34. Pelaku

235 27 25
                                    

Arka membaringkan tubuhnya di atas kasur, mata Arka menerawang menatap langit-langit kamar, namun pikirannya sedang berjalan-jalan memikirkan permasalahan lain yang di rasa datang tiba-tiba.

Berawal dari Revan yang menentang hubungannya dengan Keyfa, tanpa alasan dan bahkan sampai saat ini belum di ketahui alasan Revan bersikap seperti itu. Lalu, tentang teror super gak jelas namun menyeramkan pada Keyfa, dan sekarang, ucapan ayahnya ternyata tidak main-main, Arka akan benar-benar di jodohkan dengan gadis yang tidak ia cintai sama sekali, rasa cinta nya pada Renata sudah hancur berkeping-keping lalu terbang terbawa angin sehingga kepingan bernamakan cinta itu terpisah di berbagai tempat yang berbeda, dan jika sudah seperti itu akan lebih susah untuk menyatukan nya kembali, bukan?

Bahkan, permasalahan Raka yang terpaksa mengubur dalam-dalam cita-cita nya untuk menjadi seorang dokter yang hanya beberapa langkah lagi pun cukup menyita pikirannya, Arka tidak bisa membayangkan betapa hancurnya Raka karena Raka pasti sangat terpukul, menjadi penerus perusahaan tidaklah termasuk ke dalam agenda hidupnya. Ah, benar-benar, ayahnya telah menghancurkan kebahagiaan yang telah di bangun perlahan-lahan oleh Arka dan Raka.

Ponsel Arka berdering cukup kencang, menampilkan panggilan yang tersambung padanya, Arka mengernyit ketika melihat siapa yang menelpon nya.

Ngapain si Nando nelpon gue malem-malem gini?

Arka segera mengangkat panggilan dari sahabatnya itu.

"Apaan?" tanya Arka tampa basa-basi, pasalnya pikiran Arka sedang kacau dan bertambah kacau lagi ketika Nando menelponnya.

Awas aja kalo gak penting, gue habisin ni anak besok di sekolah.

"Lagi apa lo, Ar? Gue ganggu gak?"

Arka mendengus, "Lo nelpon gue cuma buat nanya gue lagi apa? Gak ada pertanyaan yang lebih bermutu gitu yang keluar dari mulut lo, Ndo? Gue lagi Nafas." Geram Arka.

"Wiiih, bercanda, boss. Lo emosian, kenapa sih?"

"Lo sebenarnya nelpon gue mau apa sih, kalo gak penting gue tutup!!" gerutu Arka yang mulai habis kesabaran.

"Eh eh eh, jangan dulu, gue mau nyampein sesuatu sama lo dan ini penting."

Arka mengernyit ketika mendengar suara Nando yang mulai serius, "Ada apaan?"

"Tuh kan. Penasaran juga kan lo. Jadi gue sama Rangga tadi udah mati-matian ngebujuk Pak Imam sampe gue terpaksa harus taktir Pak Imam makan selama seminggu buat liatin ke kita rekaman CCTV di hari Keyfa hilang dan lo nemuin dia di perpus dua itu, gue udah tau siapa yang ngejebak Keyfa, Ar."

Arka membelalak, "S--serius lo?"

"Lo pikir gue becanda? Terus buat apa gue traktir Pak Imam makan selama seminggu kalo cuma buat becandaan doang, lo kok jadi bego sih."

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang