Saat takdir mengeluarkan kisahnya, entah itu kisah yang baik atau pun buruk yang bisa kita lakukan hanya menerima dan berharap semuanya akan lebih baik lagi.
***
REVAN melamun di ruangannya, pikirannya melayang-layang entah kemana, dan entah kenapa ia merasakan kegelisahan yang luar biasa, ia bingung mengenai apa yang seharusnya ia lakukan. Apa dengan menyembunyikan keadaan Keyfa yang sebenarnya pada semua orang adalah suatu keputusan yang benar?
Revan belum siap dan ia hanya tidak ingin melihat air mata yang keluar dari mata adik dan juga ayahnya.
Namun, cepat atau lambat kebenarannya pasti akan terungkap, karena ia sendiri pun tentu tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi.
Akhir-akhir ini pikirannya terpusat hanya pada satu orang, yaitu adiknya, ia tidak sempat bahkan untuk memikirkan pasien-pasiennya.
Revan mengusap wajah frustasi. Permasalahan ini bukanlah permasalahan yang kecil dan ia bingung harus melakukan apa.
Suatu keputusan yang teramat sangat sulit diambil namun tetap ia pilih.
Ya, Revan akan segera memberitahukan hal ini pada ayahnya.
Namun, jauh didalam lubuk hatinya dia sangat berharap ayahnya dapat menerima dengan lapang dada atas semua yang terjadi pada adiknya karena inilah garis takdir yang dimiliki oleh Keyfa.
Meskipun Revan sendiri masih belum percaya atas apa yang telah terjadi karena semuanya begitu mengejutkan, ketakutannya benar-benar terjadi kali ini.
Tok Tok Tok
Revan mendongkak mendengar suara bunyi ketukan pintu. Ya, Iya rasa itu adalah pasiennya yang sudah memiliki janji pemeriksaan hari ini.
Revan bangkit dari kursinya, berjalan untuk membuka pintu.
Revan cukup terkejut ketika melihat Renata dan ibunya kini berada di hadapannya.
Revan kembali mengingat, dan hari ini memang jadwal Renata untuk menjalani pemeriksaan.
Ya Tuhan, bagaimana aku bisa lupa.
Masalah pribadinya benar-benar telah membuat Revan melupakan segala hal.
Ah, ia merasa tidak menjalankan tugas dengan profesional.
Revan tersenyum manis pada Renata dan juga ibunya, Mila.
"Silakan masuk." ujar Revan.
Mila dan Renata tersenyum, mereka Langsung saja memasuki ruangan Revan.
Mila menyapa Revan, "Apa kabar Dokter?"
Revan tersenyum lalu mengangguk sopan, "Kabar baik, Mrs.Mila. bagaimana dengan anda?"
Mila tersenyum, "Fine, Dokter."
Renata merasakan sesuatu hal yang berbeda ketika ia melihat Revan, sekelibat bayangan mengenai Kejadian beberapa hari yang lalu ketika Revan memeluknya tiba-tiba memasuki pikirannya tanpa permisi.
Renata tidak tahu bagaimana ia harus bersikap sekarang, yang bisa ia lakukan hanya tersenyum ramah pada Revan.
Renata seketika berfikir, apa Revan tidak merasakan kecanggungan yang sama seperti apa yang ia rasakan ketika mengingat kejadian itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From The Past
Teen FictionKeyfa tersenyum mengingatnya, masa kecilnya ia lewati dengan penuh warna. Arka selalu membawa kebahagiaan untuk Keyfa, namun Arka pergi ketika Keyfa menganggap Arka tidak akan pernah pergi meninggalkannya seperti yang lain. Satu hal yang Keyfa sadar...