keyfa tapi selalu saja penolakan yang Alan dapatkan dari Keyfa, bahkan saat mereka masih kecil perhatian perhatian dari Alan sudah ditunjukan kepada Keyfa hal itu jelas membuatnya takut kehilangan Keyfa apalagi belakangan ini Alan dan Keyfa terlihat sudah mulai dekat.

"Arka lo dengerin gue kan?" tanya Keyfa membuyarkan lamunan Arka.

"Gue denger" ujar Arka dingin.

Arka rasa ia tidak bisa diam lebih lama lagi, ia sudah ingin mengatakan perasaannya pada Keyfa. Ia sudah ingin melabuhkan hatinya pada gadis yang ia sayangi itu, ia sudah ingin menjaga Keyfa sepenuh hati, jiwa dan raga secara terang-terangan tanpa harus berjauhan, Arka sudah ingin Keyfa mengetahui bahwa Arka menyayanginya.

"Arka lo belum jawab pertanyaan gue, ngapain lo kesini?"

Mendengar pertanyaan Keyfa barusan Arka melangkahkan kakinya menuju kearah yang lebih dekat dengan Keyfa sehingga membuat jarak diantara mereka hanya tersisa beberapa centi saja, mata teduh Arka menatap Keyfa lekat tanpa berkedip sedikitpun seolah takut gadis dihadapannya ini akan hilang ketika ia mengedipkan matanya.

Keyfa seperti membeku seketika melihat tatapan Arka yang sangat dalam dengan posisi yang begitu dekat dan hal itu membuat Keyfa sangat gugup apalagi Arka terlihat sangat mempesona dengan tatapannya itu.

Arka masih tak bergeming, posisi diantara mereka masih sama seperti tadi, keheningan terjadi untuk beberapa saat sebelum akhirnya Keyfa membuka suaranya kembali, "Alan.." hanya itu kata yang terucap dari mulut Keyfa seakan akan dibuat untuk menormalkan detakan jantung yang kian lama kian cepat.

"Gue gak bisa nahan buat gak cemburu sama lo"

***

TBC.

See u next part.

Thank You.
Salam Author💞 dan maaf agak digantung:v

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang