30. Tinggalin?

197 25 9
                                    

Saat kita berdua ingin bertahan agar tak terpisahkan, saat kita ingin selalu bersama dengan perasaan yang selalu terjaga. Dan saat kita mulai bertekad untuk kuat, akan kah kita akan tetap kuat? Saat kita bertekad untuk bersama, akankah kita selalu bersama? Namun, saat orang lain bertekad memisahkan kita, akankah kita rapuh lalu menyerah? Akankah cinta seperti itu?

***

"Tinggalin adek gue, lepasin Keyfa"

Arka membelalak tak percaya dengan ucapan Revan barusan, Arka harap ia salah dengar.

"Maksud lo?" tanya Arka memastikan jika pendengarannya itu salah.

"Sorry Ar, tapi lebih baik mulai dari sekarang lo mulai menjauh dari kehidupan adek gue"

Arka terkekeh merasa lucu dengan ucapan Revan yang tak masuk akal menurutnya, "Lo kenapa sih? Apa karena lo mabuk jadi ucapan lo aneh kayak gitu?"

"Gue serius."

"Gue juga serius."

"Apa alasan lo ngomong kayak gitu?"

"Gue gak mau adek gue sakit hati nanti."

Arka mengernyit, semakin tidak mengerti dengan ucapan Revan, "Gue gak bakal nyakitin keyfa, bang. Lo ngeraguin perasaan gue sama Keyfa?"

Raka tertawa sinis, "Lo bisa bilang kayak gitu sekarang, tapi setelah lo tau kekurangan dia, mungkin lo bakal ninggalin Keyfa, dan gue gak mau itu terjadi."

"Apa sebegitu rendahnya perasaan gue ini di mata lo? Segitu gak berarti nya perasaan gue buat Keyfa sampe lo ngomong kayak gitu?"

"Gue hanya takut."

Arka mulai kesal sendiri dengan ucapan-ucapan Revan, "Langsung aja lo jelasin sama gue. Apa yang terjadi?"

Bukannya menjelaskan kepada Arka, Revan justru malah bangkit dari tempat duduknya, hendak pergi dari cafe itu.

Arka mendongkak melihat Revan berdiri dan hendak pergi, "Lo mau kemana?"

"Pikirkan lagi ucapan gue. Gue gak mau adek gue ataupun lo tersiksa nantinya." ujar Revan datar.

Setelah Revan berlalu, kini hanya ada Arka yang terus saja menebak-nebak mengenai apa yang terjadi hingga Revan berbicara seperti itu.

Waktu menunjukan pukul 08.00 malam, Arka memutuskan untuk pergi ke rumah Keyfa, memastikan bahwa keadaan kekasihnya itu baik-baik saja. Ia tidak peduli resiko apa yang ia ambil ketika Adi tau bahwa Arka pergi menemui Keyfa. Demi Keyfa, Arka siap menanggung semuanya.

Arka mengeluarkan ponselnya, mencari kontak Keyfa, menekan tombol berwarna hijau lalu menempelkan ponselnya di telinga.

Arka lagi-lagi tersenyum getir, sepertinya Keyfa masih tidak mau menjawab panggilannya.

Dengan sedikit terburu, Arka segera keluar dari cafe itu menuju ke parkiran, tanpa membuang waktu lebih banyak, Arka melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang