47. Already Know

186 17 5
                                    

Ternyata ada yang lebih sakit dari sebuah pengharapan yang tidak menjadi nyata, yaitu kenyataan bahwa semuanya tidak cukup mudah untuk tetap baik-baik saja

Keyfa Andrea

***

Hari yang paling ditakuti oleh Keyfa akhirnya datang juga dengan sendirinya. Tanpa bisa di halang-halangi, bahkan jika Keyfa menangis darah pun itu tidak akan mengubah apapun, hari ini akan tetap datang.

Ya, tentu saja Keyfa paham betul bahwa hari ini pasti akan datang, Keyfa tidak seharusnya menghindari hari ini dengan bolos sekolah. Seperti rencananya tadi pagi.

Bolos sekolah di hari Ujian Nasional? Yang benar saja.

Masalah tidak akan selesai jika di hindari, itu hanya akan menjadikan diri kita seperti pengecut. Menghadapi apapun yang terjadi, Sepertinya hanya itu pilihan terbaik.

Tapi, di balik itu semua, Keyfa hanya takut, jika ia tidak bisa melewati hari ini dengan baik. Berbagai macam ketakutan muncul di benak Keyfa. Bahkan, ia seperti telah menyusun daftaran tentang apa saja kemungkinan yang akan terjadi saat ujian nanti. Dan mungkin ia harus mulai menyiapkan mental dan ketabahannya sejak detik ini.

"Key, kamu sudah siap, Nak?" tanya Nattan memulai pembicaraan saat baru saja ia datang ke meja makan untuk sarapan bersama.

Keyfa menggeleng, lalu tersenyum tipis, Revan pun ikut memperhatikan.

"Kenapa?" tanya Nattan hati-hati, meskipun ia sendiri sudah tahu apa yang membuat Keyfa gelisah.

"Keyfa hanya takut." jawab Keyfa yang langsung menundukan kepalanya.

Mendengar pernyataan itu hati Nattan dan juga Revan sangat sakit, sakit karena mereka tidak bisa mencegah ketakutan itu, sakit karena mereka tidak berguna dan belum mampu melakukan apa-apa.

"Kamu gak seharusnya takut kayak gitu." timpal Revan tanpa menatap wajah Keyfa.

Keyfa memandangnya, menunggu Revan yang sepertinya akan melanjutkan ucapannya.

Yang di pandang tidak balik memandang Keyfa, memandang Keyfa dan melihat sorot mata sedihnya hanya akan membuat dirinya ikut rapuh saja.

"Abang sama Ayah selalu dukung kamu, kamu gak sendiri. Apapun yang terjadi kamu jangan jadi pengecut. Adek abang gak mungkin kalah sebelum berperang kan?"

"Abang kamu benar, Key. Kamu gak seharusnya takut, karena di mata ayah kamu akan selalu jadi pemenang." Nattan tersenyum menatap Keyfa.

Keyfa membalas senyum Nattan, ia mencoba untuk tetap tenang, dan seperti kata Ayah dan Kakaknya, Keyfa tidak pernah sendiri. Dan sekarang, Keyfa hanya penasaran.

"Sebenarnya aku kenapa?" tanya Keyfa menatap Nattan dan Revan bergantian untuk menunggu jawaban.

"Apa maksud kamu, Key?" Nattan balik bertanya, meskipun ia tahu maksud pertanyaan Keyfa tapi ia belum siap memberitahukan Keyfa sekarang, ia belum siap jika kondisi Keyfa akan semakin parah.

"Aku kenapa? Kenapa aku gak seperti dulu yah? Apa semuanya gak ada alasan? Aku jadi orang yang paling bodoh di sekolah pun itu gak ada alasan?"

Nattan menghela nafas beratnya, pertanyaan itu sungguh berat baginya.

"Key, kamu gak kenapa-napa. Udah, sekarang kamu habisin sarapan kamu, jangan mikir yang aneh-aneh." Revan mencoba mengakhiri pembahasan yang berbahaya itu.

Love From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang